credit |
Awalnya saya bukan penggemar makanan berbahan dasar daging. Setiap
makan daging, entah itu daging sapi, kambing, ayam atau ikan sekalipun, saya
selalu membayangkan bentuk fisik hewan dan kebiasaannya. Sampai-sampai saya
keduluan mual sebelum menyantap olahan daging itu. Apalagi daging bebek? Wih,
tidak ada dalam sejarah saya untuk menggemari daging itu. Melihat bentuk
aslinya saja saya sudah lari terbirit-birit, karena trauma pernah dikejar bebek
kala kecil dulu.
Ternyata memang benar adanya, bahwa roda kehidupan itu
selalu berputar. Begitupun dengan makanan kesukaan. Kalau dulu saya wanti-wanti
tidak akan menyentuh menu olahan daging, setelah menikah saya berada dalam
lingkungan yang berbanding terbalik dengan tempat saya dibesarkan.
Saya benar-benar merasakan perubahan saat tinggal di Papua.
Keadaan alam Papua yang dikelilingi laut dan hutan, dimanfaatkan oleh
penduduknya untuk memelihara ikan dan beternak. Belum lagi hasil laut yang
melimpah ruah, membuat kebiasaan masyarakat Papua lebih menggemari makanan
berbahan dasar daging. Disinilah awal mula saya mulai suka makan daging.
Ditambah dengan hobi suami saya yang suka masak dan kuliner,
saya jadi terpacu ingin melebihi kemampuannya. Awalnya dari sebuah rantang
susun yang tergeletak diatas meja. Usut punya usut itu adalah hadiah lomba
memasak berbahan dasar daging bebek. Kalau dilihat dari rasanya suami saya
memang jago masak, namun karena dia tidak memperhatikan segi kebersihannya,
seperti bumbu yang tidak dicuci, akhirnya juri memutuskan suami saya dapat
juara 2.
Semenjak itu saya jadi hobi makan daging bebek. Selain rasanya
gurih, daging ini akan menghasilkan cita rasa yang nikmat bila diolah dengan
benar. Memang dagingnya terkesan amis dan keras, namun ada beberapa trik untuk
menghilangkan aroma amis dan menjadikannya empuk dan lembut. Tadinya saya
menggunakan panci presto, tetapi gara-gara presto saya rusak setelah dipinjam
tetangga, saya menggunakan cara lain.
Awalnya daging bebek dicuci bersih, lalu dipotong sesuai
selera. Setelah itu dilumuri garam dan direndam dalam perasan jeruk nipis
kurang lebih selama 15 – 30 menit, untuk menghilangkan aroma amisnya. Kemudian daging
bebek siap direbus dengan air dalam panci. Jangan lupa tambahkan sereh yang
telah dikeprek, kunyit yang telah dihaluskan, serta daun salam. Oh ya untuk
membuat daging empuk jangan lupa lumuri dagingnya dengan soda kue, dan
masukkan sebuah sendok stainless steel dalam panci, agar cepat empuk.
Rebus kurang lebih 1 jam.
Beberapa kali saya mencoba membuat menu olahan daging bebek.
Dari yang digoreng, dibakar, dibumbu kecap sampai bumbu woku. Masakan woku sebenarnya masakan
khas Manado yang berbahan dasar ikan, dan pedasnya minta ampun. Namun saya mengganti ikan dengan daging bebek, ternyata tak kalah nikmatnya. Alhasil masing-masing dari kami punya selera sendiri tentang menu olahan daging ini. Saya lebih
suka yang digoreng karena rasanya gurih, sedangkan anak saya lebih suka di bumbu kecap karena manis rasanya, sementara suami saya suka dengan bumbu woku.
Dan ketika mendengar nama bebek Judes, saya penasaran ingin
mengunjungi restonya dan membuktikan apakah pedasnya memang juara?. Sayang di Denpasar belum ada, coba kalau ada pasti kunjungi restonya. Apalagi menu andalan yang ditawarkan “bebek Perawan” membuat saya makin penasaran seperti apa sih bebek Perawan itu? Tapi memang
hebat banget Mas Adhi Widianto ini, bisa menciptakan resto yang digemari banyak
orang.
Untuk mengobati kekecewaan hati saya, akhirnya saya
berkuliner ria mengunjungi penjual olahan bebek. Mulai dari warung di
pinggir jalan sampai resto di tengah kota. Namun hanya beberapa yang saya
kunjungi mengingat lalu lintas di Denpasar yang ramai dan macet. Dari beberapa
yang saya kunjungi ada sebuah warung yang membuat saya penasaran, “Bebek Gephuk”.
Saya coba ke tempat itu ternyata yang dinamakan bebek gephuk itu bebek goreng
dengan ditaburi parutan lengkuas yang telah digoreng. Makannya tetap pakai
cocolan sambal.
bebek bakar dengan sambal yang bikin bibir tambah tebal, sayang gambar bebeknya cuma separo hiks |
Dan ini nih yang benar-benar membuat bibir saya tambah
tebal, bebek bakar dengan sambal nendang banget. Saking pedasnya sampai saya
tak bisa tersenyum saat dijepret. Namun saya akui dari pengalaman makan
bebek, rasanya masih penasaran dengan resto bebek Judes. Dilihat dari aneka
menu yang komplit ditambah harganya yang lebih murah dari Denpasar, membuat saya ingin membuktikan kejudesannya. Semoga suatu
saat resto bebek Judes hadir di Denpasar menjawab rasa penasaran saya.
20 Komentar
Jadi lapar mbak, liat gambar-gambarnya.. :)
BalasHapusayok makan hehehe
Hapusdr yg gak sukaa, sampe suka bangeet yah mbak sama olahan daging :D
BalasHapusiya bener, dulu saya gak doyan tapi gak tahu kenapa setelah menikah jadi suka banget hehehe
Hapusterima kasih untuk partisipasinya, sudah saya catat, ya :)
BalasHapusterima kasih mbak myra
Hapussaya juga suka bebek mak.....sering juga masak sendiri...bebek bumbu pedas...
BalasHapusbebek emang enak ya mak kalau diolah jadi masakan.....
HapusLagi nunggu waktu untuk bisa makan bebek ini. Semoga sukses kontesnya, mba :-)
BalasHapussaya berharap semoga nanti ada di denpasar, terima kasih ya mbak
Hapuskalau pintar ngolahnya, daging bebek jadi lebih enak dari daging ayam ya mak..lebih gurihh ^^
BalasHapussalam kenal mak Yuni
Hehehe iya betul mak, terima kasih sudah berkunjung
HapusSalam kenal kembali
Aduh, jadi lapar... Jadi kepengen makan bebek... (yg udh dimasak tentunya) :)
BalasHapusayuk mak makan olahan bebek biar bisa bunyi kwek kwek kwek hahaha......
Hapusmakan nya menikmatiiiii bangeeddddd hehehe
BalasHapusHabisnya uenak banget mbak hehehe
HapusMbak Yuni khusus bgt makannya, jd ikutan ngiler nih, pdhl aku ga suka bebek lo.. Kl skr jd pgn ya?? :-P
BalasHapusBukan khusyuk mbak Muna tapi kepedesen sampe gak bisa senyum hehehe, eh Btw uenak lho rasanya daging bebek tuh
Hapusgood luck ya mbak dengan GAnya
BalasHapusterima kasih mbak Lidya
HapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...