Wow....tak sengaja aku membuka sebuah blog yang lagi mengadakan giveaway.
Dan lebih wow lagi saat tema giveaway-nya "
My First Hijab
Moment". Jadi ingat awal mulanya aku berhijab. Hihihi...lucu bila
mengenang masa-masa itu.
|
awal aku berhijab |
Yah...empat tahun sudah aku berhijab. Bukan berarti aku tak mendapatkan
penolakan. Suamiku terbelalak saat melihat pertama kalinya aku berhijab. Ia
bahkan geleng-geleng kepala dan nyaris tak percaya. Aku yang sehari-harinya
berdandan ala cowok tiba-tiba mendadak alim.
Apalagi dia tak suka dengan perempuan berhijab
yang terlihat kumuh.
|
berhijab saat menari |
Lantas kujelaskan tentang maksud dan tujuanku berhijab, tak lain hanya
karena Allah semata, lama-lama ia mengerti dan mau menerima keadaanku. Bukan
hanya itu, anakku yang kala itu masih TK tiba-tiba marah melihat penampilanku
berubah. Bahkan ia sempat meronta dan ngambek tidak mau sekolah. Namun akhirnya
ia mengerti juga
Padahal ibu-ibu di kompleks lebih suka aku berhijab. Memang aku berhijab karena
keadaan. Dulu aku pernah dijadikan bahan percobaan ibu-ibu di kompleks.
Rambutku di potong sangat pendek. Tanpa kuduga, sehari setelahnya tiba-tiba aku
mendapat tugas untuk menghadiri perayaan Hari Ibu di kantor gubernur Papua. Aku
wajib berkebaya dan bersanggul. Wihhhh....bagaimana bisa bersanggul kalau
rambut sudah cepak?
Lantas aku menyulap dandananku dengan berhijab. Tapi memang wajah tak bisa
disembunyikan, semua mata yang mengenalku tiba-tiba nyeletuk....
"Hah...ibu sudah berhijab, syukur ya alhamdulillah. Atau...hanya dalih
saja agar tidak bersanggul?"
Aku hanya mesam mesem.
|
berhijab saat berseragam |
Bukan hanya itu. Setiap hari ulang tahun Persit (maklum istri tentara nih)
wajib memakai kebaya dan bersanggul. Bukan main ribetnya. Aku harus bangun
pagi-pagi, ngantri disanggul, belum ini itu. Pokoknya waktuku kedodoran.
|
aku tak lagi bersanggul |
Dari situlah aku memutuskan berhijab. Meski awalnya semua kulakukan karena
keadaan, tetapi alhamdulillah kini aku semakin menyadari bahwa berhijab adalah sebuah
kewajiban. Akupun bersyukur karena suami dan anakku mau menerima keadaanku,
bahkan kini mereka makin mencintaiku. Semoga aku tetap syari’ dalam hijabku
demi mendapat ridhoNya. Amin.
9 Komentar
Ooh sekarang di Papua, di mananya Papua mak?
BalasHapusBtw, koq tega ya teman2 menjadikan bahan percobaan mak?
Tapi alhamduillah yah, pasti lebih tenang setelah berhijab :)
SUkses GAnya :)
Papua masa laluku yang kini jadi kenangan mak, tahun 2011 saya meninggalkan Papua, tepatnya di Jayapura dan sekarang saya tinggal di Denpasar.
HapusHehehe......mereka menganggap saya pantas dengan potongan rambut cepak, tapi ternyata ada hikmah di balik itu semua....Alhamdulillah, terima kasih ya mak
hikmah.... dibikin percobaan...., dibaliknya... bisa jadi alasan berhijab... , semoga istiqomah.... mak..
BalasHapusheheheh....iya betul, betul......alhamdulillah, terima kasih ya mak
Hapusmemang itu jalannya utnk berhijab ya mbak. Aku lihat ah info GAnya
BalasHapusiya betulll banget mbak, alhamdulillah....iya silahkan mbak, ayo ikutan
Hapusmakin cantik dengan hijab mba....^_^
BalasHapushehehe...jadi malu ih....makasih ya mbak
Hapuskalo aku dulu skolahnya kan skolah islam mak, jadi kebiasaan skolah pake jilbab eh uini buat GA ya, sukses dehh
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...