Serunya Halbi KEB Bali, Menyatukan Jalinan Persahabatan Emak dan Krucilnya

Hari Minggu yang lalu tepatnya tanggal 7 September 2014, wall KEB (Kumpulan Emak-emak Blogger) dipenuhi oleh serunya acara halbi serentak yang dilaksanakan di 6 kota, tak terkecuali di Bali. Mendengar rencananya saja emak-emak di Bali sudah ancang-ancang dari awal. Dikomandani oleh mak Ferdias yang superheboh, ditambah mak Sri Rahayu yang suka ngomporin, akhirnya mereka membuat chatt group di facebook.

Awalnya susah mendata emak-emak KEB Bali. Namun kita tidak kehabisan akal mak. Saya coba mengumumkannya di wall KEB, dengan tujuan mendata emak-emak yang tinggal di Bali. Tadinya hanya 5 orang yang terdeteksi, mak Ferdias, mak Sri Rahayu, mak Hanila Pendar Bintang, mak Erlina Ayu dan saya. Ternyata, berkat kejelian mak Ferdias, akhirnya menemukan satu orang emak yang berteman dengan saya…hihihi yaitu mak Okvina.

Kini-kanan: mak Ferdias, mak Sri Rahayu, mak Okvina, mak Erlina, mak Yuni, mak Hanila

Ngobrol-ngobrolpun kita lanjutkan di chatt group. Kita sama-sama tahu member KEB Bali jumlahnya sedikit, bahkan bisa dibilang dapat dihitung dengan jari. Namun hal itu tak menyurutkan niat kita untuk membuat acara semeriah mungkin.

Dan benar saja, mak Ferdias merekomendasikan tempat halbi di Bale Udang Mang Engking, Jl. Nakula no. 88, Sunset Road, Kuta, Bali. Hmm….terus terang saya masih asing dengan resto ini. Meski sudah 2 tahun menetap di Bali, tapi saya paling susah menghafal jalan dan tempat. Apalagi cuaca yang sangat panas dan lalu lintas yang sering macet, saya lebih memilih berdiam diri di rumah.

sumber disini

Tapi sumpah….emak-emak Bali sangat welcome. Meski kami hanya mengenal lewat dumay, dan sesekali mengunjungi blognya, kami merasa sudah mengenalnya sejak lama. Mak Ferdias memberikan website resto Mang Engking lengkap dengan rutenya. Demikian juga dengan mak Hanila. Bahkan mak Hanila-lah yang mengusahakan diskon 20% dan reservasi tempat. Hmm…keren kan.

Lalu…kitapun merencanakan acara tersebut dengan menetapkan dresscode warna pink dan acara tukar kado dengan budget yang tidak memberatkan satu sama lain. Selain acara tukar kado, mak Ferdias sudah mempersiapkan acara kejutan buat emak-emak dan para krucilnya. Tak ada yang tahu rencana mak Ferdias, namun pastinya acara kejutan itu akan membuat suasana makin seru.

Trus bagaimana dengan menu makanannya? Hmm….semua sudah diatur mak Ferdias, kita-kita tinggal ngikut saja. Dan hari itu makin mendekat saja. Tentunya emak-emak makin heboh dengan dirinya sendiri, terutama saat harus berburu baju pink atau mencari kado yang harganya ditetapkan. Soal yang satu ini saya ikut tunjuk jari, pasalnya saya tidak begitu suka dengan warna pink, namun demi kekompakan sayapun berusaha memakai pinky meski lebih gelap dikit hihihi….maaf ya mak.

sumber disini

Dan beberapa hari menjelang hari H, kita kembali heboh di chatt group. Ternyata makpon Mira Sahid akan bergabung dengan emak-emak Bali. Wihh….senengnya bukan main. Coba bayangin, bagaimana rasanya emak-emak yang tinggal jauh dari Jabodetabek tiba-tiba dikunjungi foundernya KEB yang sangat energik, smart dan multi talenta, pastinya kita jejingkrakan….meski dalam hati.

Mak Sri Rahayu akhirnya menawarkan siapa yang mau menjemput mak Mira di bandara, atau siapa yang mau ketempatan mak Mira selama di Bali. Ternyata oh ternyata, meski kita tinggal di Bali, namun kita semua pendatang. Misalnya saya, yang hanya ikut suami tinggal di rumah dinas, hanya punya satu kamar, kemana-mana naik motor, rasanya tidak mungkin untuk menjemput mak Mira. Padahal dalam hati sebenarnya pengeeen banget…….peluk mak Mira. Demikian juga dengan emak-emak lainnya, mereka hampir mempunyai alasan yang sama.

Akhirnya atas kesepakatan bersama, mak Sri Rahayu yang menjemput mak Mira dan mengantarnya ke Pop Harris Hotel, Kuta Bali. Duh…sumpah rasa bersalah itu sempat terbersit di hati saya. Makpon jauh-jauh datang dari Jakarta kok tidak diistimewakan hehehe…….tapi ya kita sama-sama tahu dan menyadari keadaan masing-masing.

Dan….tibalah saatnya halbi di Bale Udang Mang Engking. Terus terang dari awal saya tidak berani berangkat sendiri. Bahkan saya berencana mengajak suami ikut serta. Namun ternyata suami saya harus menghadiri acara mendadak. Yah…begitulah namanya aparat, hari liburpun masih ada kegiatan. Akhirnya timbullah keberanian saya untuk berangkat sendiri. Apalagi dari perbincangan di chatt, mak Mira yang ngotot untuk sewa motor dan berangkat sendiri dari hotel. Wihh…saya semakin bersemangat. Makpon yang asli Jakarta berani, masak saya tidak berani.

Yeah…berbekal coretan mak Hanila dan google map di HP, akhirnya saya nekat berangkat. Dan ternyata, hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai tujuan. Begitu sampai, ternyata emak-emak sudah pada datang…hehehe…telat mak, ngurus suami sama anak dulu, alasan kali ya…..

Tapi…acara kumpul-kumpul kemarin seru abis. Kita yang baru sekali kopdar, merasa sudah lama berkenalan. Tak ada rasa canggung, kikuk atau malu untuk bercengkerama. Sebenarnya acara utama halbi KEB, selain mempererat jalinan persahabatan antar emak, juga menyebarkan misi KEB of Challenge, yang telah dikemas melalui e-book untuk disebarluaskan secara umum. Kurang lebihnya e-book tersebut berisi bagaimana meminimalisir tindak pelecehan seksual yang akhir-akhir ini makin marak.

Tak lupa kitapun sharing tentang blog masing-masing, karena selama ini kita hanya tahu nama blognya tetapi belum pernah saling ketemu. Bahkan yang membuat kita rileks, kita meninggalkan status, jabatan atau embel-embel lain yang melekat, yang ada kita hanyalah kumpulan emak-emak yang saling berbagi, dan mungkin mempunyai fisi yang sama.

Kehebohan pun makin terlihat saat mak Ferdias menunjukkan sebuah box yang berbentuk hati warna pink dengan hiasan bunga putih bertuliskan KEB ditengahnya. Ternyata itu adalah “Pinata” yang berisi aneka permen. Lalu bagaimana teknik bermainnya? Pinata itu digantung di tiang. Emak yang mendapat giliran akan ditutup matanya dengan kain lalu diberi tongkat. Setelah mata ditutup, lalu ia diputar badannya tiga kali dan diberikan tongkat untuk memukul piñata itu sampai tiga kali. Demikian selanjutnya, dimulai dari makpon Mira Sahid dilanjutkan emak-emak lainnya.

Piñata itu akhirnya runtuh juga berkat gebukan maut mak Ferdias. Begitu piñata hancur, anak-anakpun makin heboh. Mereka saling berebut permen. Ternyata…halbi KEB bukan hanya mempererat jalinan persahatan para emak, para krucilpun terlihat sangat akrab.

Tak cukup hanya piñata, acara tukar kadopun tak kalah serunya. Meski tak seberapa harganya, tapi sungguh menghebohkan. Kita tidak langsung tukar kado, namun harus menjalani ritual…..”hompimpa alaihum gambreng…….” Alias suit dulu. Baru kemudian mata kita ditutup agar tidak salah ambil kado milik sendiri.  

Begitu acara tukar kado selesai, mak Ferdiaspun menyiapkan kado buat para krucil. Si ganteng Ivo memberikan tas cantik dengan karakter lucu untuk teman-teman barunya. Hihihi…..kreatif banget nih mak Ferdias. Lihat tuh tulisan KEB yang besar, atau box pink model love yang disebut piñata, serta tas cantik warna hitamnya, membuat kita benar-benar menikmati acara halbi.

Sebenarnya mak Sri Rahayu juga jago masak. Dia bisa membuat jelly art maupun camilan lainnya. Namun karena waktu yang tidak memungkinkan, akhirnya mak Sri membuat jelly art dalam wadah kecil, selain membawa camilan khas kota tempat tinggal sebelumnya.

Dan tak terasa, kurang lebih 3 jam acara halbi KEB Bali dilaksanakan dengan penuh keseruhan dan kehebohan. Sampai-sampai para paparazzi alias fotografer dadakan capek jepret sana jepret sini. Bagi saya ini adalah pengalaman terindah yang tak terlupakan. Semoga kopdar ini akan berlanjut dengan kopdar-kopdar lain yang makin heboh. Semoga masing-masing dari kami dapat menyebarkan amanah KEB demi masa depan anak-anak Indonesia. Peluk makpon Mira Sahid, mak Ferdiaz, mak Sri Rahayu, mak Hanila, mak Okvina, mak Erlina, dan para makmin semuanya…..bighug.