Aneh ya kedengarannya, perjalanan impian kok malah Harley yang
dibicarakan. Apa hubungannya? Hehehe……yang jelas tulisan yang kuikutkan dalam
GA-nya mba Indah Nuria Savitri tentang Perjalanan atau Liburan Impian (MyDreamVacation) ini
bukanlah sekedar rekayasa, namun senyatanya inilah yang sekarang menari-nari
indah di pelupuk mataku.
Memang sangat riskan berkendara dengan menempuh jarak
bermil-mil. Selain faktor cuaca, faktor keselamatanpun juga harus diperhitungkan.
Apalagi mengajak serta anak. terus terang akupun was-was akan kondisi anakku
saat diguyur hujan terus-menerus atau diterpa angin malam. Namun seperti
ceritaku lalu, untuk melakukan perjalanan jauh dengan berkendara, aku sudah
mempersiapkan matang-matang kelengkapannya. Baju yang kukenakan, demikian juga
baju yang dipakai suami dan anakku selalu berlapis, tak lupa jas hujan
masing-masing yang tak pernah ketinggalan. Ada kacamata, helm, sarung tangan,
sepatu karet, masker penutup hidup serta baju ganti anak yang tersimpan di box
belakang motor.
credit |
Well….tak ada sesuatu yang tak mungkin, dan berbahagialah
orang yang punya mimpi, karena kelak ia akan berusaha mewujudkannya……itulah
prinsipku. Jadi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama kita berusaha
keras memperjuangkan mimpi itu. That’s right and am sure it.
Terus terang sejak dulu aku hobi banget naik motor, pakai
kebut-kebutan lagi. Dasar anak muda kali ya hehehe……bahkan sempat beberapa kali
jatuh, sampai gigi rompal dan dagu dijahit. Namun semua itu tak pernah
memupuskan keinginanku untuk tetap bergaya diatas sepeda motor.
Flashback ke masa lalu, saat masih duduk di bangku SMA, aku
sering menghabiskan liburanku dengan berkendara bersama teman-temanku. Entah itu
ke pantai, ke air terjun, ke gunung dan sebagainya. Yang jelas aku suka banget
mencoba medan yang susah dan menantang untuk dilalui motor.
menghabiskan waktu bersama teman-teman SMA |
Perjalanan jauh pun seringkali kulalui. Aku yang asli
Blitar, sering pergi ke Malang, Kediri, Tulungagung bahkan Madiun seorang diri.
Bagiku ini adalah hal yang biasa. Aku serasa menikmati udara kebebasan, meski
toh akhirnya sering dikuntit seseorang. Inilah yang kadang membuatku tak nyaman
berkendara. Namun solusinya aku selalu mencari tempat keramaian atau singgah di
pom bensin agar si penguntit tak jadi mengikutiku.
Dan kini, aku bersyukur bahwa Allah memberiku seorang jodoh yang
hobi banget naik motor. Bahkan suamiku sering berangan, bila kelak uangnya
terkumpul bukan mobil yang dibeli namun Harley Davidson-lah incarannya. Terlalu muluk kedengarannya ya.......
suamiku yang hobi berkendara |
Lalu tentang perjalanan impianku, rasanya bukan sesuatu yang
tak masuk akal bila aku mengimpikan sebuah perjalanan ke suatu daerah atau
bahkan ke sebuah pulau dengan menunggangi si Harley ini. Meski toh banyak juga
impian-impianku yang lain. Tentang lagu “Amayadori” yang selalu mengalun indah
di blogku, itu juga salah satu impianku. Aku sangat mendambakan bisa
menginjakkan kaki di negeri Sakura. “Nihon jin wa kirei jin desune”….that’s I
think, Japan is the most beautiful country with the nice culture and have a lot
of modern technologies.
Demi memenuhi keingintahuanku tentang Jepang, sampai aku
bela-belain kuliah di Politeknik Negeri Malang mengambil jurusan Administrasi
Niaga. Kebetulan aku mendapatkan mata kuliah bahasa Jepang, dan mata kuliah
inilah yang paling kusenangi, hingga nilai “A” pun kuraih. Terkadang dari
jurusanku didatangkan seorang “sensei” (guru) dari Jepang. Kami praktek
percakapan ala Jepang, hingga masing-masing dari mahasiswa mendapat bagian
permen yuppi asli Jepang. Oh….so sweet, mengenang masa itu.
Bukan hanya itu, lulus kuliahpun aku masih berburu pekerjaan
di perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Saat itu berulangkali aku mendapat
panggilan interview di PIR Pasuruan, sederetan perusahaan Jepang bercokol
disana. Mulai dari Mitsubitsi, Yamaha, Daigaku dan sebagainya. Sayang, aku
salah menjawab interview itu, sehingga aku gagal diterima di perusahaan itu. Memang dalam perusahaan Jepang selalu
mempekerjakan karyawannya sangat underpresser, mereka bekerja penuh tekanan dan
sangat disiplin. Namun bukan berarti dianggap kuli. Kompensasi mereka besar,
bahkan tenaga mereka pun sangat dihargai. Banyak fasilitas yang diberikan. Sungguh
tak rugi bekerja di perusahaan Jepang.
Sebenarnya impianku bukan hanya ingin mengunjungi Jepang
saja. Aku juga ingin seperti layaknya muslim di Indonesia, yang berharap bisa
mengunjungi rumah Allah walau hanya sekedar umroh. Bahkan akupun sempat
berandai-andai suatu saat aku akan mengajak serta keluargaku: suami dan anakku,
orang tuaku, mertuaku, dan familiku umroh ramai-ramai ke Mekkah, sembari
mendekatkan diri kepada Allah dan melaksanakan wisata hati bersama keluarga
besarku. Amin Allahuma Amin.
credit |
Dan mengenang perjalananku adalah sebuah cerita yang selalu
terpatri indah di relung hatiku. Memang senyatanya hidup ini adalah sebuah
perjalanan. Kalau dulu semenjak lahir sampai lulus SMA aku memang berdiam diri
di kota kelahiranku, Blitar. Menikmati wisata di kota kecilku bersama
teman-temanku. Setelahnya aku mulai merambah kota Malang untuk melanjutkan
kuliah dan mencari penghasilan disana. Sampai akhirnya aku mengembara ke
Surabaya untuk kembali mengais rupiah. Tentunya banyak cerita indah yang
kurajut dalam rentang perjalanan itu.
Namun setelah menikah, ternyata cerita perjalananku semakin
menarik. Aku yang notabene meninggalkan hiruk pikuknya sebuah kantor dan
memutuskan hanya menjadi ibu rumah tangga saja, ternyata memberiku sebuah arti
kehidupan yang sangat mendalam. Semenjak menikah aku resmi mengikuti suamiku ke
Papua. Banyak perjalanan yang kulalui disana. Mulai dari beradaptasi dengan
lingkungan yang masih asing, lalu aku beberapa kali terserang wabah malaria,
sampai akupun akhirnya mengagumi budaya Papua dan beberapa kali ikut tampil
dalam pentas tari. Sungguh sebuah pengalaman yang tak pernah terlupa.
Bahkan bukan hanya pentas tari yang kuikuti. Senyatanya aku
jadi tahu tempat-tempat wisata di Papua. Meski toh Papua yang kukunjungi hanya
sekitaran Jayapura – Sentani. Apalagi saat aku bersama rombongan ibu-ibu bisa
menginjakkan kaki di perbatasan RI – PNG. Meski ini dibilang aji mumpung karena
kebetulan suami berdinas di Papua, namun bagiku menjadi sebuah moment yang
terindah dalam hidupku.
Dan kini saat aku kembali mengikuti tugas suamiku di Bali,
cerita perjalananku pun mengisahkan alur yang berbeda. Kalau dulu rute Surabaya
– Papua selalu kutempuh dengan pesawat, kini dengan berkendara motorpun aku bisa
menempuh rute Bali – Blitar. Seperti ceritaku di The Most Unforgettable Journey
– nya mbak Muna Sungkar.
Honda PCX, motor kebanggaan |
Tentang impianku berkendara Harley, sebenarnya bermula dari
sini. Jadi ceritanya begini. Saat kami berboncengan melintasi hutan panjang
antara Situbondo – Ketapang, kami disalip oleh sepasang suami istri yang
masing-masing menunggang Harley. Deru mesin Harley itu memang membuat jantungku
bergetar karena takut. Namun ketika melihat si penunggang itu adalah perempuan,
rasanya nyaliku tertantang.
Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku memuji
keberanian perempuan itu. Sampai-sampai aku membayangkan, andai si penunggang
harley itu adalah aku…wiihh pastinya aku akan merasa puas. Dari dulu memang
cita-citaku bisa mengendarai moge keliling pulau. Nekat kali ya, perempuan kok
bercita-cita aneh hehehe…..tapi sumpah, inilah impianku yang paling mengusik anganku.
Andai saja Allah memberikan rejeki berlebih pada keluargaku,
aku ingin memiliki dua buah Harley. Satu untuk suamiku, satu lagi untukku. Lalu
aku akan ajak suamiku untuk touring, bukan untuk kebut-kebutan tetapi hanya
ingin menikmati perjalanan berdua seperti layaknya sepasang sejoli yang lagi
kasmaran uhui……
Tentang anak, aku tak pernah merisaukannya. Kemanapun akan
kubawa serta dia, karena senyatanya dia sangat enjoy menikmati sepanjang
perjalanan yang telah kami lalui. Agaknya darah petualang juga
mengalir dalam tubuhnya. Menurutku ini adalah wisata keluarga yang irit. Selain
bisa menikmati perjalanan, dapat juga singgah di tempat wisata yang ada di sepanjang jalan yang kami lalui. Intinya menikmati perjalanan dengan santai
sambil refreshing dan menikmati indahnya pemandangan.
Dan mengapa aku sampai punya angan ingin menjadi penunggang Harley?
Rasanya puas bisa menunggangi moge setangguh Harley, apalagi dapat melakukan
touring bersama keluarga tercinta. Bagiku hal terindah dalam hidupku adalah
saat melalukan semua kegiatan bersama keluarga. Apapun bentuknya, entah itu
pergi bareng, makan bareng atau tinggal di rumah sempit bareng, rasanya lebih
nyaman. Yang penting hidup ini harus dinikmati, berapapun nikmat yang Allah
berikan kepada kita, hendaknya senantiasa kita syukuri.
Semoga impianku jadi kenyataan, Allah menjawab doaku. Aku jadi
penunggang Harley beneran seperti mimpiku. Karena anganku ini bukan untuk ajang
pamer kekayaan atau pamer kekuatan, namun lebih pada kebersamaan. Dan kebersamaan
itu memang indah. Sesuatu yang paling indah adalah menjalani hari-hari bersama keluarga tercinta di atas Harley Davidson. Semoga saja terwujud, tepok jidad dulu hehehe…………..
9 Komentar
amiiiin semoga tercapaaaiiiii mak...Harley seru bangeeet....dan juga impian lainnya :D>..semoga Yang Kuasa mendengar, mencatat dan mengabulkan mimpi-mimpi kita ya maaak..makasih sudah ikutan GAku :D..cheers..
BalasHapusWiiih aku juga suka banget roadtrip. Tapi Sim C ku udah lama mati nih karena KTP masih Jogja, tiap ke Jogja lupa perpanjangan :(
BalasHapusnaik aja sih aku bisa heheh etapi kalau suruh bawa gak tau deh
BalasHapusWah, ternyata senang bermotor ria ya. Semoga dikabulkan keinginan motor Harley-nya... Senang ya suaminya sesama suka bermotor juga. Wah, udah ke Bali, bahkan Papua. Pengalamannya seru sepertinya. Semoga aku pun kelak bisa bertualang keliling nusatara, hehe :)
BalasHapusMengendarai HD memang mengasyikkan, kata mereka. Tapi saya kok malah takut. Moge ini memacu adrenalin untuk melaju dengan kecepatan tinggi. Dia juga mempersyaratkan pengendaranya kokoh kuat dan trampil serta memiliki mental yang tangguh.
BalasHapusWujudkan mimpimu ke Baitullah Jeng.
Semoga berjaya dalam GA
Salam hangat dari Surabaya
Mak Sri kereeen amat dah impiannye.. :))
BalasHapusTepok jidat berkali2 mak..hihi.. Aku takut mak naek motor segede itu :p
Mudah2an impian mak terwujud ya, aamiin.
Yaaaay... seru! Sejak SMA, aku juga pengen lho naik Harley. Sampe sekarang, jangankan naik sendiri, dibonceng pun belom pernah. Hihihi...
BalasHapusSemoga impiannya tercapai. ^^
Mbak boncengin aku ya sampe Bali kalo udah beli Harley ..hehehe..
BalasHapusterima kasih sudah ikutan GA #dreamyvacation :)
http://pesaslovers.blogspot.com/
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...