Sales juga sebuah profesi yang menghasilkan. Sayang, saya tidak suka dengan cara kerjanya. Sebenarnya, memang begitulah pekerjaan sales. Ia harus pandai bicara, menjual produk bahkan mempengaruhi para konsumen agar tertarik dengan apa yang ditawarkannya. Bila satu saja produk terjual, maka sales tersebut akan mendapatkan fee alias bonus. Namun bila sales hanya diam saja, tidak berani bicara apalagi menawarkan produknya dengan getol, ia tidak akan mendapatkan apa-apa.
Yang namanya bekerja sebagai sales, tentu ada target yang harus dicapai. Ia dituntut oleh perusahaan tempatnya bekerja untuk memasarkan sekian produk dalam sehari. Dan ia juga dituntut harus berhasil mencapai target sesuai ketentuan perusahaan. Bila dalam sebulan, ia tidak mendapatkan hasil sesuai ketentuan perusahaan, maka ia mau tidak mau harus keluar dari pekerjaannya. Yah...namanya sales, termasuk pekerjaan gampang-gampang susah. Kalau sudah dihadapkan pada sulitnya mencari lapangan pekerjaan, maka sales pun juga dilakoni.
Bahkan, berkat kepandaian menghandle konsumen, kepiawaian menjualkan produk, hingga produk yang dijualkan melebihi minimal target, membuat seorang sales kebanjiran pendapatan. Bisa jadi penghasilan terbesar seorang sales didapat dari bonus penjualan.
"Kalau melulu mengandalkan gaji tetap perusahaan, pasti tidak akan cukup mbak. Makanya saya mengejar target menjual produk sebanyak mungkin, agar bonus yang saya terima lumayan banyak!"
Demikian kata seorang sales ketika saya tanya. Tapi memang ada benarnya, pendapatan terbesar seorang sales berasal dari bonus penjualan produknya. Semakin banyak ia menjual produk, semakin banyak pula bonus yang diterimanya. Ini adalah sisi positif (plus) seorang sales.
Lalu, adalah sisi negatif seorang sales? Tentu ada dong. Setiap pekerjaan sudah pasti ada plus - minus nya. Kalau sales apa dong? Ini menurut pandangan saya lho ya......Dan saya rasa ini berlaku untuk semua sales, baik sales produk rumah tangga, elektronik maupun sales kendaraan bermotor. Bila ia ketemu dengan konsumen, padahal maksud konsumen tersebut hanya bertanya dan belum memutuskan untuk membeli, maka si sales akan terus mengejarnya. Inilah yang membuat saya jengkel dengan sales.
Suatu hari saya bertemu dengan sales mobil. Ia menawarkan berbagai produk mobil lengkap dengan TDP dan cicilan perbulan. Sebenarnya, saya ingin memiliki sebuah mobil untuk keperluan mudik ke Jawa, agar tidak naik motor lagi. Mengingat anak tumbuh semakin besar, rasanya tidak mungkin kalau saya terus naik motor bertiga dari Bali ke Blitar. Nah, dari sini akhirnya saya memberanikan diri datang ke showroom mobil dan ketemu salesnya. Padahal suami sudah menyampaikan kalau masih melihat-lihat dulu mobilnya dan belum bisa mengambilnya sekarang, karena uang simpanan masih dipakai proyek dan belum bisa dicairkan.
Suami pun juga menyampaikan kemungkinan bulan depan kalau proyeknya tepat waktu maka kami akan mengambil kredit mobil. Si sales menyetujui pernyataan suami. Namun yang membuat saya jengkel, seolah tidak mendengar perkataan suami, setiap hari dia terus menelpon dan berkirim SMS, memberikan kalkulasi kredit mobil lengkap dari jangka waktu 1 tahun hingga 5 tahun.
Entah karena takut kehilangan konsumen atau memang tidak mendengar pernyataan suami, saya merasa terganggu dengan ulah sales. Dia seperti mengejar buruannya, takut buruannya ketangkap sales lain. Inilah yang membuat saya menganggap disinilah minusnya sales. Barangkali kalau sales tersebut mampu meresapi perkataan suami, dimana ia akan dihubungi bila kami akan mengambil mobil, tentu ia tidak akan sering telpon dan menyodorkan aneka macam kredit kepemilikan mobil.
Yah...agaknya sebuah pelajaran berharga bagi saya, bila ingin memiliki sesuatu, hal yang paling utama adalah modal. Sebagai contoh, saya ingin memiliki mobil dengan cara kredit. Sebelum mendatangi showroom dan bertemu sales, maka saya harus mempunyai dana sebagai uang muka dari kredit tersebut. Jika belum memiliki modal sedikit pun, jangan sekali-kali mendekati sales, bila tidak ingin terus dikejar-kejar olehnya. Ini prinsip yang agaknya harus saya pegang kuat-kuat....
sumber: |
Yang namanya bekerja sebagai sales, tentu ada target yang harus dicapai. Ia dituntut oleh perusahaan tempatnya bekerja untuk memasarkan sekian produk dalam sehari. Dan ia juga dituntut harus berhasil mencapai target sesuai ketentuan perusahaan. Bila dalam sebulan, ia tidak mendapatkan hasil sesuai ketentuan perusahaan, maka ia mau tidak mau harus keluar dari pekerjaannya. Yah...namanya sales, termasuk pekerjaan gampang-gampang susah. Kalau sudah dihadapkan pada sulitnya mencari lapangan pekerjaan, maka sales pun juga dilakoni.
Bahkan, berkat kepandaian menghandle konsumen, kepiawaian menjualkan produk, hingga produk yang dijualkan melebihi minimal target, membuat seorang sales kebanjiran pendapatan. Bisa jadi penghasilan terbesar seorang sales didapat dari bonus penjualan.
"Kalau melulu mengandalkan gaji tetap perusahaan, pasti tidak akan cukup mbak. Makanya saya mengejar target menjual produk sebanyak mungkin, agar bonus yang saya terima lumayan banyak!"
Demikian kata seorang sales ketika saya tanya. Tapi memang ada benarnya, pendapatan terbesar seorang sales berasal dari bonus penjualan produknya. Semakin banyak ia menjual produk, semakin banyak pula bonus yang diterimanya. Ini adalah sisi positif (plus) seorang sales.
Lalu, adalah sisi negatif seorang sales? Tentu ada dong. Setiap pekerjaan sudah pasti ada plus - minus nya. Kalau sales apa dong? Ini menurut pandangan saya lho ya......Dan saya rasa ini berlaku untuk semua sales, baik sales produk rumah tangga, elektronik maupun sales kendaraan bermotor. Bila ia ketemu dengan konsumen, padahal maksud konsumen tersebut hanya bertanya dan belum memutuskan untuk membeli, maka si sales akan terus mengejarnya. Inilah yang membuat saya jengkel dengan sales.
Suatu hari saya bertemu dengan sales mobil. Ia menawarkan berbagai produk mobil lengkap dengan TDP dan cicilan perbulan. Sebenarnya, saya ingin memiliki sebuah mobil untuk keperluan mudik ke Jawa, agar tidak naik motor lagi. Mengingat anak tumbuh semakin besar, rasanya tidak mungkin kalau saya terus naik motor bertiga dari Bali ke Blitar. Nah, dari sini akhirnya saya memberanikan diri datang ke showroom mobil dan ketemu salesnya. Padahal suami sudah menyampaikan kalau masih melihat-lihat dulu mobilnya dan belum bisa mengambilnya sekarang, karena uang simpanan masih dipakai proyek dan belum bisa dicairkan.
Suami pun juga menyampaikan kemungkinan bulan depan kalau proyeknya tepat waktu maka kami akan mengambil kredit mobil. Si sales menyetujui pernyataan suami. Namun yang membuat saya jengkel, seolah tidak mendengar perkataan suami, setiap hari dia terus menelpon dan berkirim SMS, memberikan kalkulasi kredit mobil lengkap dari jangka waktu 1 tahun hingga 5 tahun.
Entah karena takut kehilangan konsumen atau memang tidak mendengar pernyataan suami, saya merasa terganggu dengan ulah sales. Dia seperti mengejar buruannya, takut buruannya ketangkap sales lain. Inilah yang membuat saya menganggap disinilah minusnya sales. Barangkali kalau sales tersebut mampu meresapi perkataan suami, dimana ia akan dihubungi bila kami akan mengambil mobil, tentu ia tidak akan sering telpon dan menyodorkan aneka macam kredit kepemilikan mobil.
Yah...agaknya sebuah pelajaran berharga bagi saya, bila ingin memiliki sesuatu, hal yang paling utama adalah modal. Sebagai contoh, saya ingin memiliki mobil dengan cara kredit. Sebelum mendatangi showroom dan bertemu sales, maka saya harus mempunyai dana sebagai uang muka dari kredit tersebut. Jika belum memiliki modal sedikit pun, jangan sekali-kali mendekati sales, bila tidak ingin terus dikejar-kejar olehnya. Ini prinsip yang agaknya harus saya pegang kuat-kuat....
4 Komentar
iya mbak..kadang sales juga mengejar target...biar bisa menghidupi anak istrinya juga :) hehehe
BalasHapusiy bener juga ya, sales juga manusia, hehehe
HapusSebenarnya semua bidang usaha, bahkan program pemerintah, perlu ketrampilan menjual.
BalasHapusharus tau triknya ya dalam berjualan
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...