Liburan ini aku mengantarkan anakku, Fawaz, pulang ke Blitar untuk berkumpul dengan saudara-saudaranya. Kerinduan akan kampung halaman dan bertemu dengan orang-orang tercinta agaknya membuat Fawaz jadi betah berlama-lama di Blitar.
Meski kami tak selalu menghabiskan liburan ke tempat-tempat wisata, namun kami memaknai liburan ini sebagai acara kumpul keluarga yang menyenangkan. Kadang di rumah pun kami menciptakan sebuah suasana yang membuat anak-anak menjadi betah di rumah.
Suatu hari, kami berkumpul di dapur. Kebetulan keponakanku hobi masak. Meski dia seorang laki-laki, namun sangat lihai dalam menciptakan aneka masakan. Hari itu dia ingin membuat ayam panggang untuk menu makan siangnya. Bersamaan dengan acara selamatan di masjid, akhirnya keponakanku (sebut saja Daru) hanya mendapat bagian daging ayam 3 potong. Itupun cukup dimakan untuk bertiga, Daru, Fawaz dan Adit.
Sepuluh menit Daru bereksperimen dengan resep ayam panggangnya, dan tak berapa lama masakannya pun jadi. Sementara bumbu yang ia buat pun masih sisa banyak. Aku membayangkan, seandainya masakan Daru ini enak, pasti adik-adiknya akan minta dibuatkan lagi ayam panggang, sementara jatah untuk mereka bertiga hanya sepotong ayam saja.
Lantas, aku mempunyai ide untuk membelikannya tahu goreng di rumah sebelah. Kebetulan sebelah rumah mertuaku adalah penjual tahu goreng. Aku bermaksud membuatkan sate tahu dengan sisa bumbu yang ada.
Setelah tahu goreng itu kubeli, lalu kupotong menjadi tiga bagian. Semua tahu yang sudah kupotong kemudian kumasukkan ke dalam bumbu ayam panggang, agar tahu goreng itu berubah rasanya seolah ayam panggang, hehehe........Kemudian potongan tahu goreng yang sudah berbumbu itu kutusuk dengan tusuk sate. Sesudah tahu goreng itu berbentuk sate, akhirnya kupangganglah sate tahu itu agar bumbunya lebih meresap lagi.
Hmm.......aroma bumbu ayam panggang itu sangat menyengat. Sampai-sampai kakak iparku yang sedari tadi tidur di kamarnya, akhirnya ke dapur juga, penasaran dengan aroma sate tahu yang kupanggang. Gelak tawa pun akhirnya pecah setelah seisi rumah mengetahui ide ku.
Tak berapa lama, sate tahu pun siap di santap. Dan ternyata memang benar dugaanku, anak laki-laki pasti makannya banyak. Tak mungkin mereka akan cukup makan dengan satu macam lauk saja. Kalau lauk yang di makan terasa enak, pasti nambah makannya. Begitu mereka minta ayam panggangnya ditambah lagi, aku pun menjelaskan kalau ayamnya sudah habis karena akan digunakan selamatan di masjid.
Lantas kusodorkan sate tahu di hadapannya. Awalnya mereka meremehkan, namun begitu mencicipinya lama-lama ketagihan. Bahkan merekapun akhirnya berebutan sate tahu, hingga sate tahu pun habis tinggal tempatnya saja.
Tawa renyah pun kembali meledak di dapur. Ternyata sate tahu yang kupanggang jadi santapan spesial di liburan itu. Jadilah kami cekikikan di dapur, karena hari itu kami benar-benar makan sate meski hanya sate tahu yang berbumbu ayam panggang. Satu hal yang tetap kuingat, membuat liburan spesial itu tak harus ke luar rumah dan menghabiskan biaya banyak. Di rumah pun, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dapat membuat liburan itu lebih berarti bagi anak-anak. Dan akupun sudah membuktikannya.
Meski kami tak selalu menghabiskan liburan ke tempat-tempat wisata, namun kami memaknai liburan ini sebagai acara kumpul keluarga yang menyenangkan. Kadang di rumah pun kami menciptakan sebuah suasana yang membuat anak-anak menjadi betah di rumah.
Suatu hari, kami berkumpul di dapur. Kebetulan keponakanku hobi masak. Meski dia seorang laki-laki, namun sangat lihai dalam menciptakan aneka masakan. Hari itu dia ingin membuat ayam panggang untuk menu makan siangnya. Bersamaan dengan acara selamatan di masjid, akhirnya keponakanku (sebut saja Daru) hanya mendapat bagian daging ayam 3 potong. Itupun cukup dimakan untuk bertiga, Daru, Fawaz dan Adit.
Sepuluh menit Daru bereksperimen dengan resep ayam panggangnya, dan tak berapa lama masakannya pun jadi. Sementara bumbu yang ia buat pun masih sisa banyak. Aku membayangkan, seandainya masakan Daru ini enak, pasti adik-adiknya akan minta dibuatkan lagi ayam panggang, sementara jatah untuk mereka bertiga hanya sepotong ayam saja.
Lantas, aku mempunyai ide untuk membelikannya tahu goreng di rumah sebelah. Kebetulan sebelah rumah mertuaku adalah penjual tahu goreng. Aku bermaksud membuatkan sate tahu dengan sisa bumbu yang ada.
Setelah tahu goreng itu kubeli, lalu kupotong menjadi tiga bagian. Semua tahu yang sudah kupotong kemudian kumasukkan ke dalam bumbu ayam panggang, agar tahu goreng itu berubah rasanya seolah ayam panggang, hehehe........Kemudian potongan tahu goreng yang sudah berbumbu itu kutusuk dengan tusuk sate. Sesudah tahu goreng itu berbentuk sate, akhirnya kupangganglah sate tahu itu agar bumbunya lebih meresap lagi.
Hmm.......aroma bumbu ayam panggang itu sangat menyengat. Sampai-sampai kakak iparku yang sedari tadi tidur di kamarnya, akhirnya ke dapur juga, penasaran dengan aroma sate tahu yang kupanggang. Gelak tawa pun akhirnya pecah setelah seisi rumah mengetahui ide ku.
Tak berapa lama, sate tahu pun siap di santap. Dan ternyata memang benar dugaanku, anak laki-laki pasti makannya banyak. Tak mungkin mereka akan cukup makan dengan satu macam lauk saja. Kalau lauk yang di makan terasa enak, pasti nambah makannya. Begitu mereka minta ayam panggangnya ditambah lagi, aku pun menjelaskan kalau ayamnya sudah habis karena akan digunakan selamatan di masjid.
Lantas kusodorkan sate tahu di hadapannya. Awalnya mereka meremehkan, namun begitu mencicipinya lama-lama ketagihan. Bahkan merekapun akhirnya berebutan sate tahu, hingga sate tahu pun habis tinggal tempatnya saja.
Tawa renyah pun kembali meledak di dapur. Ternyata sate tahu yang kupanggang jadi santapan spesial di liburan itu. Jadilah kami cekikikan di dapur, karena hari itu kami benar-benar makan sate meski hanya sate tahu yang berbumbu ayam panggang. Satu hal yang tetap kuingat, membuat liburan spesial itu tak harus ke luar rumah dan menghabiskan biaya banyak. Di rumah pun, dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dapat membuat liburan itu lebih berarti bagi anak-anak. Dan akupun sudah membuktikannya.
1 Komentar
Andai deket rumah wes tho mbaak, bakal ta samperin tiap hari, minta lawuh...senengnya kumpul dengan anak2 ^_^
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...