Tanggal 17 Agustus adalah hari yang membuatku sangat sibuk. Tentang rumah di tepi GOR yang banyak menyita waktu dan tenagaku, terutama menjelang upacara, aku harus menyapu sampah-sampah yang berserakan di tiup angin. Belum lagi menyiapkan seragam suami dan anakku yang akan mengikuti upacara, menyiapkan teh hangat dan sarapan pagi, lalu mengantarkan anakku ke sekolah. Mirip Mr. Bean yang pontang-panting kesana kemari.
Baru saja memasuki kamar yang dinginnya belum seberapa, sebuah sms dari hp jadulku tiba-tiba mengagetkanku. Sontak kubuka sms itu, tertera nama adikku sebagai pengirimnya. Bukan main tercengangnya aku saat kueja kata demi kata di deretan sms itu.
"Ibu di jambret saat menyapu di depan rumah pagi tadi, kalungnya hilang dan kaosnya robek."
Deg!!!.....seolah tubuhku limbung, takut terjadi apa-apa dengan ibu. Lantas kutelpon adikku dan ia pun menjelaskan kronologisnya. Seperti biasa pagi itu ibu menyapu di depan rumah. Suasana memang sangat sepi, nyaris tak ada orang yang keluar dari rumah. Ya...seperti itulah Blitar, dari dulu tetap sepi.
Tanpa di sangka, seorang pengendara vario berhenti tepat di depan ibu dan menanyakan sebuah alamat yang asing bagi ibu. Karena ibu tidak mengetahui alamat yang dimaksud penanya, akhirnya pengendara vario itu berlalu dari hadapan ibu, dan ibupun tak menghiraukan lelaki itu. Ibu tetap berkonsentrasi dengan sapu dan sampah di hadapannya.
Ternyata, pengendara vario tadi kembali lagi menghampiri ibu, menanyakan seluk beluk keluarga, tentang suami, anak dan cucu. Dengan polosnya ibupun menjawab jujur. Tak begitu lama, lelaki itu memegang leher ibu dengan paksa, bermaksud menarik kalung yang melingkar di leher ibu. Sebentuk perlawanan sempat dilancarkan ibu, namun apalah daya kekuatan seorang wanita tua hanyalah seujung kukunya penjambret yang sudah berpengalaman.
Lantas ibupun berteriak minta tolong, syukurlah seorang pengendara becak melewati jalan itu. Ia berusaha membantu membebaskan ibu dari cengkeraman penjambret itu. Namun apalah daya, kekuatan sang tukang becak tak sebanding dengan lelaki itu. Kalung dan liontin ibu melayang. Tubuh ibu dilempar ke depan pagar. Astaghfirullah, sangat disayangkan di jaman seperti sekarang, masih ada orang yang menghalalkan segala cara.
Memang benar tanggal 17 Agustus adalah tanggal yang bersejarah, karena bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya. Ya, Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan yang menindasnya selama hampir 350 tahun. Namun, saat ini apakah Indonesia telah benar-benar merdeka? Justru penjajahan dari dalam itulah yang kini merongrong bangsa Indonesia. Nafsu, serakah, iri dengki, miskin iman, justru itulah yang membuat kita sebagai bangsa Indonesia merasa tidak nyaman hidup di negeri sendiri.
Contohnya banyak. Salah satunya kasus jambret. Pasti kalau pelakunya tertangkap, alasannya tetap sama. "Keluarganya sakit, butuh biaya, tidak punya pekerjaan bla-bla-bla. Ya pasti itu alasannya. Padahal bila kita mampu mempertebal keimanan kita, bersabar atas musibah yang mendera seraya bertawakal. Lalu berusaha mencari jalan keluarnya, niscaya kesulitan itu akan terasa mudah. Allah tidak akan memberikan cobaan yang terlalu berat. Sedang nasib, hanya orang-orang yang selalu mengupayakan hidupnya menjadi lebih baiklah yang akan membuatkan memperoleh kesuksesan hidup.
Jadi, marilah kita sama-sama mengelola hati kita dengan iman dan taqwa. Bersabarlah dalam menghadapi ujian hidup. Satu hal lagi, utamanya bagi para wanita, jangan menggunakan perhiasan yang berlebihan, ingat kejahatan selalu mengintai kita!!!
Baru saja memasuki kamar yang dinginnya belum seberapa, sebuah sms dari hp jadulku tiba-tiba mengagetkanku. Sontak kubuka sms itu, tertera nama adikku sebagai pengirimnya. Bukan main tercengangnya aku saat kueja kata demi kata di deretan sms itu.
"Ibu di jambret saat menyapu di depan rumah pagi tadi, kalungnya hilang dan kaosnya robek."
Deg!!!.....seolah tubuhku limbung, takut terjadi apa-apa dengan ibu. Lantas kutelpon adikku dan ia pun menjelaskan kronologisnya. Seperti biasa pagi itu ibu menyapu di depan rumah. Suasana memang sangat sepi, nyaris tak ada orang yang keluar dari rumah. Ya...seperti itulah Blitar, dari dulu tetap sepi.
Tanpa di sangka, seorang pengendara vario berhenti tepat di depan ibu dan menanyakan sebuah alamat yang asing bagi ibu. Karena ibu tidak mengetahui alamat yang dimaksud penanya, akhirnya pengendara vario itu berlalu dari hadapan ibu, dan ibupun tak menghiraukan lelaki itu. Ibu tetap berkonsentrasi dengan sapu dan sampah di hadapannya.
Ternyata, pengendara vario tadi kembali lagi menghampiri ibu, menanyakan seluk beluk keluarga, tentang suami, anak dan cucu. Dengan polosnya ibupun menjawab jujur. Tak begitu lama, lelaki itu memegang leher ibu dengan paksa, bermaksud menarik kalung yang melingkar di leher ibu. Sebentuk perlawanan sempat dilancarkan ibu, namun apalah daya kekuatan seorang wanita tua hanyalah seujung kukunya penjambret yang sudah berpengalaman.
Lantas ibupun berteriak minta tolong, syukurlah seorang pengendara becak melewati jalan itu. Ia berusaha membantu membebaskan ibu dari cengkeraman penjambret itu. Namun apalah daya, kekuatan sang tukang becak tak sebanding dengan lelaki itu. Kalung dan liontin ibu melayang. Tubuh ibu dilempar ke depan pagar. Astaghfirullah, sangat disayangkan di jaman seperti sekarang, masih ada orang yang menghalalkan segala cara.
Memang benar tanggal 17 Agustus adalah tanggal yang bersejarah, karena bangsa Indonesia memperingati kemerdekaannya. Ya, Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan yang menindasnya selama hampir 350 tahun. Namun, saat ini apakah Indonesia telah benar-benar merdeka? Justru penjajahan dari dalam itulah yang kini merongrong bangsa Indonesia. Nafsu, serakah, iri dengki, miskin iman, justru itulah yang membuat kita sebagai bangsa Indonesia merasa tidak nyaman hidup di negeri sendiri.
Contohnya banyak. Salah satunya kasus jambret. Pasti kalau pelakunya tertangkap, alasannya tetap sama. "Keluarganya sakit, butuh biaya, tidak punya pekerjaan bla-bla-bla. Ya pasti itu alasannya. Padahal bila kita mampu mempertebal keimanan kita, bersabar atas musibah yang mendera seraya bertawakal. Lalu berusaha mencari jalan keluarnya, niscaya kesulitan itu akan terasa mudah. Allah tidak akan memberikan cobaan yang terlalu berat. Sedang nasib, hanya orang-orang yang selalu mengupayakan hidupnya menjadi lebih baiklah yang akan membuatkan memperoleh kesuksesan hidup.
Jadi, marilah kita sama-sama mengelola hati kita dengan iman dan taqwa. Bersabarlah dalam menghadapi ujian hidup. Satu hal lagi, utamanya bagi para wanita, jangan menggunakan perhiasan yang berlebihan, ingat kejahatan selalu mengintai kita!!!
2 Komentar
MasyaAllah.... untung ibunya ga papa y mba...
BalasHapusKejahatan memang ada dimana2 dan tidak pandang bulu. Negeri kita memang belum merdeka dari tindakan kejahatan.
alhamdulillah ibu saya tidak papa mba, cuma shok aja karena kaget, itulah kejahatan saat ini makin merajalela, hati-hati aja mba....terimakasih sudah berkunjung disini mba.....
HapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...