Cerebrovit Xcel, multivitamin remaja, anak cerdas & xcelbrain
Bagi saya mendampingi anak dalam belajar adalah sesuatu yang
menyenangkan. Apalagi anak yang kita dampingi
adalah anak kelas 2 SD yang usianya belum genap 8 tahun. Sungguh diperlukan kesabaran dan ketelatenan untuk
menghadapinya.
Saya tidak pernah memaksa anak saya untuk bersekolah sebelum waktunya. Umur 4 tahun dia sudah minta sekolah TK. Lantas saya pun mencobanya memasukkan ke TK. Awalnya banyak kesulitan yang saya hadapi. Apalagi guru kelasnya kadang mengeluhkan jika anak saya tergolong anak yang lambat menangkap pelajaran di banding teman-temannya. Namun saya tetap menanggapinya sebagai hal biasa, karena mengingat usianya yang masih kecil, saya rasa itu hal yang wajar.
Sesering mungkin saya berkomunikasi dengan guru kelas, walau
hanya sekedar memantau perkembangan kemampuan anak saya di sekolah. Saya tak pernah memaksa anak saya untuk
menjadi anak yang pandai di kelasnya. Saya
yakin, setiap anak yang lahir ke dunia ini pasti membawa talenta
masing-masing. Andai dia kurang mampu
pada bidang pelajaran, pasti dia mempunyai keahlian di bidang lain. Dan sebagai orang tua kita harus jeli melihat
hal ini sedini mungkin.
Lambat laun anak saya mulai beradaptasi dengan lingkungan di
sekolahnya. Meski tergolong agak lambat,
tetapi akhirnya dia bisa mengikuti semua pelajaran di sekolahnya. Bahkan di saat memasuki TK B, dia tergolong
anak yang pandai, tulisannya mulai bagus, bisa mewarnai dengan rapi bahkan
dapat menyanyikan lagu sesuai dengan irama musik yang mengiringinya. Itulah kadang dia mendapat kesempatan dari
sekolah untuk mengikuti beberapa perlombaan.
Setelah lulus dari TK, anak saya bersemangat melanjutkan ke
SD. Walau usianya belum genap 6 tahun
tapi saya yakin dia pasti bisa. Meski ketika
mendaftar beberapa guru sempat meragukan kemampuannya. Akhirnya saya mengadakan perjanjian dengan
guru SD tempat saya
mendaftarkannya. Jika suatu saat anak
saya tidak bisa mengikuti semua mata pelajaran di sekolah, saya bersedia anak
saya tidak dinaikkan ke jenjang berikutnya.
Saya tidak mempunyai ambisi untuk memasukkan anak saya ke
sekolah bertaraf internasional atau sekolah-sekolah lainnya yang sangat lengkap
fasilitasnya dengan biaya yang cukup
mahal. Bagi saya, sekolah negeri pun
juga sama bagusnya, asalkan orang tua ikut berperan aktif dalam mendampingi
pendidikannya, saya yakin anak akan mempunyai kemampuan yang sama bagusnya
dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah internasional.
Terus terang saya merasa kasihan melihat seorang anak yang
bersekolah karena tuntutan orang tuanya.
Dengan alasan supaya anaknya pandai, akhirnya orang tua memasukkan
anaknya di sekolah khusus yang fasilitasnya serba lengkap, dan biayanya cukup
mahal, sementara sang anak tidak mampu mengikuti aturan main dari sekolah
tersebut. Akhirnya yang ada, prestasi anak tersebut semakin menurun, anak
jadi tidak semangat belajar bahkan bersekolah.
Ujung-ujungnya pasti mengecewakan orang tua.
Pendidikan anak bagi saya sangat penting. Bukan berarti, ketika kita memasukkan buah
hati ke sekolah negeri sama halnya tidak mengutamakan pendidikan anak. Justru saya ingin membuktikan bahwa sekolah
negeri pun tidak kalah bagusnya dengan sekolah-sekolah lain yang fasilitas dan
sarana pendidikannya serba lengkap. Saya
pun sudah membuktikannya.
Tahun pertama anak saya memasuki bangku SD sungguh menguras tenaga saya. Artinya saya harus ekstra sabar menghadapinya. Kejadian serupa seperti saat dia masih duduk di bangku TK kembali saya alami walau dengan alasan yang agak berbeda. Guru kelasnya mengeluhkan anak saya yang masih cengeng, suka main sendiri bila guru menjelaskan di papan tulis. Namun pada prinsipnya anak saya tergolong anak yang pandai, setiap mata pelajaran yang di ajarkan, dia bisa mengikutinya dengan baik. Bahkan seringkali mendapat nilai yang bagus pada hasil ulangannya.
Demikian juga dengan guru lesnya, berulangkali guru lesnya mengeluhkan
anak saya yang kadang kurang bisa konsentrasi dalam mata pelajaran tertentu,
seperti matematika. Hampir saja dia
merasa putus asa mengajar anak saya. Namun
bagi saya, memarahi anak bukanlah sebuah keputusan yang bagus. Sebaiknya terus mendampinginya dengan sabar
dan telaten serta memberi arahan-arahan agar tetap semangat belajar.
Lantas saya pun teringat akan nutrisi otak yang sangat bagus
bagi perkembangan daya ingat anak, yaitu Cerebrovit X-cel. "Cerebrovit X-Cel" adalah nutrisi yang bisa
memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh dan otak yang bisa di konsumsi
oleh siapa saja termasuk anak-anak, karena
di dalamnya mengandung berbagai zat seperti Asam L-Glutamat, Asam Folat, Vitamin B Kompleks, Vitamin C, Vitamin E dan Zinc dan Selenium.
Meskipun saya minta bantuan guru les privat untuk mengajar
anak saya di rumah, namun saya tidak tinggal diam dan memasrahkan semuanya pada
guru lesnya. Selesai di ajar guru
lesnya, saya mengulangi pelajaran yang diajarkan walau hanya 15 menit. Tak lupa saya memberikan multivitamin sebagai
nutrisi otaknya. Saya beri anak saya
cerebrovit x-cel sehari dua kali. Ternyata
hasilnya sungguh luar biasa. Semenjak saat
itu anak saya semakin mudah berkonsentrasi.
Nilai-nilai ulangannya pun semakin bagus. Bahkan satu hal yang memuaskan, ketika
kenaikan kelas anak saya mendapatkan peringkat 5 besar di kelasnya.
Memasuki kelas 2 SD saya mencoba mendampingi belajar anak
saya sendiri. Tidak memanggil guru les
privat bahkan tidak juga memasukkannya ke dalam kursus-kursus lainnya. Namun pemberian cerebrovit x-cel setiap
harinya tidak pernah saya hentikan. Dengan
harapan supaya kebutuhan vitamin dan mineral bagi tubuh dan otak anak saya bisa
terpenuhi.
Bagi anak saya, mungkin belajar dengan ibu sendiri pasti
terasa membosankan, karena tidak ada teman untuk sekedar ngobrol atau adu
kemampuan. Saya pun tidak patah
semangat. Saya mencari solusi supaya
anak saya betah belajar di rumah.
Akhirnya saya menemukan ide. Saya mengajak beberapa teman sekolah anak saya untuk belajar bersama di rumah pada sore hari. Dan ide itupun ditanggapi dengan bagus oleh orang tua teman anak saya. Alhasil saya membuka les privat untuk anak saya dan teman-temannya yang gratis tanpa di pungut biaya sepeserpun.
Jadilah setiap sore saya mempunyai pekerjaan baru. Saya mengajar anak saya dan teman-temannya di
rumah. Seperti layaknya sebuah tempat
kursus, saya siapkan kebutuhan belajar mereka, seperti papan tulis whiteboard
lengkap dengan boardmarkernya, meja untuk anak-anak dan alat-alat tulis
lainnya. Cara mengajar saya pun saya
sesuaikan dengan sekolah. Dan setiap
hari selalu anak-anak itu saya beri soal, dengan harapan untuk meningkatkan
pemahamannya pada semua mata pelajaran di sekolahnya.
Lambat laun cara yang saya terapkan kepada anak-anak itu
diterima dengan baik. Mereka bisa
menangkap apa yang saya ajarkan. Bahkan yang
kadang membuat saya senang, ternyata apa yang saya ajarkan di rumah sesuai
dengan pelajaran yang di berikan gurunya di sekolah. Akhirnya pada saat ulangan, mereka mendapat
nilai bagus.
Di lain waktu, saya mensosialisasikan manfaat cerebroxit
x-cel kepada orang tua dari teman anak saya.
Saya menunjukkan bukti-buktinya. Bahwa
anak saya mempunyai kemampuan yang lebih setelah mengkonsumsi cerebrovit x-cel. Terbukti dia bisa menghafal semua
perkalian sampai 100, perbendaharaan kosakata bahasa Inggrisnya pun juga
banyak. Bahkan dia cepat menghafal dan
mengerti setiap pelajaran yang saya berikan padanya. Akhirnya ibu-ibupun mengikuti saya untuk
membeli multivitamin itu bagi anaknya.
Saya mempunyai trik mengajar anak SD yang belum genap berusia
8 tahun. Anak seusia anak saya adalah
anak yang masih senang dengan mainan, bahkan kurang mempunyai kesadaran di
dalam belajar. Di otaknya yang tergambar
adalah sebuah imajinasi tentang mainan dan mainan. Lantas saya pun memasukkan pelajaran dalam
bermainnya. Di saat saya menemani anak
saya bermain di kamar, saya selalu menyelipkan sebuah pelajaran, seperti
hafalan perkalian, pembagian, kosakata bahasa Inggris atau hafalan-hafalan
lainnya. Demikian juga saat mengajaknya
jalan-jalan atau menjelang tidur. Saya selalu
mencari waktu yang tepat untuk menerapkan pelajaran di setiap aktifitas anak
saya agar tidak bosan.
Alhasil, berkat cerebrovit x-cel anak saya bisa tampil cemerlang, otaknya
semakin mampu untuk merekam setiap pelajaran yang diajarkan. Saya pun bisa membuktikan betapa besar peran
orang tua dalam mendampingi belajar buah hatinya. Tanpa bantuan guru les pun, anak saya bisa
membuktikan bahwa dia mampu mendapatkan peringkat 5 besar saat kenaikan kelas 2. Bangganya saya melihat kerja keras saya
selama ini membuahkan hasil. Dan itulah
suka duka saya mendampingi anak dalam belajar.
Tulisan ini diikutsertakan dalam "XcelBlog Competition"
1 Komentar
semoga sukses ya mbak :) salam untuk putranya yang gemesin :)
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...