Apakah ibu rumah tangga juga butuh piknik? Barangkali
profesi yang satu ini nampak sepele. Menjadi seorang ibu rumah tangga tidak
diikat oleh sebuah aturan. Ia bisa bekerja kapanpun yang ia inginkan. Kalau
tubuhnya terasa capek, maka tugas yang harusnya diselesaikan, bisa ditangguhkan
sesaat, namun apa demikian kenyataannya?
Atas nama profesi ibu rumah tangga, saya berpendapat bahwa
menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik, tidak cukup hanya membereskan
pekerjaan rumah saja, seperti mencuci, setrika, menyapu rumah atau memasak.
Namun ada hal lain yang harus dilakukan, seperti disiplin dalam mengatur waktu,
mendidik dan membimbing anak-anak, serta bisa melayani keluarga dengan baik.
Terus terang, saya seringkali merasa kewalahan menyelesaikan
pekerjaan di rumah. Pekerjaan yang nampak remeh-temeh, nyatanya butuh
berjam-jam untuk menyelesaikannya. Bahkan, andai dalam satu hari boleh lebih
dari 24 jam, sungguh berbahagianya saya. Namun, inilah sebuah konsekuensi.
Ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga, maka apapun
kondisinya harus saya jalani dengan sepenuh hati.
Bahkan, saya sempat merasa malu melihat ibu-ibu yang
berprofesi ganda, bisa survive mengelola kehidupannya dengan baik. Diluar rumah, mereka bisa menjadi karyawan
yang baik, sementara di rumah sendiri, mereka bisa menjadi seseorang yang mampu
menghandle semua pekerjaan rumah tangga tanpa pembantu.
Yah....kita memang tidak bisa membandingkan masing-masing
profesi. Karyawan bisa tidak lebih baik dari ibu rumah tangga, demikian sebaliknya.
Tergantung yang menjalaninya. Jadi jangan menjudge salah satu profesi hanya
karena kita tidak dipihaknya. Yang
penting, secara pribadi kita konsekuen dengan pilihan kita, serta bijak
melakukan tugas dan tanggung jawab sepenuh hati.
Soal piknik, rasanya setiap orang butuh piknik. Tidak bisa dipungkiri, dalam kehidupan
sehari-hari kita sering bersinggungan dengan berbagai permasalahan, dari yang
sepele sampai yang komplek. Dan piknik ini, menjadi salah satu cara untuk
merefresh hati dan pikiran kita supaya tidak terus menerus merasa suntuk atau
bosan. Orang yang sering piknik, maka raut mukanya tampak sumringah alias
berseri-seri. Sementara mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah piknik, maka wajahnya
terlihat suntuk, bawaannya marah-marah terus. Bisa jadi raut wajahnya terlihat
lebih tua dari usia sesungguhnya alias mengalami penuaan dini.
Berhubung saya hanyalah ibu rumah tangga, maka saya akan
mengupas seberapa penting piknik bagi ibu rumah tangga. Sekali lagi bukan
bermaksud melakukan pembelaan terhadap profesi ibu rumah tangga, karena saya
ada di pihak ini. Namun inilah kenyataan yang saya alami sepanjang menjadi ibu
rumah tangga.
Bagi saya piknik itu sangat penting. Bayangkan, menjalani
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga termasuk profesi yang kadang membosankan.
Tiap hari kita dituntut mengerjakan ini itu sampai selesai. Kadang pekerjaan
satu belum selesai, ada lagi pekerjaan lain yang minta perhatian. Kalau kita
mengerjakannya tidak dengan ikhlas, tentunya hasilnya tidak bagus. Meski tidak
ada mata lain yang mengawasi kita, setidaknya kitalah yang menjadi manajer atas
pekerjaan sendiri. Konsekuensi itu penting. Dan jadwal pekerjaan itu juga
perlu, agar kita terbiasa menyelesaikan pekerjaan rumah tangga tepat waktu.
Lalu bagaimana mengusir kejenuhan yang seringkali muncul?
Piknik! Itulah solusinya. Barangkali ada yang bilang kalau piknik itu
buang-buang waktu, tenaga dan uang. Daripada piknik, mending waktunya digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Daripada buang duit banyak, mending di
tabung demi masa depan. Daripada capek setelah piknik, mending istirahat di
rumah sambil tiduran dan nonton tv.
Ingat! Tubuh kita ibarat mesin. Mesin yang terus menerus
dipakai tanpa dirawat, diberi minyak pelumas atau oli, lama-lama ia akan rusak.
Demikian juga dengan tubuh kita. Kita tidak boleh memforsirnya dengan pekerjaan
yang berat dan terus menerus. Ada saatnya kita butuh penyegaran. Bukan di
rumah, melainkan di luar rumah, yang benar-benar menghilangkan kepenatan dalam
tubuh.
Ada beberapa tips, agar kita sukses melakukan piknik tanpa
merasa kecewa di belakang:
- Sisihkan sebagian pendapatan keluarga untuk piknik. Tak harus banyak. Lakukan setiap bulan. Inilah pentingnya menabung untuk piknik.
- Rencanakan tujuan piknik dan waktu yang tepat agar seluruh keluarga bisa mengikuti piknik.
- Piknik tak harus membutuhkan dana banyak. Tak harus ke tempat jauh. Dimanapun, asal bukan didalam rumah, yang penting bisa membuat hati dan pikiran tenang, bahkan keluarga juga bisa nyaman.
- Sebelum hari H, bereskan semua tanggungan pekerjaan rumah. Sudah pasti setelah pulang piknik, tubuh terasa capek, bahkan pekerjaan lain juga menanti. Kalau tanggungan sudah selesai, itu artinya satu tahap sudah terlewati.
- Jangan lupa siapkan persediaan makanan ala kadarnya di rumah, dengan tujuan agar sekembalinya dari piknik kita tidak pusing karena rengekan anak yang minta dibuatkan makanan dan sebagainya.
Lalu apa sih untungnya piknik bagi ibu rumah tangga?
Kebetulan kami sekeluarga memang hobi jalan-jalan. Bahkan,
demi menggabungkan antara mudik ke kampung halaman dan piknik, kami nekat
mengendarai motor bertiga dari Bali ke Blitar, demikian sebaliknya. Meski rasa
penat dan capek itu ada, namun ada rasa puas setelah mata ini menikmati
pemandangan sepanjang perjalanan. Kami memang tidak mempunyai kendaraan roda
empat untuk mencapai sebuah tempat wisata. Justru dengan skutik gambot ini,
membuat penat di tubuh kami hilang, sehingga beberapa manfaat saya dapatkan
disini:
- Ternyata piknik itu butuh pengorbanan. Saat melakukan perjalanan malam, kita membayangkan jauh dari kasur. Demikian saat kaki kita menapaki tangga-tangga tinggi, ternyata untuk mencapai suatu tujuan butuh pengorbanan. Belum lagi saat hujan turun ketika kita masih menunggang motor, kita harus rela berbasah-basahan disela-sela udara dingin.
- Piknik membuat kita makin mensyukuri nikmat. Ternyata Allah telah memberikan nikmat yang luar biasa indahnya, baik nikmat hidup, nikmat mempunyai motor, nikmat mempunyai keluarga dan nikmat bisa bepergian.
- Piknik membuat kita bijak mengelola keuangan. Bila kita merencanakan piknik, otomatis kita juga menyisihkan sedikit penghasilan.
- Mengunjungi berbagai tempat wisata membuat kita takjub akan kebesaran Allah, membuat kita tidak akan pernah sombong. Sebenarnya, kita hanyalah umat-Nya yang lemah, hanya Allah-lah penguasa alam semesta ini.
Barangkali inilah segi positif dari sebuah piknik dari
kacamata seorang ibu rumah tangga seperti saya. Jadi jangan sampai kita
menjalani hidup secara monoton. Serius sih sah-sah saja tapi jangan sampai membuat
hati dan pikiran kita terasa penat. Yuk sekali waktu piknik, siapa tahu akan
muncul inspirasi lain setelahnya......
2 Komentar
Setuju banget, mbak.
BalasHapusJustru dengan SAHM piknik, ngurus rumah dan keluarga jauh dari stress :))
Piknik itu emang asik! Mbak biasanya piknik kemana?
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...