Cover Kumpulan Dongeng Anak Karya Hastira Soekardi sumber gambar disini |
Dunia anak adalah dunia yang penuh imajinasi. Mereka selalu
mempunyai hayalan yang kadang sulit dinalar oleh akal orang dewasa. Andai aku
jadi supermen, andai aku jadi Cinderella, andai aku jadi hunter dan masih
banyak andai-andai lainnya yang seolah memenuhi otak anak-anak.
Bukan tidak mungkin hayalan-hayalan itu timbul karena sebuah
tontotan. Banyak acara televisi saat ini yang tidak mendidik. Tontonan yang
seharusnya tidak ditayangkan malah menjadi konsumsi anak-anak setiap harinya.
Alhasil mereka semakin terbuai oleh hayalan yang tak masuk akal. Dan sebagai
orang tua yang bijak, hal yang sebaiknya dilakukan demi menjaga tumbuh kembang
buah hatinya adalah tidak membiarkan anak-anak mereka menyaksikan acara
televisi yang kurang mendidik.
Wajar memang anak-anak identik dengan dunia bermain, makanya
jangan pernah membunuh waktu bermain mereka. Sebagai orang tua pasti pernah
mengalami susahnya mengatur anak, anak yang malas bangun pagi, anak yang mogok
sekolah, atau anak yang lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain
ketimbang belajar. Jangan pernah berkelit dari hal ini, setidaknya banyak orang
tua yang mengeluhkan ini, meski ada satu atau dua yang anaknya sangat manis,
gampang di atur dan penurut.
Yah…kembali lagi kepada orang tua, semua itu tergantung
bagaimana kita mengarahkan anak kita untuk menyudahi hal-hal demikian. Tentunya
bukan dengan cara kekerasan. Anak akan lebih mendengarkan nasehat orang tuanya,
bila orang tua menyampaikannya secara pelan dan penuh kasih sayang. Sebaliknya,
bila kekerasan yang kita ajarkan kepada anak, sedikit salah dipukul, sedikit
berulah dihajar, anakpun cenderung agresif dan bersifat temperamental. Jadi
sebaiknya hindari kekerasan, sekecil apapun bentuknya, dalam mendidik anak.
Mengajarkan anak tentang sesuatu hal memang gampang-gampang
susah. Kadang anak yang dilahirkan dari orang tua yang cerdas, belum tentu bersifat
sama seperti orang tuanya. Perlu sebuah ketelatenan dan kesabaran untuk mendidik
anak. Kadang ada anak yang cepat bosan belajar, padahal ia senyatanya anak yang
cerdas. Kadang pula ada anak yang biasa-biasa saja, namun karena ketekunannya
belajar, akhirnya ia jadi pandai.
Mendongeng adalah sebuah cara untuk mengajarkan sesuatu
kepada anak. Sebuah fakta membuktikan bahwa dengan mendongeng dapat
meningkatkan daya imajinasi anak, karena ia dapat menstimulasi otak anak
sehingga dapat diterjemahkan menjadi rangkaian kalimat yang mudah dimengerti.
Disamping itu dengan mendongeng, kebosanan yang melanda anak lambat laun akan
berubah menjadi sesuatu yang menarik untuk dipahami.
Bahkan sesuatu yang dianggap momok, katakanlah pelajaran
berhitung, bila metode pembelajarannya diubah dalam bentuk dongeng, akhirnya ia
menjadi pelajaran yang menyenangkan. Ini yang kerap kulakukan untuk Fawaz, anak
laki-lakiku.
Fawaz, anak laki-lakiku |
Sejak kecil aku memang terbiasa dengan dongeng. Meski
almarhum ayah tidak mempunyai banyak buku dongeng, namun cerita kehidupan ayah
seolah menjadi dongeng pengantar tidur yang selalu menemaniku. Senyatanya aku bangga
mempunyai ayah seorang pejuang. Meski kenyataan berkata bahwa sosok ayah yang
kubanggakan lebih pantas kupanggil kakek ketimbang ayah.
ayahku seorang pejuang |
Hmmm…semua berawal dari perjuangan hidup ibu yang akhirnya
demi balas budi rela menikah dengan laki-laki yang seharusnya dipanggil ayah. Namun
rasa banggaku kepada kedua orang tuaku sampai detik ini masih berkobar
didadaku.
Kisah hidup ayah yang mengharu biru seolah menjadi dongeng
yang menghiasi hari-hariku. Kadang di suatu petang di saat bulan purnama, ayah
mengajak ibu, aku dan adik menggelar tikar di teras samping rumah sambil
membawa bantal dan guling. Kami tidur-tiduran sambil menunggu malam tiba. Disitulah
ayah memulai ceritanya. Cerita pengalaman ayah yang membuatku berkelana di alam
hayal, seolah bagai kisah di negeri dongeng, dan membuatku ingin terus
mengenangnya.
Ayah yang memulai kiprahnya di desa dengan menjadi penjahit
dan tukang mlijo (penjual sayur keliling dengan pikulan di pundak), atau ayah
yang harus berjuang menghidupi kesebelas adiknya. Sementara di lain cerita ayah
mengisahkan keinginannya masuk polisi dan lebih nyaman di panggil petani
daripada polisi, atau ayah yang menceritakan perjuangannya melawan penjajah
hingga beliau sedikit demi sedikit mengerti bahasa mereka.
Kalimat yang diucapkan ayah sampai sekarang masih tetap
kuingat.
“We often drink tea in the garden, when the birds fly on the
sky and the butterflies fly in the garden, its look very nice, and we want to
do it everyday, maybe all the day…..”
Atau suatu waktu ayah mengajariku tentang hitungan ala
Jepang…..
“ichi, ni, san, shi, go, roku, sci, haci, kyu, ju…….”
Hanya sampai hitungan sepuluh ayahku hafal, selebihnya
beliau sudah tidak ingat lagi, yang beliau hafal malah perkenalan ala Jepang.
“Hajimemashite, watashi wa Beni san desu, dozo yoroziku.”
Bahkan suatu waktu karena kepungan penjajah, ayah pernah
tersesat sampai Jawa Barat tepatnya di Sunda. Disanapun beliau mengerti bahasa
Sunda. Yang masih kuingat sampai sekarang adalah saat ayah mengatakan, “ujaaaang…kadiek.”
Ah aku tidak mengerti apa maksudnya, karena aku bukan orang Sunda.
Yah…itulah cerita almarhum ayah yang sampai sekarang masih
membekas dan tetap kuingat. Senyatanya mendongeng itu bukan hanya mengisahkan
legenda atau cerita kuno dari buku-buku dongeng, namun si pendongeng setidaknya
juga harus menguasai materi yang akan dijadikan bahan mendongeng. Apalah jadinya
bila si pendongeng tak menguasai materi? Pastinya akan mengaburkan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.
Seperti pengalaman ayah, yang menjadikan cerita kehidupannya
sebagai dongeng pengantar tidur, agaknya dapat dijadikan solusi bagi pendongeng
untuk mengambil hikmah di balik cerita itu. Dan kini, setelah aku mempunyai
anak, hal yang sama kuterapkan pada anakku.
mendongeng saat menjelang tidur |
Aku memang tak banyak mempunyai buku dongeng. Disamping itu
dengan mempunyai buku dongeng, aku harus dituntut menguasai keseluruhan isi
dari dongeng itu. Andai aku tak menguasai, bisa-bisa anakku bosan dan malas
mendengarkan dongengku. Aku lebih nyaman mendongeng kisah pengalaman hidupku.
Ternyata, anakku suka sekali dengan dongeng yang kubuat
sendiri, seperti tulisanku tentang Kisah Pak Tani yang Budiman. Apa yang kutulis sesungguhnya adalah
cerita kehidupan ayah lengkap dengan perjuangan beliau, namun namanya
kusamarkan. Setiap menjelang tidur anakku selalu minta diceritakan kisah pak
tani dalam dongengku, seolah dia sudah dapat menangkap segala sikap yang
dimiliki pak tani. Dan diakhir cerita tak lupa selalu kuselipkan hikmah dibalik
dongeng itu.
Bahwa kisah pak tani adalah contoh teladan seorang lelaki
budiman, suka menolong, ringan tangan dan tidak sombong. Dan seseorang yang
ingin sukses meraih cita-citanya haruslah bekerja keras sambil berdoa. Semenjak
itu Fawaz jadi berubah, ia makin rajin belajar dan berdoa.
Ketika rasa malas
menderanya, akupun mengingatkannya dengan dongeng pak tani. Hingga akhirnya
dongeng pak tani yang asli buatanku jadi dongeng favorit anakku. Campur aduk
rasa hatiku. Bangga karena dapat menularkan sikap baik almarhum ayah kepada
anakku. Sedih dan haru manakala mendapati kenyataan bahwa ayah telah lama
tiada. Hiks………ayah semoga engkau bahagia disana, cerita kehidupanmu kujadikan
dongeng yang menginspirasi cucumu. Peluk cium ayah…….
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Dongeng Anak di blognya mamahtira
5 Komentar
betul juga, kisah sehari-hari bisa dijadikan dongeng :)
BalasHapussemua mempunyai kisah sendiri sendiri
BalasHapuswah seorang tladan ayah yang sangat menginspirasi. Sukses untuk GAnya y mbak :)
BalasHapusdongeng memang bisa merubah sikap anak ke arah yg lebih baik ya...
BalasHapustapi bsia juga gak usah pake nama pak tani.. pake aja langsung nama sebutan "kakekmu" dengan begitu dia jadi bangga punya kakek seseorang yang luar biasa.
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...