Manusia selalu ingin tampak baik di mata orang lain. Ia ingin orang lain menganggapnya sebagai pribadi yang lebih, yang sempurna bahkan yang istimewa. Padahal yang senyatanya, kejelekannya atau bahkan kekurangannya ia sembunyikan, seolah tak ingin diperlihatkan.
Mengapa harus demikian? Bukankah lebih baik kita menunjukkan kebaikan kita kepada Allah. Baik di mata orang belum tentu baik di mata Allah. Ketika orang lain menilai kita mempunyai sesuatu yang dibanggakan bisa jadi karena kita pamer atau mungkin karena kita menunjukkan kemampuan kita kepada orang lain, dengan dalih orang lain akan memuji kita. Jelas-jelas ini akan menjurus kepada perbuatan Riya' atau pamer yang sangat dibenci Allah.
Alangkah baiknya ketika kita mampu berbuat sesuatu, atau mampu menghasilkan sesuatu, kita tunjukkan rasa bangga kita kepada Allah. Dengan cara sujud syukur, bahwa semua yang kita hasilkan baik itu kemampuan atau kegagalan datangnya hanya dari Allah. Berterima kasihlah kepada Allah, karena Allahlah yang membuat kita berhasil dan mampu menghasilkan sesuatu.
Lantas saya berpikir, bahwa saya telah berbuat Riya' alias "pamer".
Kemarin ketika salah satu tulisan saya di muat di majalah Sekar, saya buru-buru membuat postingan di blog pribadi. Saya share tulisan itu di beberapa grup yang saya ikuti, saya update status ke FB saya. Ternyata bukan main banyaknya komentar yang memberi ucapan selamat, yang menganggap saya hebat, yang menilai saya keren. Wow luar biasa.
Padahal, saya ini bukanlah seperti itu. Kalau ucapan selamat, saya sangat berterima kasih atas ucapan itu. Tapi bagaimana dengan "hebat", "keren"? Saya jauh dari itu. Inilah yang akhirnya menjadi sebuah pembelajaran bagi saya, bahwa saya ingin tampak baik di mata orang lain, senyatanya saya bukanlah seperti itu. Dan saya malu menyandang predikat yang demikian.
Banyak orang yang menghasilkan berbagai karya namun ia tidak pernah menunjukkan kehebatannya. Dalam diam lalu karyanya muncul dan diakui orang. Lantas iapun dikenal karena karyanya. Lalu bagaimana dengan saya? Baru satu karya yang terbit, masih dalam bentuk lembaran tulisan dan belum dalam bentuk buku, sudah berkoar-koar, seolah orang lain ingin mengakui bahwa saya mampu. Duh........
Sekali lagi, maafkan saya bila saya sombong. Bukan maksud saya untuk menunjukkan kehebatan atau kemampuan saya, karena sesungguhnya kemampuan saya masih seujung kuku, masih harus terus digali. Saya hanya ingin memberikan semangat kepada siapa saja yang membaca tulisan saya, mari kita gali dan kembangkan bakat menulis. Dengan menulis kita dapat berbuat banyak. Kita bisa berbagi ilmu kepada orang lain. Kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Bahkan menulis bisa kita jadikan lahan untuk mencari nafkah. Satu lagi, dengan menulis dapat kita jadikan ladang amal yang tanggung jawabnya kepada Allah SWT, karena setiap apa yang kita tulis hendaknya benar-benar bisa bermanfaat bagi orang banyak, bukan semata-mata karena kita ingin dipuji karena tulisan kita, melainkan agar orang lain bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik karena tulisan kita.
So, mari kita terus menulis dan sekali lagi........ maaf bila saya sombong..............
4 Komentar
tulisannya bagus, blognya juga bagus, colourfull
BalasHapushehehe....makasih masih belajar mbak
Hapuskadang hal spt itu sudut pandang aja, Mbak. Sy suka bgt lihat orang2 yg menampilkan prestasi dirinya. Biar sy jd termotivasi :)
BalasHapusya, mungkin di satu sisi itu adalah sebuah motivasi, namun di sisi lain ada semacam rasa bahwa kita belum apa2 sdh sombong duluan
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...