Umur manusia adalah rahasia Ilahi. Tak seorangpun tahu
berapa lama ia akan menjalani kehidupannya di dunia ini. Pun demikian, setiap
manusia yang lahir di muka bumi ini, membawa lakon kehidupannya masing-masing. Susah
atau senang, semuanya harus dijalani dengan sabar dan ikhlas.
credit |
Bahkan, andai boleh memilih, setiap manusia pasti
menginginkan hidup yang bahagia, serba kecukupan, dan panjang umur. Namun sekali
lagi, hidup dan mati itu telah digariskan oleh-Nya. Setiap makhluk yang
bernyawa, kelak akan tiba pada gilirannya. Maut itu akan menjemput tanpa
kompromi. Bila suatu saatnya nanti, ketika Allah telah berkehendak, maka satu
persatu yang dikehendaki-Nya, akan dipanggil menghadap-Nya. Tak ada yang bisa
mengelak, atau bersembunyi di lubang semut sekalipun, karena Dia-lah yang “hak”
atas kehidupan di muka bumi ini.
Lantas, menyesalkah kita dilahirkan, dan menjalani
serangkaian kehidupan yang sarat dengan perjuangan ini? Sebagai seorang muslim,
yang taat menjalankan perintah Allah, tentunya kehidupan di dunia ini memberi
kita banyak pelajaran berharga. Terutama dengan umur kita. Setidaknya kita
harus mengupayakan keberkahan terhadap umur kita, sehingga di sisa umur kita,
dapat bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Beberapa bulan terakhir ini, saya seolah mendapat petunjuk
dari Allah. Ibarat menonton film kehidupan, inilah gambaran kisah nyata yang
sarat dengan inspirasi. Di mulai dari sebuah kabar yang mengejutkan tentang
kondisi anak teman saya. Tiba-tiba dia pingsan di kamar mandi. Beberapa rumah
sakit didatangi, namun tak memberikan kesimpulan yang pasti tentang
penyakitnya. Hingga pada akhirnya, ketika di rujuk di RS. Dr. Soetomo Surabaya,
dia terserang GBS (Guillene Barriere shindrome) yang mengakibatkan kondisinya
lumpuh total. Meski ditangani oleh dokter ahli, namun keadaannya sampai
sekarang masih belum pulih.
Belum hilang rasa miris saya, sebuah khabar mengejutkan juga
datang dari teman saya yang lain. Anak perempuannya yang masih berumur 10 tahun
meninggal karena divonis kanker otak. Keesokannya saya kembali mendapat khabar
bahwa mantan guru SMP saya meninggal karena kecelakaan.
Kematian….selalu membuat saya miris. Bukan karena takut
menghadapinya. Yang saya takutkan adalah belum cukupnya iman yang saya miliki. Kadang,
saya menangis ketika membayangkan kematian itu menjemput saya, dan saya harus
meninggalkan dunia dengan segala pernak-perniknya, sementara bekal yang saya
miliki untuk menghadap-Nya masih sangat sedikit. Allah memang tak pernah mengistimewakan
umat-Nya. Siapapun dia, bila Allah telah berkehendak, maka secepat itu ia akan
dipanggil-Nya.
Tak harus menunggu tua untuk mati. Buktinya anak teman saya
yang masih berusia 10 tahun meninggal dalam keadaan sakit. Dan bukan sakit saja
yang menyebabkan kematian. Kecelakaan seperti yang dialami mantan guru saya,
bisa jadi penyebabnya.
Saya justru terinspirasi oleh seorang teman yang tergabung
dalam IIDN Korwil Bali. Beliau divonis mengidap kanker, namun semangat beliau untuk
melawan penyakitnya sangat tinggi, terutama demi keluarga tercinta dan keempat
buah hatinya. Menurut beliau, penyakit itu timbul karena pikiran kita. Kita yang
terlalu sibuk memikirkan duniawi, kita yang terus mengejar cita-cita, tanpa
diimbangi dengan ketaatan kita kepada Allah, bisa jadi pemicu timbulnya
penyakit dalam diri kita.
Lantas bagaimana cara menyembuhkan penyakit tersebut? Tidak lain
adalah membuat jiwa dan pikiran kita tenang, rileks, tanpa beban, serta yang
utama adalah berserah diri kepada Allah dan memasrahkan segalanya hanya
untuk-Nya.
Sebagai manusia, kita tidak boleh sombong, karena apa yang
kita miliki sesungguhnya milik Allah. Harta, pangkat, jabatan, itu hanyalah
titipan. Demikian juga dengan keadaan kita. Kaya atau miskin, juga ujian Allah
yang diberikan kepada makhluk-Nya. Tak perlu kita sombong dengan harta yang
kita miliki. Pun juga tak perlu terus meratapi nasib yang menimpa kita. Yang seharusnya
kita lakukan adalah terus memperjuangkan hidup kita dengan iman yang kuat.
Segala yang ada di bumi ini tidak akan kekal. Bila Allah
berkehendak, iapun akan musnah. Dan saya kembali miris melihat keadaan tetangga
saya. Dulu beliau sangat kaya dengan harta dan tanah yang melimpah. Namun kini
semuanya telah musnah, sementara keadaannya sangat mengenaskan. Beliau menderita
sakit hingga badannya tinggal tulang, bahkan berbicarapun sudah tak bisa. Astaghfirullah.
Bukan hanya itu. Saya juga melihat tetangga saya yang stress
gara-gara kedua orang tuanya meninggal. Dulu ketika keluarga itu masih lengkap,
kehidupannya serba kecukupan. Namun harta itu menjadi habis seiring kepergian
kedua orang tuanya. Sementara sang anak kini hanya bisa berharap belas kasihan
tetangganya di tengah jiwanya yang terguncang.
Kejadian-kejadian itulah yang membuat saya berpikir seribu
kali agar umur saya berkah dan bermanfaat bagi orang lain. Sayapun juga
berharap mempunyai umur panjang, lebih dari 64 tahun, agar bisa merajut cerita
kehidupan bersama keluarga tercinta dengan pondasi keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah swt. Terutama saya ingin mendampingi anak saya hingga sukses
mencapai cita-cita yang diinginkannya.
Sekali lagi umur adalah rahasia Allah. Namun sebagai manusia
yang hidup di muka bumi ini, kita harus mengisi umur kita dengan serangkaian
kegiatan yang bermanfaat. Ibarat seorang anak sekolah, kita harus mampu
menyusun jadwal kegiatan harian kita dengan rapi, agar tumbuh disiplin dalam
diri kita untuk menaatinya.
Sebenarnya, tak perlu biaya yang mahal untuk mengupayakan panjang umur. Semuanya berawal dari diri sendiri. Seberapa besar kita disiplin dan patuh terhadap jadwal kegiatan harian yang telah kita susun, ini adalah kunci utama keberkahan umur kita.
Berikut ini adalah hal-hal yang sudah, sedang dan akan saya
lakukan dengan umur saya, terutama untuk mempersiapkan diri ketika umur saya menuju
64 tahun nantinya. Semoga Allah menghendaki umur saya bermanfaat
hingga masa tua saya menjelang.
1.
Berusaha ikhlas dan sabar menjalani hidup. Dulu saya
pernah bermimpi mempunyai kehidupan yang sukses baik dalam hal karier maupun
kemapanan hidup. Namun setelah melihat kenyataan, dimana apa yang saya lihat
tidak seperti senyatanya, akhirnya perlahan namun pasti, saya mulai menghapus
ego tentang mimpi saya. Bahwa tidak selamanya orang yang terlihat mempunyai
rumah megah, mobil bagus, juga bahagia hidupnya.
2.
Mengisi hari-hari dengan kegiatan yang
bermanfaat. Menjadi ibu rumah tangga ternyata pekerjaan yang menyenangkan,
apalagi membuat keluarga saya bahagia, saya seolah tersanjung. Dari sinilah
akhirnya saya berpikir dari rumahpun saya dapat mengoptimalkan kemampuan saya
untuk menghasilkan, demi kebahagiaan keluarga.
3.
Mempererat tali silahturahmi. Menurut Al-Qur’an dan
hadist, menjaga tali silahturahmi dengan kerabat, teman, saudara dan handai
taulan, bisa memperpanjang umur kita. Dari dulu saya senang mempunyai komunitas
yang bermanfaat. Bahkan bersama teman alumni SMP, saya sering kumpul bersama
mengadakan kegiatan sosial untuk membantu sesama yang membutuhkan.
bersama teman-teman SMP |
4.
Bersedekah. Sedekah tidak akan mengurangi harta
kita. Justru Allah akan melipatgandakannya, bila harta tersebut kita sedekahkan
di jalan-Nya. Saya memang berusaha untuk melakukannya secara rutin, meski dalam
skala yang masih kecil.
5.
Khusyu’ beribadah kepada Allah, dengan
menjalankan perintah Allah dengan disiplin dan benar, ditambah dengan
amalan-amalan sunnah lainnya, seperti shalat dhuha, shalat tahajjud, puasa
sunnah, membaca dzikir dan membaca Al-Qur’an. Dengan melakukan amalan-amalan
tersebut pikiran kita menjadi tenang, dan rejekipun akan menghampiri kita.
6.
Menjaga kesehatan tubuh dengan makan-makanan
yang sehat dan bergizi dengan teratur dan tidak berlebihan. Hal ini saya
lakukan untuk mencegah penyakit. Saat ini penyakit itu timbul bukan hanya
faktor genetik, namun dapat juga berasal dari makanan yang masuk ke tubuh kita.
Alangkah baiknya kita meniru cara makan Rasulullah, dimana beliau selalu
menjaga setiap makanan yang akan dimakannya. Beliau tidak pernah berlebihan, namun
secukupnya. Madu dan kurma adalah makanan beliau yang menyehatkan.
7.
Melakukan olahraga secara teratur dan istirahat yang cukup. Dengan olahraga,
maka sirkulasi peredaran darah dalam tubuh kita akan berjalan lancar, sehingga
kemungkinan terjangkitnya penyakit di tubuh kita akan kecil.
olahraga bersama ibu-ibu |
8.
Menjaga keseimbangan tubuh antara jasmani dan
rohani. Kalau jasmani kita harus mengatur pola makan ditambah berolahraga
secara teratur, sedang rohani, kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada
Allah, seraya memasrahkan diri dengan ibadah, sehingga kita menjadi dekat
dengan-Nya, ditambah dengan kegiatan keagamaan seperti pengajian bersama
ibu-ibu, atau belajar mengaji bersama di masjid.
9.
Menjaga hubungan baik dengan tetangga dekat,
dengan keluarga, saudara, famili dan handai taulan, sehingga tercipta kerukunan
yang menyebabkan hatipun terasa tentram dan damai. Serta jangan sampai
menggunjing atau menyebarkan fitnah yang belum tahu kebenarannya.
10.
Menciptakan kerukunan dalam rumah tangga,
mengutamakan rasa saling memiliki, terbuka, kebersamaan, saling percaya, saling
membutuhkan, sehingga tidak ada lagi ketidakjujuran, demi menuju keluarga
sakinah, mawadah, warohmah.
keluarga kecil saya |
11.
Berusaha membuat hati dan pikiran tenang, tidak
terlalu berambisi dengan urusan duniawi, tidak merasa iri dengan kekayaan orang
lain. Namun tetap berusaha sekuat tenaga demi memperjuangkan hidup, dan tetap
memasrahkan semuanya kepada Allah swt.
12.
Berusaha memanfaatkan penghasilan keluarga
sebaik mungkin. Jangan sampai boros. Lebih baik dibelanjakan sesuai kebutuhan,
sedang sisanya untuk bersedekah.
13.
Sejak dini telah mempersiapkan dana pendidikan
anak. Saya tidak ingin nantinya pendidikan anak saya tidak terjamin, oleh sebab
itu jauh-jauh hari saya sudah menyisihkan sebagian penghasilan keluarga untuk
asuransi pendidikan anak, agar pada saatnya nanti saya tidak kelabakan
membiayai pendidikannya yang makin hari makin mahal.
14.
Mempersiapkan tabungan pensiun. Ibu rumah tangga
kok dapat pensiun? Bagi saya ini adalah sebuah keharusan. Meski belum seberapa
hasil yang saya dapatkan dari menang lomba blog, namun alhamdulillah saya telah
mewujudkan tabungan pensiun ini, dengan harapan masa tua saya nanti akan
terjamin dengan baik. Terus terang saya tidak ingin menjadi beban anak di saat
tua nanti. Yang saya inginkan, ketika saya tua, kehidupan saya tetap seperti
saat ini, syukur-syukur bisa lebih baik lagi.
15.
Belajar berinvestasi. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk berinvestasi. Saat ini saya sedang melakukan investasi
kecil-kecilan dengan mengontrakkan rumah yang dibayar pertahun. Meski belum
seberapa jumlahnya, namun setidaknya setiap tahun ada pemasukan untuk menambah
penghasilan keluarga.
16.
Merancang rencana jangka panjang. Saya mempunyai
sebuah rencana yang insyaallah akan saya wujudkan dengan cara menabung dari
sekarang, yaitu ingin memanfaatkan tanah untuk dibangun deretan rumah sewa dan
warung yang menyediakan aneka masakan Jawa. Ini juga merupakan bagian dari
investasi masa tua nanti.
17.
Umrah dan pergi Haji. Saya berangan suatu saat
bisa umrah bersama keluarga besar saya, atau bahkan saya bisa pergi haji
bersama suami, karena inilah cara satu-satunya yang membuat jiwa dan pikiran
kita semakin tenang dan khusyu’ beribadah kepada-Nya.
18.
Menyantuni anak yatim atau panti asuhan. Dari dulu
saya bercita-cita ingin mengelilingi seluruh Indonesia, terutama mendatangi
beberapa panti asuhan di kota-kota di Indonesia, dan membantu mereka. Semoga saya
bisa mewujudkannya.
bersama anak-anak panti |
19.
Mengisi masa tua dengan kegiatan yang
bermanfaat. Banyak mereka-mereka yang sudah pensiun akhirnya harus menderita
berbagai penyakit, karena belum bisa menerima keadaannya yang sudah tidak
bekerja lagi. Namun saya salut dengan kegigihan Pakdhe Cholik yang sukses
mengisi hari-harinya dengan menulis selepas pensiun. Demikian juga dengan bapak
mertua saya, yang menekuni dunia karawitan hingga menjadi pambiworo demi mengisi
masa pensiunnya. Sayapun ingin seperti beliau-beliau, tetap bersemangat dan
menghasilkan meski umur sudah tidak muda lagi.
Dengan melakukan dan merencanakan beberapa hal diatas, saya
selalu berharap keberkahan atas umur saya. Bahkan harapan terbesar saya,
rencana yang telah saya susun diatas, dapat terwujud bahkan berjalan sesuai
rencana, sehingga ketika Allah memberikan nikmat umur panjang kepada saya, apa
yang saya wujudkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
7 Komentar
Salut pada apa yang sudah dikerjakan dan akan dikerjakan oleh admin. Semoga menang dalam lomba Blog Road to 64 nya pak Dhe ya. Salam kami sekeluarga di Pontianak. Kalimantan Barat
BalasHapusmempersiapkan diri utk bekal usia senja nanti, memang harus segera kita lakukan ya mak...
BalasHapuswhua... banyak point-point nya. Saya simpulkan, bermanfaat tuk sesama yang utama ya Bu ;)
BalasHapusBetul, mulailah dari diri sendiri.
BalasHapuskita terus berusaha mempersiapkan bekal dengan sebaik-baiknya. Semoga kita diberi umur panjang aamiin
BalasHapusMba, keren banget sih diusia 60-an tahunnya nanti. Makin tua makin banyak menebar manfaat ya, Mba.
BalasHapusSemoga apa yang sudah dan ingin dilakukan selalu mendapatkan ridho dari-Nya.
BalasHapussemoga berjaya untuk GAnya,
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...