Kalau ditanya usaha apa yang sudah kamu lakukan dalam
hidupmu? Aku langsung jawab “menjadi seorang ibu yang baik”. Loh???
Pasti si penanya pun akan balik tanya, mengapa menjadi seorang ibu termasuk
sebuah usaha? Bukankah itu merupakan proses kehidupan?
Bagiku menjadi seorang ibu adalah sebuah usaha terbaik yang
sudah kulakukan sepanjang hidupku. Memang
setiap wanita selalu mengalami proses metamorfosa sampai ia benar-benar menjadi
ibu. Namun untuk menjadi seorang ibupun
diperlukan suatu usaha untuk sampai ke titik itu.
Aku ingat kala masih gadis.
Dalam bayanganku, kelak aku akan menjadi seorang ibu. Namun ketika aku berkaca pada diriku sendiri,
sebuah tanya lalu menghantui diriku. Mungkinkah
aku bisa menjadi ibu yang baik bagi anakku kelak. Lantas bayangan itupun membuatku gamang,
seolah tak percaya pada diri sendiri.
Dan proses kehidupan itu bak air yang mengalir ketempat dangkal. Akupun
akhirnya sampai ke jenjang pernikahan, dimana pintu kedewasaan itu mulai
terbuka lebar. Babak baru dalam kehidupanku
resmi kumulai. Sebuah genderang yang
siap ditabuhkan. Dan aku harus bertarung
dengan semua titik yang serba baru. Hidup
yang baru, lingkungan yang dikelilingi orang-orang yang baru kukenal. Bahkan suamipun
kudapatkan dari sebuah perjodohan. Resmi
semuanya kumulai disini.
Dilema atau keterpaksaan, yang pasti semua serba sulit
menurutku. Bukan lantas aku tak mau
menerima sebuah keadaan. Justru kuterima
semuanya dengan hati lapang. Nyaliku diuji,
bahkan batinku pun sempat bergejolak. Ternyata….tak
mudah menyatukan dua hati yang berbeda. Lama
aku dan suamiku harus bercengkerama dengan hati yang belum menyatu. Walau akhirnya kami pun menemukan sebuah “klik”
dalam ikatan kami, meski untuk menujunya kami harus tertatih-tatih.
Tadinya aku berpikir,
setelah hati kami menyatu, kebahagiaan itu pasti segera
menghampiri. Setiap pernikahan, anaklah
yang menjadi tujuannya. Ternyata dua
tahun pernikahan kami, anak pun tak kunjung datang di kehidupan kami. Otomatis segenap tenaga, usaha dan doa,
bahkan materipun resmi kami curahkan untuk mendapatkan anak.
Bahkan aku sampai membayangkan, wanita yang diperkosa begitu
mudahnya hamil. Sementara aku, yang
resmi menikah, bahkan surat nikahpun sudah kugenggam, mengapa tak juga diijinkan
mengandung buah cinta kami. Lama sekali
aku berikhtiar demi mendapatkan seorang anak.
Sampai akhirnya, dalam doa panjangku, Allahpun kabulkan doaku. Dan Sembilan bulan aku mengandung anakku,
sampai akhirnya dia benar-benar lahir ke dunia dengan selamat.
Tetanggaku bilang, anakku adalah anak mahal. Memang….untuk mendapatkannya aku harus
mengorbankan harta bahkan tenaga dan waktu.
Justru saat ini anakkulah harta yang termahal melebihi secuil harta yang
kumiliki.
Bangga memang saat anakku memanggilku ibu. Namun ternyata menjadi ibu yang baik itu
tidaklah mudah. Coba kita
bayangkan. Banyak wanita yang melahirkan
anak-anaknya, tapi apakah dia bisa menjadi ibu yang sabar, berhati lembut,
bahkan perhatian kepada anaknya? Akupun susah
untuk menggapainya.
Masih ingat ketika aku memarahi anakku atau mencubit
pipinya, rasanya ingin aku meminta maaf padanya. Atau bahkan mencacinya saat dia tidak bisa
mengerjakan PRnya. Duh….maafkan ibu ya
nak. Terus terang aku menyesal karena
pernah berbuat seperti itu pada anakku. Karena
sejatinya anakku mempunyai kelebihan.
Suatu hari teman suamiku mengamati anakku dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Dia pun berujar kalau
anakku mempunyai kelebihan. Aku tak tahu
kelebihan macam apa yang dimilikinya. Ternyata
aku baru menyadari kalau dia bisa melihat makhluk halus, setelah dia menjerit
pada sebuah kafe di malam hari. Rupanya kafe
itu mempunyai semacam jimat yang ditanam di bawah sebuah ruangan. Dan jimat itu menjelma menjadi sosok
menyeramkan yang membuat anakku menjerit sekencangnya.
Di lain waktu, aku melihat anakku demikian lihainya
memainkan ipad barunya. Tak ada yang
mengajarinya, dia langsung tanggap dan cekatan menggunakan barang baru. Bahkan saat memainkan PSP atau PS2nya, dia
juga browsieng internet dengan hp blackberry-nya untuk mengetahui password
permainannya.
Yang lebih membanggakan, dia pun dengan mudahnya menghafal
perkalian, bahkan mata pelajaran lainnya pun cepat dikuasainya meski umurnya
belum genap 8 tahun dan dia sudah duduk di kelas 3 SD.
Bahkan di bidang agamapun dia termasuk anak yang rajin
beribadah dan mengaji. Hari jumat, tanpa
dipaksa dia akan pergi ke masjid seorang diri untuk menunaikan ibadah sholat
jumat.
Ternyata Allah selalu mengabulkan setiap doa hamba-Nya. Aku selalu memanjatkan doa untuk kesuksesan
anakku. Dan kini, aku dianugerahi anak
yang luar biasa adalah hal yang terindah dalam hidupku. Memang benar semua itu akan indah pada
masanya. Aku merasa saat ini akulah yang
kebagian jatah berada di masa itu.
Menjadi seorang ibu menurutku adalah usaha terindah bahkan
terbaik yang sudah kulakukan dalam hidupku.
Aku jadi bangga dengan hidupku, karena aku bisa mempunyai sebuah keluarga
yang bahagia, terlebih anak yang kulahirkan ternyata anak yang luar biasa. Sungguh sebuah hidayah yang datang dari Allah
yang harus kusyukuri. Walau aku tak tahu
apa yang nantinya akan terjadi, yang jelas pengorbananku, jerih payahku, bahkan
usahaku yang penuh liku kini telah mencapai klimaksnya. Akupun telah memetik hasil dari semua itu………………
Tulisan ini diikutsertakan dalam Semut Pelari Give Away Time
1 Komentar
Terima Kasih Partisipasinya dalam Semut Pelari Give Away Time :)
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...