Day : 29
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ
قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ
هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya : "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(QS: Al-A'raf Ayat: 179)
(QS: Al-A'raf Ayat: 179)
Suatu hari saya ngobrol dengan bu Parto (tetangga saya) di
depan rumah. Saat kami terlibat percakapan tiba-tiba lewatlah bu Seno (tetangga
saya juga) dan menyapa saya. Lantas bu Parto pun menyampaikan isi hatinya,
kalau dia tidak suka dengan bu Seno. Menurutnya bu Seno keterlaluan.
Semua ini bermula dari ajakan bu Seno untuk mengikuti
pengajian rutin di kompleks. Dengan terang-terangan bu Parto menolaknya karena
mempunyai dua orang anak yang masih kecil. Apalagi pengajian itu dilaksanakan
malam hari, pasti kedua anaknya akan rewel, ia takut tidak tenang menghadiri
pengajian itu.
Alasan bu Parto membuat bu Seno dan tetangga lainnya tidak
bisa menerimanya. Bahkan bu Seno langsung menghampiri bu Parto dengan nada
ketus.
“Kenapa sih bu tidak ikut pengajian? Anak-anak kan bisa
diajak, kalau rewel ibu bisa duduk di luar. Jadi sepertinya itu bukan alasan
yang tepat untuk tidak mengikuti pengajian. Saya juga punya anak bayi, tapi
saya selalu hadir di pengajian. Kalau anak saya rewel, ya…saya duduk di luar”, kata bu Seno kepada bu Parto.
Mendengar kalimat bu Seno yang sinis, bu Parto pun hanya
bisa diam, tak mungkin ia akan mengatakan yang sebenarnya. Apalagi alasan itu
menyangkut suaminya. Ia tak ingin suaminya dijadikan alasan untuk tidak datang
ke pengajian. Baginya menceritakan kisah sebenarnya sama halnya mengumbar
kejelekan keluarganya. Jadi lebih baik diam saja. Dan itu hal yang baik
baginya.
Di depan saya bu Parto mengaku kalau ia tidak diijinkan
suaminya untuk mengikuti pengajian rutin. Karena menurut suaminya, pengajian ibu-ibu
itu bukan untuk mencari pahala tetapi malah mencari dosa. Kebiasaan ibu-ibu
yang ngerumpi di tempat pengajian itulah yang dijadikan alasan suami bu Parto. Makanya
bu Parto lebih baik tidak mengikuti pengajian, daripada ngotot ikut pengajian
meskipun tanpa ijin suami. Sama halnya ia tidak mendapat pahala, malah durhaka
pada suami, karena ujung-ujungnya pasti menyulut pertengkaran.
Saya hanya diam sambil manggut-manggut. Benar juga kata bu
Parto, sebagai istri kita harus menurut apa kata suami. Lebih baik mengalah
daripada ngotot yang berakibat percekcokan.
Untuk itu sebagai umat yang memegang teguh iman dan taqwa,
marilah kita jaga hati kita sebaik mungkin. Apabila ada persoalan sepele yang
kita tidak tahu duduk persoalannya, lebih baik diam saja. Kadang apa yang kita
sangka belum tentu benar. Marilah kita selalu berbaik sangka terhadap
persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar kita. Apabila ada kejadian seperti
yang saya contohkan diatas, jangan lantas menyimpulkan sendiri. Lebih baik kita
jaga hati kita, kita berbaik sangka saja, mungkin si empunya masalah punya
alasan tersendiri yang tak boleh diketahui orang lain.
Mari kita perbaiki sikap kita. Kita bersihkan hati kita dari
pikiran-pikiran negative, semata-mata demi mendapat keridhoan Allah swt.
2 Komentar
Seneng banget melalui tulisan2 1 hari 1 ayat jadi pengingat buat aku mbak
BalasHapuswaduh mbak Lidya hihihi....jadi malu ih, saya hanya menerapkan ayat-ayat ini dalam kehidupan nyata yang pernah saya alami.....
HapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...