Anakku, tak ada kebahagiaan lain yang dimiliki seorang ibu
selain memilikimu. Bukan ibu yang minta, namun karena sebuah keadaan, engkau
lahir di Jayapura, Papua. Namun demikian, Papua telah banyak menorehkan
berbagai cerita tentangmu.
Saat Fawaz masih bayi |
Rasanya seperti sebuah keajaiban ketika kini engkau telah
tumbuh besar. Sembilan tahun lamanya aku menyimpan kenangan ini, bahkan kucoba
tuk mereka-reka kembali berbagai peristiwa yang pernah kau alami. Dan memang
inilah kebahagianku, ketika dapat mendampingimu dalam berbagai keadaan.
Dulu, ketika engkau mulai berjalan tertatih-tatih, banyak
kejadian menimpamu. Saat engkau sedang menungguiku memasak, tanganmu yang usil
menarik alas lemari es. Dari situlah akhirnya kepalamu benjol karena kejatuhan
blender diatas lemari es. Beberapa hari kemudian, engkau diantar pulang
tetangga dengan kepala kembali benjol. Ia bilang katanya engkau jatuh, tetapi
ternyata ialah yang menjatuhkanmu. Bahkan, di lain hari mulutmu kembali robek
gara-gara jatuh dari kursi. Semua gara-gara tetangga. Tapi sudahlah, semua
telah berlalu.
Fawaz yang suka berulah |
Yang lebih membuatku bersalah, ketika tanpa sengaja aku
menyiram air panas ketubuhmu. Sungguh nak, andai ibu tahu engkau sedang berdiri
di belakang ibu, pasti ibu tak akan kaget bahkan menyiram air panas yang baru
masak. Ingin rasanya aku menangis mengenang kejadian itu, merutuki diriku
sendiri.
Namun di lain waktu dengan mengenangmu, membuatku cekikikan
sendiri. Semenjak masa kecilmu, aku tak
pernah menyewa baby sister. Hanya tetanggalah yang kuandalkan sebagai tempat
menitipkanmu. Rupanya engkau membawa berkah bagi tetangga. Sudah empat orang
tetangga yang kumintai tolong merawatmu, ternyata ujung-ujungnya hamil lagi. Sedih
bercampur bahagia rasanya kala itu.
Sedih karena aku harus mencari tempat penitipan lagi disaat
kegiatanku padat. Bahagianya karena engkau membawa berkah bagi orang lain. Inilah
yang membuatmu disayangi banyak orang. Hingga akhirnya akupun mencari ibu-ibu
yang sudah berumur untuk merawatmu sementara waktu.
Yah…namanya istri prajurit, tentunya banyak kegiatan yang
harus dilakukan. Namun ternyata engkau nyaman diasuh orang lain. Bahkan lebih
lengket dengan pengasuhnya ketimbang aku. Sedih memang. Namun aku terus
menghiburmu hingga engkau kembali menyayangiku.
Taukah nak sesuatu yang membuatku terpingkal-pingkal? Engkau
suka menyanyi. Padahal ibu-bapakmu tak pandai menyanyi, setiap ditunjuk naik
panggung selalu rasa gemetarlah yang datang duluan. Tapi engkau dengan penuh
percaya diri, selalu ingin naik ke panggung meski jalanpun masih sempoyongan.
Lalu apa coba yang pertama kali kau ambil? Mic, ya microphone
itu yang kau rebut dari para penjaga sound system itu. Kau akan berteriak
lantang, dengan suara ngelantur. Setelahnya, semua penonton akan tertawa
terpingkal-pingkal.
Kebiasaanmu memang terus berlanjut disaat usiamu empat
tahun. Kau ambil raket dan kau jadikan gitar. Sementara senter kau jadikan
microphone. Kau tirukan gaya seorang gitaris di TV. Entah darimana ide-idemu itu muncul. Tapi sumpah,
rekaman tingkahmu sampai saat ini tetap membuatku terhibur.
Anakku, jalanmu memang masih panjang. Aku bersyukur
memilikimu. Engkau tumbuh tanpa sebuah paksaan, karena aku memang tak
menginginkanmu hidup terkekang dalam sebuah ambisi. Engkau bebas menentukan
jalan hidupmu. Tapi aku yakin, engkau pasti bisa mewujudkan mimpimu. Terus
berjuang nak, doa ibu menyertaimu.
14 Komentar
saya yakin, di saat menuliskan artikel ini, aneka rasa berseliweran di dada ya, Mak. Bahagia, bangga, sendu, dan pastinya penuh harapan akan masa depan bahagia untuk putra tercinta.
BalasHapusDuh, kebayang betapa paniknya dirimu saat sadar bahwa Fawaz tersiram air panas, hiks. Pasti merasa bersalah banget ya, Mak.
Sukses selalu dan salam manis utk keluarga ya. :)
Senang bisa menorehkan kisah perjalanan anak-anak ya Jeng.
BalasHapusJika bisa sebaiknya dibuat buku agar kelak mereka bisa tersenyum ketika membacanya
Semoga selalu sehat, sejahtera, dan bahagia.Amiin
Salam hangat dari Surabaya
Masyaallah mbak.. si Fawwas bikin hati gundah gulana plus bahagia ya..
BalasHapusSy tdk bs banyangkan perasaan mbak Yuni wkt itu pasti sedih dan merasa bersalah...
Terimakasih sdh berbagi cerita ttg Fawwas yg bkin hati deg deg plas utk meramaikan GA saya....
Plong rasanya ya mbak kalau anakbisa melewati tumbuh kembangnya
BalasHapusWaaah...ternyata Fawwaz kreatif ya..lucu dan menghibur
BalasHapusMasyaAllah mba... saya jadi ingat, waktu adik saya ketika umur sekitar 4 th, pernah juga tersiram air panas. Untungnya tak ada bekas. Pasti penyesalan tak ada habisnya ya mak... Sehat terus ya Fawwaz.... :)
BalasHapusMas Fawwas, semoga tercapai apa yang dicita-citakan ya... Amin ya rabbal alamin...
BalasHapusSemoga kelak tulisan ini dibaca pula buat Tole.. biar dia tahu betapa sayangnya Bunda pada dirinya..
BalasHapussaya dukung tulisan ini juaraaaaa
Kaka Fawaz pintar nyanyi ya ^_^
BalasHapusbahagianya bisa mendapat titipan dari ALLAH SWT...memeliharanya dari bayi hingga kelak dewasa...
BalasHapusselamat berlomba...semoga menjadi yang terbaik...
keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
Maaaak... Aku mellow bangeet bacanyaaa... Semoga Fawwaz selalu menerbitkan bahagia d hati org tua,bermanfaat utk sesama,agama aamiiinnn
BalasHapusgak kerasa ya mak, dari mulai di perut, di gendongan sampai skrg uda bisa berjalan sendiri sungguh perjalanan yang tak terlupakan buat ibu :D
BalasHapuswah rasanya seneng banget itu sis :D
BalasHapusMakanan Ibu Hamil
Contoh Surat Lamaran Kerja
http://breaktime.co.id/
Melihat anak tumbuh kembang dengan baik ... terlebih saat mulai berjalan adalah moment dimana membuat sang ibu dan ayah si anak sangat berbahagia
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...