Day 13 :
Artinya: " Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. " (QS. Al-Furqan : 62)
wahuwa alladzii ja'ala allayla waalnnahaara khilfatan liman araada an yadzdzakkara aw araada syukuuraan
Artinya: " Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. " (QS. Al-Furqan : 62)
Kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya. Makanya jangan
sekali-kali menyia-nyiakan sebuah kesempatan. Karena kesempatan sangat
berhubungan dengan waktu. Demikian berharganya waktu dalam kehidupan kita,
hingga sebuah pepatah mengatakan “waktu adalah emas”. Waktu sangat berharga,
walau hanya sedetik. Bila kita tak bisa memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya,
itu sama halnya dengan membuang sebuah kesempatan berharga.
Memori beberapa tahun silam kembali mengingatkanku tentang
berharganya sebuah waktu. Kala itu aku dan adikku masih sama-sama kuliah. Bedanya
aku sudah mengambil jurusan S1, sementara adikku masih menyelesaikan D3-nya. Beberapa
hari menjelang kelulusannya, adikku merasa gamang antara melanjutkan kuliah ke
S1 atau bekerja. Pasalnya, ia masih belum puas dengan pendidikan yang ia raih
saat itu. Harapannya, ia bisa menempuh pendidikan yang dipilihnya sesuai
jurusan yang diambil.
Lantas, akupun memberi saran untuk melanjutkan kuliah ke
jenjang yang lebih tinggi seperti aku. Ternyata, saranku diterimanya. Setelah lulus
dari D3 adikku berniat mengikuti program alih jenjang ke S1 di fakultas dan
universitas yang sama. Berbagai persyaratanpun ia penuhi, namun hanya satu yang
belum bisa ia tuntasnya sampai menjelang penutupan pendaftaran program alih
jenjang, yaitu tanda tangan Dekan Fakultas di lembar legalisir ijasahnya.
Akupun maklum, bapak Dekan sangat sibuk, karena beliau juga menjadi
dosen di universitas lain. Namun aku tetap menyarankan adikku untuk segera
mendapatkan tanda tangan itu. Dan tepat setengah jam sebelum pendaftaran
program alih jenjang itu, adikku baru mendapatkan tanda tangan Dekan. Deg-degan
itu pasti. Pasalnya, waktunya mepet sekali. Adikku semakin gusar. Namun aku
berusaha meyakinkan kalau ia pasti bisa.
Atas dasar tekat yang bulat dan nekat, akhirnya adikku
berlari menuju loket pendaftaran itu. Karena sejak semula akupun sudah
menyuruhnya untuk memanfaatkan waktu yang tinggal setengah jam itu. Dengan napas
yang tersengal-sengal, adikku berusaha memohon kepada panitia untuk menerima
blanko pendaftarannya. Tadinya panitia agak keberatan, mengingat waktu yang
sudah mepet. Karena melihat wajah adikku yang memelas dengan sedikit
tergopoh-gopoh, akhirnya permintaannya pun diluluskan. Adikku diterima menjadi
mahasiswa program alih jenjang S1.
Contoh diatas adalah sebuah gambaran memanfaat kesempatan
yang ada dengan keterbatasan waktu. Ternyata waktu itu sangat berharga. Dengan waktu
yang bisa dibilang tinggal menghitung jari, bila kita mau berusaha keras,
niscaya kesempatan itu bisa kita raih dengan mudah. Tak ada kata tak mungkin
bila kita mau mengupayakannya. Jadi, marilah kita manfaatkan waktu kita sebaik
mungkin, agar setiap kesempatan yang ada di depan mata dengan mudahnya dapat
kita raih. Tentunya atas ijin Allah SWT.
1 Komentar
harus bisa memanfaatkan waktu. Kadang aku masih suka lalai akan waktu :(
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...