Bicara soal sarapan pagi, aku bukan termasuk orang yang
konsisten untuk sarapan pagi. Meski dipaksa sekalipun, aku lebih memilih
mengambil lauknya saja ketimbang melahap sepiring nasi yang sebenarnya porsinya
tak banyak amat.
Pantas saja ibuku dulu sering teriak-teriak kalau aku susah
sarapan.
“Besok-besok aku gak mau masak lagi, kalau disuruh sarapan
sedikit saja gak mau!”
Sebenarnya alasannya klise banget. “Aku takut gemuk.” Pastilah setiap perempuan ingin tampil
cantik, atau terlihat langsing di depan orang lain. Sudah bukan barang baru
bukan? Dan mengapa aku menganggap sarapan pagi sebagai biang keladi
kegemukanku?
Jadi begini ceritanya. Ketika aku masih duduk di kelas 5 SD,
aku mengalami kegemukan yang hebat. Penyebabnya adalah obat. Semuanya bermula
dari sarapan pagi yang terpaksa kulakukan agar ibu tak lagi menggerutu. Ibu yang
sebelum shubuh sudah bangun dan memasak untuk kami, rupanya sangat
memperhatikan gizi di setiap makanan yang dimasaknya.
Menurut ibu, ikan laut mempunyai kadar gizi yang lebih
tinggi dibanding ayam. Padahal aku paling gak suka makan ikan. Namun, seolah
tahu kesukaanku, ibu mengolah ikan sedemikian rupa hingga akupun doyan makan
menu ikan olahan ibu.
Saat itu aku sarapan dengan ikan yang baru dimasak ibu. Setelah
makan, aku tak merasakan apa-apa. Namun sore harinya setelah aku bangun tidur,
yang kurasakan seluruh tubuhku bengkak dan memerah. Badanku dipenuhi oleh
bintil-bintil merah, dan suhu tubuhku terasa panas. Ibu sangat was-was melihat
keadaanku.
Malam harinya aku dibawa ke dokter. Ternyata, menurut asumsi
sang dokter, tubuhku tidak tawar dengan ikan laut. Lantas aku diberi beberapa
resep untuk menghilangkan bintil merah dan bengkak di tubuhku. Sekembalinya dari
dokter dan hari-hari berikutnya, aku mengkonsumsi obat itu sesuai anjuran
dokter.
Alhamdulillah penyakitku hilang. Aku merasa segar kembali. Namun,
kesembuhanku ternyata dibarengi dengan naiknya berat badanku. Tubuhku terlihat
tambun, pipiku chubby, pokoknya overweight-lah.
Aku sedih melihat keadaanku. Dan menurut keterangan dokter, dampak obat
itu kegemukan. Duh…nyesel rasanya mengkonsumsi obat itu.
Dari situlah akhirnya aku trauma untuk sarapan pagi. Apalagi
melihat bentuk tubuhku yang lebih gemuk dari sebelumnya, rasanya enggan untuk
menyentuh makanan di pagi hari. Aku lebih suka mengosongkan perutku di pagi
hari, dan akan kembali makan saat perut sudah benar-benar melilit.
…………………………..
Dari hari ke hari, badanku semakin kurus, itu karena
aktifitasku yang makin padat. Dan aku memang sudah tak terbiasa sarapan pagi. Namun
tiba-tiba aku terserang penyakit lambung. Sebuah penyakit yang membuatku harus
menangis, meronta bahkan berteriak, saat merasakan lambungku sangat melilit.
Yang menyedihkan, aku membutuhkan waktu lama untuk
memulihkan keadaanku. Pastinya ibu terus memberiku wejangan, karena penyakitku
itu timbul karena kebiasaan burukku, yang lebih memilih mengosongkan perut
dipagi hari ketimbang mengganjalnya dengan sepiring nasi.
Setelah sembuh dari penyakit lambung, akhirnya aku merubah
kebiasaanku. Setiap pagi entah itu sepiring nasi, segelas susu atau sebuah
roti, kusempatkan untuk mengisi perutku, agar penyakit lambung itu tak lagi
bersemayam di tubuhku.
Hanya sempat bertahan satu bulan aku membiasakan diri
sarapan pagi dengan sepiring nasi. Setelahnya kebiasaan itu kuhapus dalam
memoriku. Sarapan pagiku kuisi dengan menyantap roti, gorengan, kue kecil dan
sebagainya, intinya selain nasi. Alasannya tetap sama.
Ternyata, kebiasaanku bukan menjadikan tubuhku langsing. Malah
sebaliknya. Apalagi setelah melahirkan, tubuhku terlihat semakin melar saja. Akupun
akhirnya tahu, bahwa cara yang kulakukan bukanlah cara yang tepat untuk diet. Menghilangkan
sarapan sepiring nasi di pagi hari dan menggantinya dengan camilan, malah
membuat tubuh makin gemuk.
Selain tubuhku yang makin melar, karena faktor riwayat
keturunan, akupun terkena hipertensi. Sungguh, rasanya tak percaya saat
mendapati kenyataan itu. Aku merasakan tengkukku sangat kaku, kepalaku pusing,
dan pandangan mataku kabur.
Lantas akupun memberanikan diri cek darah lengkap di apotek
Kimia Farma. Ternyata hasilnya membuatku tersentak. Tensiku 165, kolesterolku
tinggi, asam urat normal, kadar gula normal dan jantung normal. Berarti aku
bermasalah pada tensi dan kolesterol. Bila keadaan itu tak segera diatasi
tentunya akan timbul penyakit lain seperti stroke, sesak napas atau jantung. Duh…..tubuhku
terasa lemas mendengar penuturan bagian laboratorium.
Menurut bagian laboratorium itu pula, penyakitku dipicu oleh
dua faktor, pertama karena riwayat keluarga, ayahku dulu pengidap hipertensi. Yang
kedua karena pola makan yang salah. Semula untuk faktor yang kedua ini aku
menampiknya, karena jarang sekali aku pergi ke resto, makan makanan berlemak
dan berkolesterol tinggi.
Ternyata, bukan hanya makanan resto yang penuh lemak dan
kolesterol tinggi saja yang menjadi pemicu hipertensi. Sesungguhnya ada banyak
makanan disekitar kita, yang tanpa kita sadari menjadi pemicu timbulnya
penyakit. Gorengan, yang mungkin rasanya
gurih dan nikmat, ternyata menjadi penyebab kolesterol tinggi karena minyaknya.
Apalagi minyak yang digunakan adalah minyak curah atau minyak yang telah
berulangkali dipakai, itu sangat berbahaya.
Makanan yang mengandung tepung, seperti mie instan, roti dan
jajanan yang berbahan dasar tepung, dapat juga meningkatkan kadar darah. Makanan
kaleng dan segala macam panganan yang diawetkan, itupun dapat menyebabkan
hipertensi. Intinya semua makanan atau minuman yang diawetkan, itu dapat
menjadi pemicu naiknya kadar darah dalam tubuh. Apalagi aku mempunyai riwayat
hipertensi, tentu akan semakin menjadi bila mengkonsumsi makanan seperti itu.
Belajar dari sebuah pengalaman dan demi menghindari berbagai
penyakit yang kini semakin merajalela, akupun kembali mengubah kebiasaan demi
kesehatan. Sarapan pagi kembali kuhadirkan, meski itu sepiring nasi, namun
dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Andaipun aku menyantap nasi goreng
dipagi hari, selalu kucampur dengan sayuran seperti sawi, wortel dan mentimun. Setelahnya
air putih kuminum banyak-banyak.
Dan untuk suami serta anakku, akupun jadi terbiasa
menyiapkan sarapan pagi. Karena menurut sebuah sumber yang aku baca di
internet, sarapan pagi terbukti dapat menambah energi seseorang. Bayangkan seseorang
yang tak sarapan pagi, tentunya tak akan mempunyai tenaga yang kuat untuk
melaksanakan sesuatu. Bahkan untuk anak sekolah, sarapan pagi sangat membantu
otak dan daya pikirnya. Aku telah membuktikan, dengan sarapan pagi, daya ingat
anakku makin tajam. Nilai ulangannya pun selalu baik.
Demi menjaga kesehatan, aku selalu menghidangkan menu
bergizi untuk keluargaku. Tak lupa potongan buah yang selalu tersedia di dalam
lemari es. Dan air putih yang selalu menjadi agendaku untuk menegaknya sesering
mungkin.
Untuk urusan diet, sebenarnya sarapan pagi bukan pemicu
obesitas. Hal yang tepat untuk menjaga berat badan adalah dengan berolah raga
dan mengkonsumsi makanan bergizi dengan porsi yang wajar. Karena makanan yang
kita makan tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Itulah sebabnya kita harus memperhatikan
makanan yang masuk kedalam perut kita.
Sebagaimana disebutkan dalam QS ‘Abasa: 80
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.”
Kita harus memperhatikan makanan yang kita makan, artinya
tidak berlebih-lebihan, tetapi secukupnya saja demi menjaga kesehatan tubuh.
“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”(QS. Al-A;raf{7}:31)
Jadi untuk sobatku semua jangan tinggalkan sarapan pagi ya. Sarapan
pagi dengan porsi yang secukupnya ditambah gizi yang seimbang, tentunya akan
membuat tubuh kita makin sehat dan berenergi.
Tulisan ini diikutsertakan dalam "Giveaway Yuk Menulis Lagi Part-1"
9 Komentar
Aku terbiasa sarapan pagi mbak, dari SD ibuk selalu cerewet kalau kita enggak mau sarapan hihihi,
BalasHapusbetul mak, sarapan pagi itu penting ya.. saya suka sarapan susu dan roti :D
BalasHapuspenting pake banget kalau buat aku sarapan itu
BalasHapussaya bisa lemes kalau gak sarapan
BalasHapusGak doyan Ikan? Padahal enak banget lho, Mba. Apalagi makannya sama nasi anget. :D
BalasHapusBetul Mak, jangan abaikan sarapan. Aku sering kena getahnya. Sakiiiit banget kalo gak sarapan itu. Yuk sarapan. ^^
BalasHapussaya bisa lemes dan enek jadinya kalo gak sarapan pagi .
BalasHapushai, hai, saya datang.
BalasHapusBener banget, sarapan itu penting, walau saya kadang suka sarapan setelah di atas jam delapan pagi,, hehehe
Terima kasih sudah ikut berpartisipasi ya
mari sarapan!
BalasHapusdan ngopi tentunya... hihi
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...