Semula aku masa bodoh dengan istilah “hiatus cinta”, dan tak
ingin mencari tahu apa sebenarnya arti kata yang masih asing di telingaku. Namun
tiba-tiba hatiku melonjak kaget manakala aku menerima sebuah pesan singkat di
bbm grup teman alumni SMP-ku.
Telah terjadi KDRT,
temanku yang dalam kondisi kedua matanya buta karena kecelakaan, telah dianiaya
oleh istrinya. Sementara sang istri kini pergi meninggalkan suami dan ketiga
anaknya yang masih kecil demi mengejar lelaki yang baru di kenal melalui
facebook.
Tragis dan menyedihkan. Bukan kami mencampuri urusan mereka.
Namun yang lebih kami pikirkan adalah ketiga anaknya yang tiap hari menangis,
bahkan sampai sakit karena mencari ibunya yang tak kunjung pulang. Sementara ibunya
sendiri seolah sudah melupakan darah dagingnya, setiap dihubungi selalu tak mau
mengangkat hapenya.
Ya…hiatus cinta! Namun, apakah demikian maksudnya? Bosan dengan
cinta yang satu, lalu pindah ke cinta baru alias cinta ke lain hati?. Cinta memang
tak selalu indah pada akhirnya. Banyak jurang terjal, bahkan batu cadas yang
sering mengiringi perjalanan cinta manusia. Meski toh pada awalnya sumpah
serapah, janji sehidup semati atau cinta sampai akhir jaman itu pernah terucap.
Hmm…memang cinta tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pun demikian
cinta selalu hadir menghiasi kehidupan manusia. Semua manusia pasti mengenal
cinta. Seorang anak yang cinta mati pada mainannya, ia akan terus membawanya
kemana ia pergi, atau mendekapnya manakala ia tidur. Demikian juga dengan
seorang remaja yang tengah di mabuk cinta. Ia akan memuja pasangannya setiap
saat, bahkan berusaha tampil menarik di depan pasangannya.
Dan bagi pasangan suami istri. Mereka selalu mengucapkan
ikrar cinta sehidup semati, tak akan pernah mendua bahkan cinta sampai akhir
jaman. Seolah tak ada lagi hiatus cinta, yang membuat mereka untuk sejenak
berhenti dari ungkapan cinta. Banyak kiasan cinta bahkan syair lagu tercipta, “I
can’t stop loving you, I can’t stop falling in love.” Namun cinta hadir bukan
sekedar untuk dipuja.
Dan aku sadar, rasa cinta yang kumiliki bukan hadir begitu
saja. Aku mencintai kehidupanku, atau aku menemukan orang yang kucintai, semua
itu hanya karena Allah. Allah-lah pencipta rasa cinta itu. Andai rasa cintaku
yang kumiliki ini untuk mencintai suamiku, anakku, hobiku, kehidupanku atau
alam dan seisinya, aku ingin cintaku kepada Allah melebihi rasa cintaku pada
mereka. Karena mereka semua, termasuk aku hanyalah makhluk ciptaan Allah yang
suatu saat akan kembali kepadaNya.
Yah….Cinta Tanpa Hiatus itu hanya milik Allah. Aku tak boleh
memuja makhluk ciptaanNya dengan cinta yang berlebih, tanpa jeda, tanpa tanda
koma. Allah-lah yang berhak dicinta, karena Dia-lah pemberi nikmat dan menjadi
sutradara atas hidupku.
Suamiku, maafkan aku
bila malammu tak selalu kudekap, dan cintaku padamu kuberi tanda jeda. Ada saat yang kunanti dimana aku harus
menyapaNya lewat lantunan ayat suci Al-Qur’an. Dan di sepertiga malam itu “Dia”
telah menungguku dipersimpangan walau hanya dengan dua rakaat. Aku ingin
memujaNya. Aku ingin terus mengingatNya, bahkan aku ingin selalu dekat
denganNya.
Anakku, maafkan mama
yang tak bisa mencintaimu sepenuh hati, atau menemanimu setiap saat, bahkan
mendekapmu saat tidur. Bunyi Adzan itu membuat mama meninggalkanmu. Bukan karena
mama tak sayang lagi padamu, nak. Namun ini adalah sebuah kewajiban yang harus
mama lakukan atas nikmat yang diberikanNya pada kita.
Memang selayaknya cinta kepada makhluk ciptaan Allah perlu
sebuah tanda koma demi mengharap cinta seutuhnya. Hanya Allah-lah yang berhak
kita cintai melebihi cinta kita kepada makhluk-Nya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway sehari Cinta Tanpa Hiatus
13 Komentar
Kasihan sekali... sudah buta malah jadi korban kekerasan dalam rumah tangga
BalasHapusItu sang istri belum bisa menerima takdir yang menimpa mereka ya?
Betul mbak istrinya tidak bisa menerima keadaan dimana suaminya sudah tak berpenghasilan dan dia sendiri juga dipecat dari tempatnya kerja
HapusSepakat... cinta tanpa hiatus hanya milikNYA semata.
BalasHapusKarena manusia tempatnya alpa... suatu saat cintanya akan berhenti atau beralih... spt kisah di atas itu
Sudah selayaknya cinta kita kepada Allah tak boleh putus karena Dialah Sang Maha Pemberi Cinta yang membuat kita bisa mengenal cinta
Hapusduh Mak kok kasian :'(
BalasHapuscerita KDRT bikin mewek :'(
setujuuuuu cinta yang sesunguhnya dan tanpa hiatus hanya milik ALLAH :)
Kasian lagi kalo melihat anak2 tak berdosa itu ikut menderita, mereka masih butuh kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya mak
BalasHapusYa cinta tanpa hiatus memang seharusnya untuk Sang Pencipta cinta
cinta oh cinta..
BalasHapuskasian banget anak2nya, terlantar jadinya
Iya Bener banget kasian anak2nya
Hapuscinta kepada Allah nomor 1 dan tidak pernah terputus ya mbak
BalasHapusBiasanya istri yang jadi korban, tapi sekarang istrinya malah yang zalim. Naudzubillah, ya, mbak.
BalasHapusTerima kasih Ibu ...
BalasHapusIni tulisan yang mengingatkan kita semua Bu ...
Semoga sukses di perhelatan Pak De
Salam saya Bu
(13/2 : 4)
sengaa berlama-lama disini ...
BalasHapussambil mendengarkan "Amayadori" (Mayumi Itsuwa)
(nostalgia bentar aaaahhh ...)
:)
Sepakat banget apa yang ditulis Mak Yuni..
BalasHapusSukses GAnya yaaa
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...