Maksud hati ingin konsisten ngeblog alias tiap hari bisa
update blog meski lewat hape. Namun apa daya ada hal yang lebih penting, yang membuatku
berhenti sejenak dari hingar bingarnya aktifitas menulis.
Wiih…sok jadi orang penting kali, padahal yang ditulis
seputaran cerita kehidupan atau berbagi resep. Tak ada yang lain. Tapi sumpah,
sampai detik ini bahagia banget rasanya bisa jadi seorang blogger, meski belum
bisa dibilang blogger sejati. Karena aku masih suka mewek, sewot, ngambek…alias
konsistensi menulisku naik turun.
credit |
Kalau dikumpulkan hadiah yang kudapat dari aktifitas ini
lumayan lho. Suatu saat akan kubuatkan sebuah check-list hadiah-hadiah yang
kudapat dari ngeblog, supaya semangatku kembali menyala seperti saat pertama
kali aku membuat blog.
Ya…kembali ke topik awal, kemana saja aku selama dua hari? Seperti nenek sihirkah yang suka menghilang? Oh…no, tentunya bukan sekedar nenek sihir, tapi jauh dari itu. Mungkin inilah yang dinamakan seorang wanita yang berprofesi ganda, sebagai ibu juga menjadi istri. Biasa kali ya, semua wanita yang telah berumah tangga ya seperti itulah tugasnya, apa yang istimewa?
Daripada penasaran, baiknya aku ceritakan kronologisnya,
hingga membuatku serasa jadi petualang. Anakku memang baru satu, tapi entah
mengapa rutinitasku melebihi seorang ibu beranak lima, nyaris taka da waktu
untuk merebahkan diri di kasur. Padahal aku hanya seorang ibu rumah tangga,
yang banyak menghabiskan waktu di rumah ketimbang di luar rumah. Tapi….ada
tapinya nih, bukan sombong lho ya, saat ini aku sedang belajar menjadi ibu dan
istri yang baik, tentunya dengan caraku sendiri.
Anakku masih kelas 3 SD, pastinya pelajaran yang didapat-pun
masih sebatas materi dasar. Namun aku tak bisa meremehkan begitu saja. Bagiku,
anakku mempunyai bekal kecerdasan otak, makanya aku berusaha mengasahnya agar
ia sukses. Seperti layaknya teman sebayanya, iapun mengikuti les di luar
sekolah. Namun aku tak begitu saja mempercayakan pendidikan anakku kepada guru
lesnya.
Guru les adalah sarana untuk memperjelas materi yang belum
dimengerti dari sekolah. Ia pun tidak bisa sepenuhnya bertanggung jawab kepada
murid lesnya, karena yang diajar bukan hanya seorang, melainkan banyak. Menyadari
hal itu, aku berusaha bertanggung jawab atas pendidikan anakku.
Memang anak seusia anakku masih labil, masih suka bermain
ketimbang belajar. Kalau tidak disuruh belajar, iapun malas belajar. Sempat beberapa
waktu yang lalu, karena keteledoranku, nilai ulangan anakku mencapai angka 50. Sungguh
sangat mengecewakan. Dan atas dasar itu, akhirnya setiap ulangan, entah itu
ulangan harian atau ulangan semester, aku selalu mempersiapkannya baik-baik.
Jauh-jauh hari sudah kuberi pertanyaan seputar bahan
ulangannya, entah itu dalam keadaan santai atau saat belajar. Dan ternyata
memang hasilnya luar biasa. Nilai ulangan anakku jadi stabil, minimal dia
mendapatkan 85, bahkan ulangan terakhir sudah mencapai nilai 100.
Disaat waktuku tersita untuk anakku, ternyata suamiku juga
butuh perhatian hehehe……. Ya, benar juga sebuah semboyan yang mengatakan bahwa
istri adalah pendamping suami. Dan aku berusaha ada disaat suami membutuhkanku.
Seminggu ini, suamiku sangat sibuk, harus menjamu tamu dari BPKP pusat. Belum lagi
jalanan di kota Denpasar yang selalu macet. Menjelang Hari Raya Nyepi banyak
upacara keagamaan yang dilaksanakan, hingga membuat jalan-jalan ditutup
sementara. Kalau sudah demikian, bakal terlambat untuk menghadiri sebuah acara.
Dua hari ini memang seluruh waktuku terkuras habis. Pagi aku
menyiapkan anakku sampai siang mengantarnya ke sekolah. Setelahnya aku harus ke
mall membelikan suamiku beberapa perlengkapan di kantornya. Sementara suasana
kota sangat macet, hingga sampai rumahpun menjelang sore. Mampir rumah hanya
untuk sholat, setelahnya langsung jemput anak pulang sekolah.
Tak begitu lama ngantar anak lagi ke tempat les. Pulang ngantar
anak ganti ngantar suami menuju Rumah Makan tempat tamu-tamunya berada. Sesampainya
di Rumah Makan itu, aku masih harus bergelut dengan keramaian kota Denpasar di
malam hari. Sementara aku tak hafal betul arah pulang ke rumahku. Hanya petunjuk
di jalan itulah yang kujadikan patokan. Dan akhirnya sampailah aku di rumah
meski harus berjam-jam waktu yang kuhabiskan.
Sesampai di rumah, aku harus balik lagi menjemput anakku
dari tempat les. Hingga akhirnya aku kembali lagi ke rumah, dan kembali
menyiapkan pelajaran untuk anakku, kadang juga menemaninya mengerjakan PR. Nyaris aku tak bisa berbuat apa-apa kalau ada
anakku, sementara suamiku taka da. Aku harus menjadi teman yang baik bagi
anakku, menemaninya di tempat tidur, menonton tv, sampai dia tertidur dengan
sendirinya.
Saat anakku tertidurpun sebenarnya masih ada waktu untuk
menulis, namun laptop dua-duanya tak ada di tempat, hingga larut malam sekitar
jam 00.30 suamiku baru tiba di rumah. Yang ada mataku sudah tidak kuat lagi
untuk membelalak. Dan kasurlah yang jadi sasaran terakhirku. Namun aku
benar-benar merasakan dua hari belakangan ini hidupku serasa berpetualang.
6 Komentar
lagunya enak mak... *eh los pokus deh* :D
BalasHapusUwow, sibuk banget, Mbak. Badan capek tapi hati senang, kan? ;-)
BalasHapusaku malas mbak sekrang kalua update dari hp atau tab
BalasHapusKalo aku nulis kalo emang lagi pengen nulis ajah :D Nggak maksain diri untuk terlalu eksis :D
BalasHapusGapapa maak, aktivitas dunia nyata yg banyak tentu butuh perhatian juga ya.
BalasHapusGpp mak, yg ptg anak bojo bahagia, Drimu bahagia.. Nulis pun nti akan ngalir sdr kok. Kl dipaksa malah ga asyik n jd beban akhirnya.. Enjoy ajaaaa (*berasa iklan) :-P
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...