Setiap orang pasti mempunyai mimpi. Namun tak semua mimpi
bisa menjadi kenyataan. Meski demikian mimpi harus tetap diupayakan, agar kelak
bila mimpi kita terwujud, kitapun akan merasakan demikian kerasnya perjuangan mengejar
sebuah mimpi, hingga menjadi nyata di depan mata.
Dulu saya sempat berangan-angan ingin kerja kantoran,
berangkat pagi pulang sore, memakai sepatu highheel dan menenteng tas berisi
laptop. Makanya saya terus mengejar angan itu. Mencari celah untuk memanfaatkan
kesempatan. Melanjutkan sekolah hingga sarjana. Nyatanya belum sampai wisuda,
saya sudah mendapat panggilan kerja.
Lulus kuliah langsung kerja, bisa dibilang sebuah
kebanggaan, karena banyak teman seangkatan saya yang harus menunggu
berbulan-bulan baru mendapatkan pekerjaan. Meski tempat kerja saya bukan
instansi pemerintah, namun bisa mendapatkan penghasilan sendiri membuat saya
bersyukur kepada Allah.
Sebenarnya, semenjak itu bukan lantas saya tidak mempunyai
mimpi lagi. Saya bahkan ingin mendapatkan pekerjaan yang jelas job
deskripsinya. Sayang, ketika mimpi itu masih berkejaran di pelupuk mata saya,
Allah berkehendak lain. Saya menikah dengan seorang anggota TNI. Otomatis saya
harus resign dari tempat kerja demi mengikuti suami yang berdinas di Papua.
Saya pikir, setelah menikah saya akan kembali bekerja. Kenyataan
berbicara lain. Saya harus mengikuti kegiatan di asrama, yang otomatis membuat
hari saya makin sibuk. Hampir tak ada waktu untuk santai. Perasaan saya seperti
permen nano-nano. Hasrat hati ingin bekerja, namun ada kewajiban yang harus
saya laksanakan dan tidak bisa saya tinggalkan.
Dan sampai detik ini saya memang harus konsisten pada sebuah
keputusan untuk menjadi ibu rumah tangga. Namun saya tetap berpegang pada
sebuah keyakinan bahwa Allah telah mengatur rezeki hambaNya. Meski kadang ada
sedikit rasa gamang ketika melihat teman-teman sekolah dulu yang kini telah sukses,
namun saya harus yakin bahwa tidak ada yang bisa dikerjakan walau hanya duduk
manis di rumah.
Dari sinilah akhirnya saya berusaha mencari tahu kemampuan
saya. Saya mencoba untuk menulis. Alhamdulillah dari menulis inilah saya
mendapatkan penghasilan, meski tidak tetap setiap bulannya. Namun rasa bangga
sempat muncul dalam benak saya, ternyata ibu rumah tanggapun mampu
berpenghasilan dari rumah.
Dari hobi menulis timbul keinginan saya untuk terus berkarya.
Mimpi-mimpipun seakan terus berkelebat menuntut saya untuk lekas mengejarnya. Dulu
saya sempat mendapatkan honor pemuatan tulisan di media, bahkan saya juga
pernah mendapat juara satu lomba menulis karya tulis. Setelah itu, saya mencoba
bergabung dengan grup menulis di media sosial, hingga akhirnya sayapun tertarik
untuk membuat blog pribadi.
salah satu tulisan saya di majalah Sekar |
Dari blog inilah akhirnya muncul mimpi saya selanjutnya. Saya
sadar, kapasitas saya sebagai blogger mungkin belum banyak dilirik orang,
karena saya masih awam dan sedang belajar merangkai kata-kata indah. Namun,
ketika kita mengaku sebagai seorang blogger, siapa sih yang tidak tertarik
dengan lomba blog atau giveaway? Pasti semuanya tertarik bukan? Apalagi kalau
hadiahnya menggiurkan. Dan sungguh diluar dugaan, ketika saya dinyatakan
sebagai juara satu lomba blog BNI Simponi. Antara bingung dan bahagia ketika
khabar itu sampai di telinga saya. Pasalnya saya ini blogger pemula, masih
kalah jauh dengan mereka-mereka yang sudah ahli di bidang ini. Namun semua itu
saya kembalikan kepada diri saya sendiri, bahwa rezeki itu telah diatur
olehNya. Bisa jadi Allah memberikan rezeki kepada saya melalui lomba blog ini.
Dari lomba blog tersebut, saya mendapatkan cash reward dan
tabungan simponi. Tabungan simponi inilah yang akhirnya membuka pikiran saya
untuk berinvestasi. Tabungan simponi ini mirip tabungan pensiun, yang harus
diisi tiap bulan dan dapat diambil secara keseluruhan ketika kita pensiun
nanti. Bila saya seorang ibu rumah tangga, maka saya menetapkan batas usia sebagaimana
layaknya usia pensiun, yaitu usia 50 tahun. Lega rasanya, ketika usia 50 tahun
nanti setidaknya saya sudah mempunyai persiapan dana.
Nah, tibalah saatnya saya memikirkan masa depan anak. Miris rasanya
mendengar keluhan ibu-ibu yang anaknya memasuki masa SMA atau kuliah. Setiap bulan
mereka harus sedia dana sekian juta untuk membayar ini dan itu. Sebagai contoh,
anak kakak ipar saya yang kebetulan diterima di teknik perkapalan Institut
Teknologi Surabaya. Pada saat daftar ulang, ia harus membayar duapuluh satu
juta. Sementara SPP satu semester lima juta. Biaya kost yang harus dibayar per
tiga bulan adalah satu juta. Belum lagi uang sakunya selama satu bulan. Betul-betul
membuat saya pusing. Saat ini biaya pendidikan sudah sangat mahal, bagaimana
dengan biaya pendidikan anak saya tujuh tahun mendatang? Pastinya saya harus
mempersiapkan diri dari sekarang.
Selain tabungan simponi, saya sudah mengikuti asuransi di
AXA Mandiri untuk bekal anak saya kelak. Namun masih saja ada rasa gamang,
takut kalau persediaan dana pendidikan anak tidak cukup. Sementara saya hanya
ibu rumah tangga yang mengandalkan gaji suami. Gaji, berapapun besarnya akan
tetap kurang bila kita tidak pandai mengaturnya. Karena semakin besar
penghasilan seseorang, semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Akhirnya
saya dan suami kembali berpikir tentang investasi. Dengan harapan agar gaji
suami jelas arah dan tujuannya, sementara masa depan anak sudah disiapkan
jauh-jauh hari.
Ternyata Allah memberi kemudahan kepada kami. Teman SMA saya
tiba-tiba mengajak kerjasama sewa lahan untuk ditanami pohon sengon. Saat ini
kami sedang merintis usaha ini. Meski kami berjauhan, namun ada beberapa teman
yng dipercaya untuk mengelola usaha ini, mulai dari pembukaan lahan, pembelian
bibit, pemeliharaan dan masa panen nanti. Ada rencana setelah satu tahun,
disela-sela pohon tersebut akan ditanami tumpangsari. Memang hasil usaha ini
adalah jangka panjang, setidaknya tujuh tahun kemudian kami baru mendapatkan
hasil. Mudah-mudahan apa yang kami harapkan sesuai kenyataan.
gambar diambil dari kamera teman |
Selain usaha patungan, saya dan suami juga tengah mengelola
usaha tanam sengon di lahan sendiri. Disamping itu kami juga berniat menyewa
lahan saudara dengan harapan bisa membantu ekonomi mereka. Semoga beberapa
bulan kedepan, mimpi ini bisa kembali terwujud. Sungguh, hanya inilah yang
benar-benar saya impikan saat ini. Saya ingin berinvestasi demi masa depan. Justru
disinilah muncul semangat menulis untuk menghasilkan demi menambah penghasilan
suami. Semoga semua mimpi saya terwujud….amin.
"Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu"
26 Komentar
semoga mimpinya terwujud, Mak :)
BalasHapussemoga mimpinya cepet terwujud.amin.. :)
HapusAmin Mak.. Perlahan tapi pasti. Semoga lekas terwujud ya :))
BalasHapusSemoga mimpinya tercapai yaa maak..
BalasHapusYa mak biaya pendidikan anak2 sekarang memang mahal, dua anak saya ikutkan asuransi pendidikan, jika dihitung dgn biaya pendidikan dan nilai pertanggungan memang kurangnya masih banyak tapi paling gak tdk terlalu berat. Semoga semua mimpinya terwujud mak dan sukses dgn GA nya
BalasHapusWah wah top mak. Investasi masa depan memang perlu bgd y mak. Apalagi buat pendidikan anak. Good luck ya mak. Semoga usaha sengonnya lancar jaya n sukses ngontesnya yak :)
BalasHapusAmin
Wah wah top mak. Investasi masa depan memang perlu bgd y mak. Apalagi buat pendidikan anak. Good luck ya mak. Semoga usaha sengonnya lancar jaya n sukses ngontesnya yak :)
BalasHapusAmin
ni impian tingkat dewa mak, kereeen, saya belum kepikiran ke sana hehe rasanya berat . sukses ya semoga impian lainnya tercapai
BalasHapusSemoga tercapai ya mbak...
BalasHapusAnyway.. saya salut dengan segala persiapan keuangan di masa depan mbak kelak, well done! ;)
ikut mendoakan mimpinya mak Yuni, semoga tercapai :)
BalasHapusImpian yang tidak jauh beda dengan saya Mbak.
BalasHapusSalam kenal, semoga sukses GA nya :)
oo ternyata ini mak sri wahyuni yg juara 1 BNI Simponi..saya juara 2 nya mak....moga tercapai impiannya ya mak
BalasHapusaamiin... Btw, Mbak Yuni, saya juga ibu rumah tangga. Perasaan kita sama, kadang-kadang kalau melihat karir teman-teman yang sukses di tempat kerjanya, saya jadi galau. Tapi benar kata Mbak, rejeki sudha ada yang mengatur. In shaa Alalh, meski di rumah, masih tetap bisa berkarya. Semoga sukses GA-nya, Mbak. Salam, ira.
BalasHapusinvestasi pohon memang cukup bisa diandalkan utk jangka panjang ya mak, apalagi di masa depan kebutuhan tentu makin meningkat tapi butuh lahan yg cukup luas. sukses GA nya ya mba :)
BalasHapusMoga lncar ya mba kerjasamanya, alhamdulillah rejeki dr nlis juga sdh mnghampiri moga makin produktif
BalasHapusSemoga sukses dengan mimpi2nya ya Mak... Sama seperti diriku juga tengah merajut mimpi2... mulai dari mimpi yang kecil....pencapaian mimpi itu bertahap...untuk menggapai mimpi yang lebih besar... Kata orang bijak, mulailah dengan mimpi untuk mewujudkan harapanmu.. Nah, mari kita kejar mimpi2 kita selagi kita mampu dan berdaya...
BalasHapusinvestasi di masa produktif untuk masa yang akan datang
BalasHapusmendoakan agar impianya terwujud ya mbak
BalasHapussaya suka dengan investasinya dalam bentuk tanaman sengon, itu bernilai ekonomis tinggi sekaligus menghijaukan bumi, semoga impiannya terwujud ya mak. aamiin yra
BalasHapusterimakasih sudah berpartisipasi dalam GA wujudkan impian mu, salam hangat dari bogor
kata Ibu, menanam pohon itu banyak pahalanya
BalasHapuskarena bersedekah sama alam... kan nanti burung burung bisa menikmati pohon, ulat, kupu kupu dan hewan hewan lain juga.
semoga mimpinya bisa cepet terkabul.. dan tetep semangat.. you can do it..^_^
BalasHapusTerimakasih telah memberi motivasi bu Yuni ^ ^ Aku juga suka nulis loooo.....
BalasHapussemoga mimpinya tercapai kaka ^^
BalasHapussaya suka dengan investasinya dalam bentuk tanaman sengon, itu bernilai ekonomis tinggi sekaligus menghijaukan bumi, semoga impiannya terwujud ya mak. aamiin yra
BalasHapussemoga mimpinya terwujud ^_^
BalasHapussemangat mbk.... semoga mimpinya terwujud :D
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...