Bagiku bahagia itu tak harus dimaknai secara berlebihan. Yang jelas setiap orang pasti mempunyai definisi sendiri tentang bahagia. Dan menurutku, bahagia itu ketika aku melihat orang-orang yang kucintai selalu tersenyum. Senyum yang lepas dan bukan keluar karena keterpaksaan.
Bukan berarti setiap senyuman yang kulihat, lantas aku bahagia. Melainkan sebuah senyuman yang mereka berikan karena aku juga telah menghadiahkan sesuatu. Wah...minta imbalan dong!!!
Sempat terbayang olehku, alangkah bahagianya hatiku bila aku bisa memberikan sesuatu pada orang-orang yang kucintai. Lantas akupun berandai-andai seumpama anganku memang terwujud pasti bahagialah mereka.
Aku memang sangat mencintai keluargaku (suami dan anakku) serta ibuku. Dua target itulah yang ingin kuupayakan untuk menggenggam indahnya bahagia. Sangat simple bukan. Meski kelihatannya sangat mudah, menurutku perlu sebuah kesabaran dan keikhlasan untuk melakukannya.
Dua buah target yang ingin kucapai saat ini adalah :
Aku ingin menjadi pembantu bagi rumah tanggaku. Kan kubuat suamiku menjadi seorang raja dan anakku menjadi putra raja. Hari-hariku akan kuabdikan kepada mereka. Kulayani semua kebutuhannya, mulai dari mencuci baju, menyeterikanya, membersihkan rumah dan seisinya, serta membuatkan menu spesial untuk makannya setiap hari. Bahkan aku akan menjadi pendengar setia setiap keluh kesahnya. Bukan hanya itu, akupun siap memberikan solusi terbaik untuk masalahnya. Kan kujaga mereka setiap saat.
Menurutku itulah cara merawat cinta dalam keluarga kami. Kehangatan, rasa nyaman itu lambat laun akan terjaga. Bahkan dengan sendirinya hari-hari merekapun akan dihiasi senyuman. Dan akupun ikhlas melakukannya demi sebuah kebahagiaan yang abadi.
Aku juga ingin membahagiakan ibu, inilah targetku yang kedua. Ibu bagaimanapun juga adalah inspirasi hidupku. Perjuangannya yang menguras tenaga dan air mata, sepeninggal ayah, telah mengantarkan anak-anaknya menuju jenjang kedewasaan.
Ibu memang tak pernah mengharap imbalan atas jerih payahnya membesarkan anak-anaknya. Namun alangkah bahagianya aku bila aku bisa memberikan sesuatu kepada ibu. Aku ingin memenuhi keinginan ibu, membantu melunasi hutangnya di bank, membantu merehap rumah atau bahkan mengganti sepeda mininya dengan sepeda listrik. Agar saat ibu pergi ke pasar atau melewati jalanan yang menanjak, napasnya tidak tersengal-sengal. Untuk inilah aku berusaha mencari uang dengan keringatku sendiri.
Mudah-mudahan dua target yang saat ini sedang kuupayakan tak akan pernah surut dari pandanganku. Aku akan terus mempertahankan semangatku untuk memperjuangan arti kebahagian itu. Karena memang itulah wujud bahagia itu senyatanya bagiku.
Bukan berarti setiap senyuman yang kulihat, lantas aku bahagia. Melainkan sebuah senyuman yang mereka berikan karena aku juga telah menghadiahkan sesuatu. Wah...minta imbalan dong!!!
Sempat terbayang olehku, alangkah bahagianya hatiku bila aku bisa memberikan sesuatu pada orang-orang yang kucintai. Lantas akupun berandai-andai seumpama anganku memang terwujud pasti bahagialah mereka.
Aku memang sangat mencintai keluargaku (suami dan anakku) serta ibuku. Dua target itulah yang ingin kuupayakan untuk menggenggam indahnya bahagia. Sangat simple bukan. Meski kelihatannya sangat mudah, menurutku perlu sebuah kesabaran dan keikhlasan untuk melakukannya.
Dua buah target yang ingin kucapai saat ini adalah :
Aku ingin menjadi pembantu bagi rumah tanggaku. Kan kubuat suamiku menjadi seorang raja dan anakku menjadi putra raja. Hari-hariku akan kuabdikan kepada mereka. Kulayani semua kebutuhannya, mulai dari mencuci baju, menyeterikanya, membersihkan rumah dan seisinya, serta membuatkan menu spesial untuk makannya setiap hari. Bahkan aku akan menjadi pendengar setia setiap keluh kesahnya. Bukan hanya itu, akupun siap memberikan solusi terbaik untuk masalahnya. Kan kujaga mereka setiap saat.
Menurutku itulah cara merawat cinta dalam keluarga kami. Kehangatan, rasa nyaman itu lambat laun akan terjaga. Bahkan dengan sendirinya hari-hari merekapun akan dihiasi senyuman. Dan akupun ikhlas melakukannya demi sebuah kebahagiaan yang abadi.
Aku juga ingin membahagiakan ibu, inilah targetku yang kedua. Ibu bagaimanapun juga adalah inspirasi hidupku. Perjuangannya yang menguras tenaga dan air mata, sepeninggal ayah, telah mengantarkan anak-anaknya menuju jenjang kedewasaan.
Ibu memang tak pernah mengharap imbalan atas jerih payahnya membesarkan anak-anaknya. Namun alangkah bahagianya aku bila aku bisa memberikan sesuatu kepada ibu. Aku ingin memenuhi keinginan ibu, membantu melunasi hutangnya di bank, membantu merehap rumah atau bahkan mengganti sepeda mininya dengan sepeda listrik. Agar saat ibu pergi ke pasar atau melewati jalanan yang menanjak, napasnya tidak tersengal-sengal. Untuk inilah aku berusaha mencari uang dengan keringatku sendiri.
Mudah-mudahan dua target yang saat ini sedang kuupayakan tak akan pernah surut dari pandanganku. Aku akan terus mempertahankan semangatku untuk memperjuangan arti kebahagian itu. Karena memang itulah wujud bahagia itu senyatanya bagiku.
"Postingan ini diikutsertakan dalam Giveaway 4th Anniversary Emotional Flutter"
2 Komentar
Kok cuma 2, Bunda? Kan syaratnya 20. Hehe...
BalasHapusIya, bener kata orang di atas saya. Syaratnya kan minimal 20, hehehe...ayo2 ditambahin =)
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...