Day 12 :
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
Artinya : "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian." (QS. Al Furqon : 67)
Hemat bukan berarti pelit. Tetapi hemat lebih tertuju pada
membelanjakan harta sesuai kebutuhan. Berbeda dengan pelit. Kalau kita
mendapatkan rejeki dalam bentuk makanan atau buah-buahan yang melimpah dari
hasil panen sendiri, tetapi tidak mau berbagi dengan tetangga, itu baru
dinamakan pelit.
Rasulullah juga mengajarkan umatnya untuk berbuat hemat. Karena
dengan hemat, niscaya kita dapat menahan diri dari segala nafsu dunia yang
menyesatkan. Alangkah baiknya sebagian harta yang kita miliki kita sedekahkan
di jalan Allah. Bukankah Allah akan memberikan rejeki yang berlipat ganda
kepada hambaNya yang mau bersedekah?
Jadi janganlah takut harta kita akan habis bila diberikan
kepada mereka yang membutuhkan. Allah tak akan pernah mengingkari janjinya. Alangkah
baiknya dalam kehidupan sehari-hari kita dapat berbuat hemat, disamping
meneladani perilaku Rasulullah, dengan berbuat hemat kitapun dapat
mempersiapkan masa depan kita dengan baik.
Hidup manusia seperti roda yang selalu berputar. Kadang ia
diatas kadang juga ia berada di bawah. Bila kita hidup boros dan berfoya-foya
disaat mampu, suatu saat bila Allah memberikan kita sebuah cobaan tentunya jadi
tak terbiasa. Nah, hidup hemat inilah yang menjadi kunci pengendalian diri
kita. Artinya di level manapun kita berada, kita akan tetap wajar menjalani
hari-hari kita dengan rasa syukur.
Banyak beberapa dari kita yang kurang menyadari arti
pentingnya hidup hemat. Kaya dan miskin seseorang termasuk cobaan yang
diberikan Allah kepada hambaNya. Sayang manusia kurang menyadarinya. Ketika ia
berada di atas, ia cenderung sombong, suka berfoya-foya dan hidup boros, bahkan
melupakan Allah yang telah memberinya kenikmatan. Namun ketika ia ditimba suatu
cobaan, iapun menghiba, merintih, memohon kepada Allah agar kehidupannya
dikembalikan seperti semua. Sungguh sangat ironi.
Sebagai makhluk yang hidup di muka bumi ini, janganlah
merasa tinggi ketika berada di atas, dan janganlah merasa hina jika Allah
sedang memberikan cobaan hidup yang berat. Senyatanya hidup harus
diperjuangkan. Kebrhasilan hidup manusia, hanya manusia sendirilah yang
mengupayakan. Oleh karena itu, hanya mereka yang gigih memperjuangkan hidupnya
seraya bermusahabah kepada Allah-lah yang akan mencapai kemenangan. Dan hidup
hemat adalah salah satu tolok ukur untuk mencapai keberhasilan hidup.
Untuk itu marilah kita sama-sama hidup hemat. Jangan hanya
menurutkan hawa nafsu, seraya menikmati kepuasan duniawi. Lebih baik kita
berusaha menggapai kebahagiaan akhirat dengan meneladani perilaku Rasulullah. Karena
setiap harta yang kita belanjakan di dunia ini, kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah di akhirat. Dengan hidup hemat, kita jadi terbiasa
menghadapi segala bentuk kehidupan. Yang terpenting keluarga kita selamat dunia
akhirat. Amin allahuma amin.
1 Komentar
Semoga kita bisa menjalani hidup hemat ya
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...