Masih lekat dalam ingatan ini begitu dahsyatnya bencana Tsunami Aceh 10
tahun silam. Musibah yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Serambi
Mekkah ini, sontak membuat semua mata miris dan terhenyak kaget.
Aceh dengan bangunan khas (dok. kakak di Aceh) |
Kejadian itu begitu tiba-tiba. Bencana itu mampu membuat deretan rumah-rumah dan bangunan lain menjadi hamparan yang rata dengan cepatnya. Bahkan, kapal-kapal besar yang tengah berada di lautan secepat kilat terlempar menjauh hingga ke daratan yang sangat jauh. Kurang lebih 250 ribu jiwa meninggal dunia, berbagai infrastruktur yang telah dibangun sedemikian rupa, tiba-tiba hancur.
Belum lagi timbulnya berbagai permasalahan pasca tsunami, seperti beban psikologis dari korban yang selamat, sampai pada problem pemulihan kembali berbagai sarana dan prasarana yang telah rusak, menjadi satu kesatuhan yang harus diupayakan penyelesaiannya.
Sungguh tak percaya dengan kejadian itu. Namun bencana tsunami Aceh bukanlah sebuah rekayasa. Semata-mata atas kuasa Illahi Robbi. Hendaknya kita harus dapat mengambil hikmah dari kejadian yang diluar kemampuan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Melihat kenyataan ini, alangkah baiknya
kita sejenak menengok kebelakang guna mencaritahu penyebab terjadinya tsunami
Aceh yang sangat dahsyat itu. Ada beberapa faktor penyebab
terjadinya bencana tsunami Aceh, antara lain:
1. Gempa Bumi
Indonesia terletak diatas lokasi pertemuan
beberapa lempeng bumi yang aktif
bergerak yaitu: Lempeng Tektonik India dan Lempeng Sunda. Peristiwa 10
tahun silam diawali dengan terjadinya tabrakan antara Lempeng Tektonik India
dan Lempeng Sunda yang menyebabkan sebuah rekahan bawah laut sepanjang 1600 km
bergeser jatuh sedalam 20 - 25 meter.kemudian gempa bumi berkekuatan 9,3 skala
richter terjadi dengan episentrum sekitar 160 km bagian barat laut Aceh di
kedalaman 10 km, yang mengakibatkan bencana ini terjadi demikian dahsyatnya.
2. Patahan Penyebab Gelombang
Ketika terjadi tabrakan antar lempeng bumi,
rekahan yang bergeser masuk permukaan laut sedalam 25 meter itu menyebabkan air
laut mendadak pasang. Rekahan inilah yang mengakibatkan terjadinya gelombang
raksasa dengan ketinggian 100 kaki menyerbu daratan sekitar laut Hindia,
termasuk pesisir Aceh sebagai daerah terdekat dengan lokasi geseran. Apalagi jenis
batuan yang ada di kedua lempeng itu sangat rapuh, sehingga mengakibatkan
gelombang itu sangat besar.
Dari peristiwa tsunami Aceh 10 tahun silam, tentunya kita harus dapat
merefleksi diri supaya waspada dan tanggap terhadap kemungkinan peristiwa alam
yang kelak terjadi. Bukan lantas menyesali diri. Namun, alangkah baiknya bila
kita dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat ketika mengalami musibah
serupa, minimal meminimalisir jumlah korban jiwa. Bencana alam tidak perlu
ditakuti, karena ia sudah menjadi kehendak-Nya. Yang harus kita upayakan adalah
bagaimana dapat berdamai dengan bencana alam itu.
Berdamai dengan bencana alam bukan dimaknai dengan sebuah kepasrahan
dalam menghadapi musibah yang terjadi, namun lebih mengupayakan untuk melakukan
langkah-langkah kongkrit guna meminimalisir kerugian akibat bencana itu
sendiri.
Peristiwa tsunami Aceh yang sangat dahsyat, hendaknya menjadi sebuah
pembelajaran bagi kita untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya bencana
yang mampu memporakporandakan hampir seluruh wilayah di Aceh. Bahkan kita juga
belajar bagaimana menghadapi tsunami, dan penanganan pasca tsunami, sehingga
ketika kita menghadapi bencana yang serupa, tentunya sudah tidak merasa panik.
Faktor Penyebab Tsunami
Selain dua faktor penyebab
terjadinya tsunami di Aceh, kita perlu tahu faktor-faktor lain yang menjadi
penyebabnya. Intinya, segala sesuatu yang berupa gangguan dalam waktu singkat
dapat memindahkan volume air yang sangat besar dapat menjadi penyebab
terjadinya gelombang tsunami. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya tsunami
yang harus kita waspadai.
1. Gempa Bumi
Ada beberapa tipe gempa
bumi yang dapat menjadi penyebab tsunami, yang masing-masing memiliki
karakteristik sendiri :
- Gempa bumi yang terjadi berasal dari laut.
- Gempa bumi yang terjadi memiliki kedalaman yang kurang
dari 60km.
- Gempa bumi yang memiliki kekuatan di atas 6,0 Skala
Richter.
- Patahan yang berupa patahan turun ( normal fault) atau patahan
naik (thrush fault).
Tsunami yang berasal
dari gempa menghasikan gelombang yang cukup besar. Pada saat itu, lempeng
samudra slip tepat di bawah lempeng kontinen. Salah satu contoh tsunami yang
disebabkan oleh gempa bumi yaitu terjadi pada tanggal 26 Desember 2004,
yaitu gempa bumi berkekuatan 9 Skala Richter di dasar laut dengan kedalaman 30 km
mampu membangkitkan tsunami yang memiliki kecepatan awal sekitar 700km/jam,
dengan lokasi di sebelah Barat Daya Aceh. Kecepatan tsunami berkisar antara 15
sampa 40km per jam. Tinggi gelombang yang dihasilkan dari sunami ini setinggi 2
hingga 48 meter.
1.
Land
Slide (tanah longsor)
Land slide atau tanah
longsor juga menyebabkan tsunami, yaitu tanah yang mengalami penurunan dalam
jumlah yang luas. Longsoran biasanya terjadi di dasar samudera. Tsunami yang
terjadi akibat longsor lebih ringan sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan
yang parah seperti ketika terjadi tsunami akibat gempa. Salah satu tsunami yang
disebabkan oleh tanah longsor ini adalah tsunami yang terjadi di Alaska pada
1958. Penyebab dari longsoran adalah gucangan gempa bumi yang terjadi
sebelumnya, sehingga tsunami yang terbentuk ini menjalar dengan cepat sepanjang
teluk, dengan ketinggian 350 – 500 meter, yang menyapu lereng-lereng gunung,
pepohonan, dan semak belukar yang berada di sana.
2.
Gunung
Berapi
Biasanya gunung berapi
yang berada di tengah laut. Tsunami akan tejadi apabila gunung berapi tersebut
meletus sebagai akibat dari kolom air yang naik karena letusan vulkanik yang
terjadi pada gunung berapi tersebut. Sebagai contoh gelombang tsunami yang
disebabkan oleh meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1983. Akibat bencana itu
banyak pulau kecil yang tenggelam, ribuan kapal laut hancur dan tenggelam, 300
perkampungan hilang dan menewaskan 36.000 jiwa.
3. Tidak hanya itu, bintang atau meteor yang megguncangkan bumi juga
dapat menjadi penyebab dari terjadinya gelombang sunami ini.
Tanda-Tanda atau Penyebab
Terjadinya Tsunami
Selain mengetahui faktor-faktor penyebab
terjadinya tsunami, ada baiknya kita juga mengetahui tanda-tanda terjadinya
tsunami dengan tujuan untuk meminimalisir korban jiwa, sebagai berikut:
1.
Gempa Bumi
Gempa lokal seringkali menjadi peringatan pertama
tsunami. Jika kita merasakan gempa di daerah rawan tsunami, dan mendengarkan
peringatan dari radio atau TV, kita harus segera pergi ke tempat yang lebih
tinggi.
2.
Surut Samudera
Adanya kenaikan tak terduga atau surutnya air laut
dari ketinggian biasanya juga menjadi tanda terjadinya tsunami. Air laut surut
dengan cepat, terlihatnya dasar laut, terumbu karang dan ikan merupakan
pertanda bahwa gelombang besar dalam perjalanan. Bila hal ini terjadi alangkah
baiknya kita segera menuju tanah tinggi atau minimal 4 mil dari pantai.
3.
Suara Gemuruh
Terjadinya tsunami biasanya dibarengi dengan suara
keras seperti sebuah kereta atau pesawat jet yang sangat bergemuruh. Jika kita
mendengar suara demikian, bisa jadi tsunami yang sedang mendekati daratan. Hendaknya
kita segera pergi ke dataran yang lebih tinggi atau daerah yang jauh dari
pantai.Tanda-tanda tsunami ini hendaknya harus diwaspadai oleh siapa saja yang sedang berada di dekat pantai, baik yang sedang rekreasi atau memang tinggal di daerah itu, minimal sebagai langkah untuk melakukan penyelamatan diri.
Tips menghadapi gempa
Gempa bumi seringkali
timbul tanpa kita duga sebelumnya. Apalagi saat tsunami datang, tentunya akan
terjadi gempa bumi berulangkali yang menyebabkan kita ketakutan dan kalang
kabut. Namun demikian alangkah baiknya kita dapat berdamai dengan bencana,
dengan cara sebagai berikut:
- Jangan panik
Tetaplah tenang dan
berusaha mengontrol emosi. Lebih baik mempersiapkan barang-barang yang
sebaiknya dibawa dan menuju tempat yang lebih aman.
2. Jangan lari
Jangan langsung lari,
periksa keadaan sekeliling, jangan sampai keinginan kita untuk lari menghindari
gempa mengakibatkan hal-hal yang tidak kita inginkan. Lebih baik kita menuju
tempat yang jauh dari pemukiman dengan posisi lebih tinggi, seperti lapangan,
bukit atau gunung.
- Berlindung
di bawah meja
Hal ini dapat kita
lakukan jika terjebak dalam ruangan yang tidak memungkinkan untuk keluar. Alangkah
baiknya kita berlindung di bawah meja sambil menunggu gempa reda. Setelah reda,
maka kita dapat menuju tempat aman dengan tetap hati-hati.
Tips Menghadapi Gelombang Tsunami
Berikut ini adalah beberapa tips yang
sebaiknya dilakukan bila menghadapi gelombang tsunami.
1. Jika kita berada di sekitar pantai dan merasakan
ada goncangan, lalu tiba-tiba air laut yang terdekat degan pantai surut,
segeralah menuju ke tempat-tempat yang lebih tinggi karena ini adalah salah
satu ciri terjadinya gelombang tsunami.
2. Jika kita sedang berada di tengah laut dan
mendengar berita terjadinya
tsunami, sebaiknya urungkan niat menuju pantai. Arahkan perahu ke laut untuk
menghindari bahaya gelombang tsunami.
3. Jika gelombang tsunami pertama telah datang dan
surut kembali, jangan meninggalkan tempat-tempat tinggi karena gelombang tsunami
berikutnya akan kembali menerjang.
4. Jika gelombang tsunami benar-benar telah reda,
langkah pertama adalah melakukan pertolongan pertama pada para korban terdekat supaya
bisa segera diselamatkan.
Pentingnya Hutan Bakau
Aceh Pasca Tsunami
Mengenang tsunami Aceh memang membangkitkan kepedihan. Namun bukan lantas terus larut dalam kepedihan. Hal yang utama kita lakukan adalah selalu mensyukuri nikmat Allah, berapapun besarnya nikmat yang Allah berikan. Itulah sebabnya, sampai saat ini jajaran instansi dan pemerintahan di Aceh tetap mengenang tsunami Aceh dengan cara mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, dengan tujuan untuk mendoakan dan mengenang para korban yang telah meninggal.
Museum Tsunami (dok. kakak di Aceh) |
dok. kakak di Aceh |
dok. kakak di Aceh |
dok. kakak di Aceh |
Cara Tanggap Terhadap Bencana Tsunami
Bukan hanya
mengetahui penyebab tsunami dan tanda-tandanya saja, namun kita juga harus
tanggap terhadap kondisi pasca tsunami. Terutama menyangkut pemulihan kembali
infrastruktur yang telah hancur, juga para korban yang terganggu jiwanya akibat
bencana ini. Ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan dan perbaiki.
1.
Memperbaiki Karakter Bangsa
Korupsi memang terjadi dimana-mana, tak terkecuali
pada saat penanganan pasca tsunami. Banyak dana pembangunan infrastruktur yang
dikorupsi, sehingga hasilnya tak sesuai rencana. Langkah awal guna mencegah
aksi para koruptor ini adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. Dan pendidikan
yang baik dimulai dari lingkungan keluarga. Hendaknya para orang tua memberikan
pengertian tentang pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, terutama agar
mereka tidak melakukan tindak korupsi bila saatnya dewasa nanti.
2. Sistem Peringatan Tsunami
Sistem Peringatan Tsunami harus dipasang di
tempat-tempat rawan tsunami untuk mencegah korban jiwa. Cara kerja sistem ini
dengan mencatat perubahan tekanan dari dasar laut dan mengirimkan informasi ke sensor pada pelampung, selanjutnya dikirim ke
stasiun peringatan melalui satelit. Pusat-pusat peringatan mengeluarkan
peringatan tsunami melalui stasiun radio dan TV untuk daerah rawan tsunami.Sistem peringatan tsunami dikembangkan oleh BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) bersama dengan instansi pemerintah pusat, daerah, instansi non pemerintah, dan negara-negara donor. Dengan sistem ini, diharapkan pemberitahuan tentang adanya bahaya tsunami secepatnya diketahui.
Cara kerja sistem ini adalah dengan merekam terjadinya gempa menggunakan seismograf (alat pencatat gempa), kemudian hasilnya dikirimkan ke BMKG pusat yang ada di Jakarta dengan bantuan satelit. Selanjutnya data ini diolah BMKG dengan peralatan canggih dan apabila data yang dihasilkan memberitahukan datangnya tsunami, BMKG akan menyebarkannya kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dan media terkait.
Selain itu, peringatan akan bahaya tsunami dapat juga dikirimkan melalui SMS, Faximilie, telepon, ranet (radio internet), FM RDS (Radio Data System), dan melalui website resmi BMG (www.bmg.go.id.)
3.
Perawatan Sistem Peringatan Tsunami
Perawatan sistem peringatan tsunami ini
dimaksudkan agar alat ini berfungsi dengan baik saat bencana alam terjadi.
Meski bencana tsunami yang pernah melanda Aceh 10
tahun silam sempat meratakan sebagian besar infrastrukstur disana. Bahkan pasca
kejadian itu banyak penduduknya yang kehilangan sanak keluarga. Ada yang
disangka telah meninggal atau hilang, ternyata akhirnya kembali setelah sekian
tahun dalam pencarian. Ada juga yang sekian tahun harus menjalani perawatan
karena gangguan psikis. Namun hanya satu yang bisa kita laksanakan untuk tetap
bertahan hidup di kota Serambi Mekkah ini, yaitu berdamai dengan bencana.
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Lomba Blog Kebencanaan 2014
sumber: AnneAhira.com
7 Komentar
Bencana demi bencana yang terjadi di negeri ini, memang memberikan pembelajaran tersendiri bagi kita semua, ya, Mak? Bahwa bencana itu memang tidak bisa ditolak, melainkan disiasati agar kerugian yang ditimbulkannya bisa diminimalisir. Sudah saatnya kita membangun kemampuan untuk mampu berdamai dengan bencana. :)
BalasHapusSukses untuk lombanya ya, Mak Yuni.
Saleum,
Alaika
Postingan ini membuat mata hati kita jadi terbuka ... sehingga bagaimana kiat-kiat kita mengantispasi kalau bencana sedahsyat ... tidak terulanh lagi atau kita bisa mensiasati 'bencana yang terjadi sejak jauh-jauh hari :)
BalasHapusAku masih merinding dengar cerita tsunami Aceh. Btw yg bawah sendiri itu bangunannya kayak di Thailand atau India gitu ya
BalasHapusJangan panik, pentingnya hutan bakau, pentingnya peringatan tsunami dan perawatan alatnya, membangun karakter bangsa, dll. sungguh saya setuju banget itu, Mbak. Semoga sukses yaaa.
BalasHapusSelalu saja membuat saya ngeri bila mendengar kata sunami...terbanyang betapa dahsyatnya kejadian di aceh itu...Ya Allah, semoga Indonesia dijauhkan dari malapetaka...itu...
BalasHapusmengingat kejadian tsunami Aceh maish juga membuat saya merinding walopun saya hanya meihatnya lewat tv
BalasHapusAda tips menghindari tsunami juga :D
BalasHapusmakasih mba tipsnya
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...