Berbicara "irit" dalam keluargaku, Ibulah jawaranya. Meski kadang membuat mata sering aneh bila memandangnya, namun apa yang telah dilakukan Ibu, ternyata menyelamatkan kehidupan, hehehe.....alias tanggal tuapun tetap jaya tanpa terbebani slogan "tongpes" alias kantong kempes.
Justru cara inilah yang akhirnya kuikuti sampai saat ini. Taruhlah tube pasta gigi, yang terus dikorek isinya, bahkan kemasannya pun sampai terkoyak, dengan harapan agar seluruh isinya terkuras habis. Atau sabun mandi batangan yang telah menipis dikumpulkan dalam sebuah wadah, menunggu sabun tipis berikutnya. Setelah terkumpul banyak, lantas disatukan dan dipakai sabun mandi kembali.
Bukan hanya itu, kemasan rinso yang telah habis, masih bisa dipakai mencuci dengan cara diberi air pada kemasannya. Demikian pula dengan kemasan sunlight, pembersih lantai, pewangi pakaian dan lain sebagainya. Intinya kemasan-kemasan bekas itu tak akan dibuang begitu saja sebelum benar-benar habis isinya dan terkoyak kemasannya.
Bahkan, botol kecap, saos tomat, saos sambal, saos tiram dan sebagainya diperlakukan sama alias tak dibedakan. Mereka akan terlempar masuk bak sampah setelah isinya bersih-sih tak tersisa sedikitpun.
Tak ketinggalan kardus bekas kue atau nasi box. Bahkan, Ibu menyediakan satu ruangan khusus untuk menyimpan kardus-kardus bekas itu. Mau tahu untuk apa kardus-kardus itu? Ya, tentunya untuk tempat-tempat kue lagi. Jadi ceritanya begini, Ibu tuh orangnya senang sekali ikut organisasi, entah itu arisan, karangwreda, atau pengajian. Nah, setiap anggotanya selalu mendapat jatah ketempatan acara, termasuk Ibu. Maksud Ibu dengan mengumpulkan kardus-kardus bekas itu, agar tidak membeli lagi kardus kue saat mendapat giliran ketempatan arisan atau pengajian. Meski kardusnya warna-warni bak pelangi di langit biru, bagi Ibu yang penting isinya, toh pada akhirnya kardus itu akan dibuang juga.
Ibu memang suka irit, namun bukan berarti pelit, lho. Buktinya dengan hanya mengantongi uang 500 ribu sebulan, Ibu bisa bertahan sampai akhir bulan. Nah, kurang apa coba?
Akupun mencoba menerapkan trik ngirit dalam keluarga kecilku, dan hasilnya luar biasa, aku masih bisa menyisihkan sedikit uang di akhir bulan, meski jumlahnya hihihi....tak banyak amat. Mau tahu trik iritku? Yuk simak coretanku di bawah ini ya sobat......
1. Setiap terima gaji di awal bulan, nih gaji suami lho, maklum hanya ibu rumah tangga...sttt jangan ribut ya....usahakan membuat catatan pengeluaran. Buatlah pos-pos tertentu sesuai jumlah gaji yang diterima. Usahakan catatan pengeluaran ini untuk pengeluaran yang memang perlu, seperti belanja dapur bulanan, biaya sekolah anak, biaya listrik, telpon, air. Jangan lupa anggarkan untuk biaya kesehatan dan biaya lain-lain.
2. Untuk keperluan dapur, belilah kebutuhan untuk jangka waktu sebulan. Seperti bumbu dapur dan sebagainya. Hal yang sama berlaku juga pada kebutuhan mandi dan mencuci. Belilah sayuran yang bergizi dan tak terlalu mahal, kalau perlu perbanyak stok atau persediaan dan simpan di lemari es, agar tidak terjadi bolak-balik belanja ke supermarket.
3. Usahakan memasak sendiri makanan untuk keluarga. Selain irit, kesehatan juga terjamin. Karena dengan memasak sendiri di rumah, kita dapat berkreasi dengan menciptakan aneka masakan yang lezat.
4. Berusaha menjadi ibu yang kreatif. Artinya bisa menciptakan menu masakan yang berbeda dengan satu sumber. Ini tips yang saya lakukan ketika tanggal tua, sementara persediaan di lemari es tinggal tempe saja. Pastinya keluarga akan bosan bila tiap hari makannya hanya tempe goreng. Nah, untuk menghilangkan kebosanan itu, sebaiknya buatlah jadwal menunya. Misalnya hari ini tempe akan dimasak tumis tempe cabai hijau, besok sate tempe, besoknya kering tempe, atau sambal tempe, atau sayur lodeh tempe atau tempe bacem. Intinya ditanggal tua kita harus pandai berkreasi dalam hal masakan ya.
tumis tempe cabai hijau |
5. Manfaatkan halaman rumah yang kosong untuk berkebun. Tips ini sangat berguna bila sewaktu-waktu terjadi kenaikan harga pada kebutuhan dapur. Dulu ketika harga cabai mahal, aku tak merasa bingung karena cabai di belakang rumahku tumbuh dengan subur. Tinggal petik saja tanpa mengeluarkan biaya.
kolam ikan di belakang rumah dan tanaman lainnya |
6. Jangan lupa hemat listrik, air dan telpon ya. Kalau mau ngirit telpon, gunakan paket irit. Contohnya kartu As, pakailah paket jagoan serbu yang hanya seribu perak bayarnya untuk menelpon ke sesama pengguna telkomsel. Pastinya ada paket hemat lainnya yang juga menawarkan kemudahan. Nah, kalau listrik, gunakan listrik seperlunya, demikian air. Kalau pas ngantuk dan air sedang mati jangan suka menghidupkan kran, bisa-bisa rumah kebanjiran.
7. Kadang kita sering merasa jenuh dan bosan, seperti bosan berdiam diri di rumah, bosan makan makanan rumah atau jenuh dengan aktifitas yang itu-itu saja. Nah, untuk mengatasi kebosanan itu jangan lantas hantam dengan menghamburkan waktu, tenaga dan uang. Boleh sih pergi ke mall, rumah makan atau tempat wisata berbayar, tapi ingat isi kantong. Sekali waktu boleh sih tapi jangan keseringan. Lebih baik carilah kegiatan atau tempat yang murah meriah kalau perlu gratis sebagai tempat refreshing, seperti membuat kolam ikan di halaman rumah yang masih kosong, menikmati perjalanan mudik bersama keluarga sambil rekreasi dan wisata kuliner, pastinya lebih ngirit kan. Dan jangan suka pergi ke mall, kalau sekedar cuci mata dan lihat-lihat sih boleh aja. Hindari keinginan untuk membeli, karena bila kita menurutkan hawa nafsu, uang bulananpun akan melayang, makan harianpun jadi tak terurus. Hiks.
7. Kadang kita sering merasa jenuh dan bosan, seperti bosan berdiam diri di rumah, bosan makan makanan rumah atau jenuh dengan aktifitas yang itu-itu saja. Nah, untuk mengatasi kebosanan itu jangan lantas hantam dengan menghamburkan waktu, tenaga dan uang. Boleh sih pergi ke mall, rumah makan atau tempat wisata berbayar, tapi ingat isi kantong. Sekali waktu boleh sih tapi jangan keseringan. Lebih baik carilah kegiatan atau tempat yang murah meriah kalau perlu gratis sebagai tempat refreshing, seperti membuat kolam ikan di halaman rumah yang masih kosong, menikmati perjalanan mudik bersama keluarga sambil rekreasi dan wisata kuliner, pastinya lebih ngirit kan. Dan jangan suka pergi ke mall, kalau sekedar cuci mata dan lihat-lihat sih boleh aja. Hindari keinginan untuk membeli, karena bila kita menurutkan hawa nafsu, uang bulananpun akan melayang, makan harianpun jadi tak terurus. Hiks.
mudik sambil rekreasi |
credit |
8. Terakhir nih......dan ini nih yang manjur kalau menurutku lho, bagi umat muslim, setiap malam atau setiap selesai sholat Shubuh jangan lupa membaca surat Waqiah. Hasilnya luar biasa. Setiap selesai membaca surat Waqiah, aku selalu mendapatkan rejeki yang tak disangka-sangka datangnya, kadang berupa uang atau berupa barang. Bahkan disaat kebingungan karena tak ada persediaan makanan di rumah, tiba-tiba seorang tetangga datang ke rumah dengan membawa makanan. Dan ini selalu terjadi setelah kubaca amalan surat Waqiah. Namun, jangan dijadikan sebuah kepastian, kalau membaca surat ini pasti dapat rejeki. Ingat bahwa rejeki manusia hanya Allah yang tahu, kita sebagai umatNya hanya bisa mengupayakan dengan berusaha sambil berikhtiar. Dan bentuk ikhtiar itu adalah membaca surat Waqiah tadi. Jadi bila setelah membaca surat tersebut, ternyata rejeki itu tak datang, jangan lantas marah. Pasrahkan segalanya hanya kepada Allah, bahwa Allah-lah yang mengatur rejeki kita.
Yah....mungkin itulah tips dan trik warisan Ibu yang kujalankan untuk menjadi manusia yang irit bukan pelit. Sumpah aku tidak pelit lho, kalau cabaiku berbuah pastilah tetanggaku kebagian. Apalagi kalau aku dapat kiriman makanan dari Ibu, tak mungkin kumakan sendiri, tentunya akan kunikmati bersama suami dan anakku....hehehe.....
Mudah-mudahan tips dan trikku ini tidak norak alias keterlaluan, setidaknya masih mendapat perhatian dari Kaka Akin sebagai Sohibul Hajat, ngarep kali.....Yang jelas, di akhir ceritaku tak lupa kuselipkan kata ......
Semoga Blog Kaka Akin makin meng-inspirasi semua pembacanya.....amin.
“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Irit tapi Bukan Pelit yang diadakan oleh Kakaakin”
8 Komentar
wah, hebat banget Anda Mbak. Ibu dan Anda bakat nih soal berhemat. Sangat bermanfaat. Semoga menang ya Mbak :)
BalasHapusPrajurit=prasaja,jujur,irit he he he he
BalasHapusMari kita hidup hemat agar selamat
Semoga berjaya dalam GA
Salam hangat dari Surabaya
mantap mbaaakk, keren trik hematnyaa...
BalasHapuskalo kerdus, ibuku biasa juga ngumpulin, kadang suka sebel aku mbak, tp setelah tau manfaatnya ya jd manggut2 setuju :)
tpsnya mantaaap......hemat bukan berarti pelit yaaa...aku mau ikutan aah...sukses GAnya mak...
BalasHapusaku juga suka memperbaui msakan lama
BalasHapuswarisan yang sangat berharga ya, Mbak. Bisa menjadi bekal buat menjalani kehidupan yang nggak melulu indah. Hehe...
BalasHapusMaaf, kemarin ternyata nyangkut di akismet.
Terima kasih sudah ikutan GA Irit tapi Bukan Pelit. Sudah tercatat sebagai peserta :)
Ibu saya juga begitu...
BalasHapusSukses ya GAnya :D
Tepat sekali Mbak, saya juga belajar tips hemat dan irit dari Ibu. Dan ketika membaca postingan ini, ada beberapa kemiripan yang saya temukan. Salah satunya adalah hobi mengumpulkan kotakan. Kalau Ibu saya kotaknya dibentuk lembaran gitu, jadi lebih mudah menyimpannya. Dulu saya sama Bapak selalu ngomel2 kalau lihat Ibu suka ngoleksi kotakan bekas kue. Tapi ternyata itu sangat bermanfaat di saat-saat darurat.
BalasHapusBukan itu aja, bahkan kardus sepatu, kardus mie, dan kawan-kawannya pun Ibu simpan. Berguna buat ngepak barang2 untuk dikirim. Luar biasa ya pembelajaran Ibu yang masih kita pakai sampai saat ini :)
Terima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)
Salam,
@apikecil
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...