Cinta itu milik manusia. Mustahil bila ada seseorang yang
tak kenal cinta. Sejak lahir sampai tua, cinta selalu melingkupi kehidupan
manusia. Meski pemahaman tentang cinta itu berbeda, namun bersamanya akan
melahirkan sebuah rasa. Entah itu senang atau sedih, hanya manusialah yang
tahu.
Pun demikian cinta itu sederhana. Cinta lebih tertuju pada
rasa suka. Coba kita lihat cinta seorang anak pada makanan, binatang
kesayangan, benda kesayangan atau semua hal yang membuatnya tertarik. Pasti ia akan mati-matian mempertahankan
semua yang disukainya. Kalau si anak suka makan ayam, tentunya nafsu makannya
akan berkurang bila ia diberi manakan selain ayam. Ia akan pasang aksi tutup
mulut saat disuap, bahkan mogok makan. Begitu juga dengan barang kesayangannya.
Walau bentuknya sudah dekil, modelnya sudah tak menarik, tetapi kalau itu
barang kesayangannya, maka si anak akan menangis kencang manakala barangnya
hilang. Hayo ngaku betul bukan??? Ini pengalaman anak saya….
Cinta itu sebentuk ketertarikan lawan jenis. Nah ini yang
agaknya menarik untuk dibahas. Sejak akil baliq, rasa ketertarikan pada lawan
jenis seolah makin menggebu. Bahkan, seseorang yang mulai muncul hasrat
cintanya, ia akan berbuat apa saja untuk memikat hati lawan jenisnya. Si cewek
akan dandan secantik mungkin bak bidadari, sementara sang cowok tak mau
ketinggalan dengan berdandan rapi, rambut basah oleh minyak, dan tak
ketinggalan aroma parfum menyebar di tubuhnya.
Sayang….cinta anak muda terkesan nekat. Ia lebih
mengutamakan ego ketimbang naluri. Ketika dua insan sedang di mabuk cinta,
tanpa sadar mereka melakukan hubungan yang tidak wajar, hingga dosapun seolah
terabaikan. Sementara bagi yang putus cinta sering gelap mata, stress bahkan
mencoba bunuh diri.
Cinta itu memang misteri. Ia datang tak diundang, namun
pergi secara tiba-tiba. Tak seorangpun tahu kapan cinta itu datang, dan mengapa
ia harus berlalu begitu saja dengan meninggalkan sebentuk lara di hati?
Ya…cinta memang urusan hati. Namun skenario cinta, hanya Allah-lah yang tahu.
Allah adalah sang sutradara kehidupan, Ia tak pernah salah pilih menentukan
lakon cerita yang diciptakannya.
Dan….manusialah lakon dari cerita kehidupan
itu, termasuk cerita cinta yang tak tahu endingnya.
Cinta yang abadi dan hakiki itu hanya milik Allah. Berapapun
besarnya prosentase cinta pada lawan jenis atau barang kesayangan, tak ada yang
bisa menandingi cinta Allah. Mereka itu hanyalah perhiasan dunia, kadang
memabukkan, menyengsarakan atau bahkan merugikan. Andai berbuah kenikmatan,
tentunya hanyalah nikmat yang sesaat. Ya….sebaik-baiknya cinta, hanya cinta
kepada Allah-lah yang harus kita junjung tinggi. Cinta kepada Allah akan
menghindarkan manusia dari perbuatan yang melanggar agama, musyrik atau bahkan
syirik.
Sementara bagi yang telah menikah, di samping cinta kepada
Allah, cinta itu lebih mengarah pada saling percaya, terbuka dan saling
menerima apa adanya pasangan masing-masing. Menikah untuk menyatukan dua hati
yang berbeda. Bila masing-masing tak mau mengalah, tak mau menerima pasangan
apa adanya, niscaya pernikahan itu tak akan langgeng.
Terus terang pernikahan saya karena perjodohan. Namun bukan
lantas saya memaknainya sebagai pemaksaan kehendak. Saya anggap itu adalah
jalan saya mendapatkan jodoh, setelah beberapa kali saya berjuang mendapatkan
cinta sejati. Bagi saya itu adalah jodoh yang dikehendaki Allah, jadi saya
harus menjaganya agar langgeng sampai akhir nanti.
Memang pernikahan atas dasar perjodohan akan sulit
menghadirkan rasa cinta secepat kilat. Namun saya berusaha memahami semua
kelebihan dan kekurangan jodoh saya, serta menerimanya dengan tulus ikhlas demi
mendapat ridho Allah swt. Alhamdulillah selama 10 tahun pernikahan kami, belum
pernah ada keributan yang membuat kami marah, bosan atau berburuk sangka. Untuk
itu saya ingin berbagi tips, bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga. Walau
mungkin pengalaman berumah tangga kami masih seumur anak kelas 4 SD, namun
setidaknya inilah yang membuat kami nyaman sampai saat ini.
Keharmonisan rumah tangga tercipta karena :
1.
Saling terbuka. Masing-masing menceritakan
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki tanpa ditutup-tutupi.
2.
Saling percaya. Masing-masing mempercayai
pasangannya, tak pernah curiga, karena rasa ini timbul sebagai akibat dari
saling terbuka itu tadi.
3.
Tak pernah menyembunyikan permasalahan. Setiap
ada masalah, apapun masalahnya sebaiknya diceritakan dengan terus terang,
sehingga akan tahu solusi tepat untuk pemecahannya. Istilah kerennya sharing and carrying.
4.
Terbuka dalam hal keuangan. Masalah keuangan
sering mengundang percekcokan dalam keluarga. Namun bila masing-masing saling
terbuka tentang pemasukan dan pengeluaran keluarga, niscaya tak akan terjadi
keributan.
5.
Jangan suka mengumbar keburukan suami/istri di
depan umum. Bila kita menceritakan keburukan pasangan kita kepada orang lain
itu sama halnya mengumbar aib keluarga.
6.
Bersoleklah hanya untuk pasangan. Memang setiap
manusia entah itu laki-laki atau perempuan selalu ingin tampil menarik di mata
orang lain, walau ia telah menikah. Namun sebaiknya jangan berlebihan
mengundang ketertarikan lawan jenis yang bukan muhrimnya. Kalau untuk pasangan
sih memang diharuskan, tujuannya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Tetapi kalau untuk orang lain, pasti akan berakibat yang kurang bagus.
Perselingkuhan sangat merusak keharmonisan rumah tangga, dan anaklah yang harus
menanggung akibatnya.
7.
Menghormati pasangan. Jangan sampai bertindak
sebagai penguasa dalam rumah tangga. Seorang istri yang menguasi suaminya akan
terlihat tidak bagus manakala ia seperti kerbau dicocok hidungnya, yang menurut
apa kata istri. Demikian juga dengan suami, sebaiknya ia tak memperbudak
istrinya. Seharusnya masing-masing menghormati pasangan dan tidak
meremehkannya.
8.
Saling membantu. Pekerjaan yang berat akan
terasa ringan bila dikerjakan bersama-sama. Demikian pula dengan pekerjaan
rumah tangga dan mengurus anak. Akan lebih indah bila tugas itu dilakukan
bersama-sama.
9.
Mengisi waktu luang dengan acara kumpul
keluarga. Berkumpul di rumah sembari menikmati hidangan sederhana juga dapat
menghangatkan suasana keluarga. Jadi jangan anggap acara kumpul keluarga
sebagai sebuah rekreasi ke suatu tempat dengan biaya banyak. Dimanapun
tempatnya yang penting senang, itu sudah membuat keluarga jadi bersatu dan
bahagia.
10.
Jangan lupa ijin. Ini yang penting. Bukan untuk
memata-matai namun untuk mengetahui kemana perginya pasangan kita. Agar kita
tahu dan tak berprasangka buruk.
Segitu dulu deh tips menghidupkan cinta dalam keluarga versi
saya. Semoga sohibul hajat tak bosan membacanya. Dan mudah-mudahan tips saya
bermanfaat bagi yang lain.
Tapi jangan lupa bahwa cinta itu selalu ada dalam diri
manusia. Jangan pernah sia-siakan cinta yang telah hadir di hati, karena dengan
cinta akan membuat segalanya menjadi indah. Bahkan hidup akan nikmat berkat
cinta. Maka jangan pernah tolak hadirnya cinta…………………
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Understanding Love
5 Komentar
Terima kasih telah mendaftar~ :D
BalasHapusSalam~
Benar sekali mba, cinta membuat segalanya menjadi indah, meski terkadang ada yang terkoyak pula karenanya.
BalasHapusCinta?
BalasHapusSemoga GA-nya sukses berkat cinta.. :)
Salam..
cinta itu bisa dilihat dari berbagai segi ya mbak
BalasHapusJadi masukan untuk saya nih bunda, masih belajar soal cinta soalnya bun...
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...