Dari dulu saya tidak pernah merasakan bagaimana meriahnya
sebuah acara ulang tahun. Selain ada rasa malu dilihat banyak orang, orang tua
saya tidak pernah merayakan ulang tahun anak-anaknya dengan pesta yang meriah.
Kami selalu melewatkan moment bertambahnya umur dengan acara
yang sangat sederhana. Dengan membuat bubur merah, urapan atau menu favorit
keluarga, yang tentunya hanya untuk kami nikmati sembari menghabiskan malam di
teras belakang rumah. Bagi ayah, ulang tahun tak harus dirayakan dengan pesta pora,
lebih baik memberikan sumbangan kepada mereka yang kurang mampu.
jaman masih kecil |
Hmm....mengenang masa indah itu, kadang membuat hati saya
melankolis. Puluhan tahun yang lalu, disaat saya masih kecil, dan ketika ayah
masih ada, semuanya terasa indah. Acara ulang tahun yang tampak begitu
sederhana, nyatanya membuat hati terasa lega dan bahagia. Meski tanpa perayaan,
walau tanpa kado spesial. Semua karena keluarga kami masih lengkap.
Seiring kepergian ayah, tradisi kumpul bareng di acara ulang
tahun kami akhirnya menghilang. Kami sibuk dengan urusan masing-masing. Ibu
yang bekerja keras demi menghidupi kami. Sementara saya dan adik tentunya sibuk
mengejar cita-cita.
kenangan tentang ayah |
Andaipun ada acara ulang tahun, semuanya karena permintaan
teman-teman sekolah. Ada yang minta ditraktir bakso, ada juga yang minta
dimasakkan ibu di rumah. Sementara di rumah sendiri, nyaris tak ada menu
spesial atau kado istimewa yang menemani setiap ulang tahun saya. Hanya saja,
kami masih selalu cipika cipiki ketika masing-masing dari kami tengah berulang tahun.
Itu saja. Namun, yang sederhana seperti itu, justru terasa menyenangkan.
bersama teman |
Meski tidak pernah merayakan ulang tahun, saya masih ingat
sebuah moment yang begitu sangat membahagiakan. Rasanya ini hanyalah sebuah
kebetulan saja, karena tidak pernah direncanakan sebelumnya. Ya...empat belas
tahun silam moment ini terjadi. Namun kenangannya begitu melekat di hati.
Seolah....inilah ulang tahun saya yang paling membahagiakan.
sehari setelah bertunangan, ulang tahun yang paling membahagiakan |
Barangkali ketetapan Allah memang benar adanya. Bahwa jodoh
manusia, hanya Allah-lah yang tahu. Seberapa sering kita menjalin hubungan
dengan lawan jenis, bahkan seberapa mesranya hubungan kita, kalau Allah tidak
berkehendak, sudah pasti tidak akan berjodoh. Walau harus nangis guling-guling,
sampai frustasi tidak mau makan, memangkas rambut dengan potongan cepak, tak
akan mengembalikan jalinan yang telah putus.
Dan.....semuanya pernah menimpa saya. Hmm.....meski terasa
getir, namun situasi seperti itu tak berlangsung lama. Allah memberikan
petunjuk yang membuat saya kembali bersemangat. Lewat sebuah perkenalan yang tidak direncanakan, akhirnya saya
menemukan jodoh pilihan Allah.
Mengenang perjumpaan yang begitu singkat, rasanya membuat
senyum di hati ini terus mengembang. Pasalnya, di suatu hari, tepatnya hari
minggu sore, tanpa saya sengaja datang seorang ibu dengan dibonceng anak
lelakinya. Saya berpikir, mungkin itu teman ibu saya yang kebetulan bertandang
ke rumah membicarakan arisan.
Ternyata dugaan saya salah. Sang ibu justru mencari saya,
dan saya dibiarkan menemui anak lelakinya yang tampak kaku dan sedikit bicara.
Sudah pasti, perjumpaan itu tak meninggalkan kesan sedikitpun. Bahkan, saya
tidak pernah menyangka bila sesuatu bakal terjadi setelahnya.
Seminggu kemudian, ternyata lelaki itu datang melamar saya.
Ia menelpon sehari sebelumnya. Lalu teman kantor saya meminjami gaun cantik
berwarna pink, dan keesokan harinya saya pun dijemput lelaki itu, untuk diajak
pulang dan melangsungkan acara pertunangan. Seolah skenario itu sudah
dipersiapkan jauh-jauh hari secara matang. Sementara, di rumah saya sendiri,
telah tersaji hidangan lengkap untuk tamu undangan. Ironisnya, moment itu
terjadi tepat di hari ulang tahun saya yang ke dua puluh lima.
Saya sendiri larut dalam sebuah tanda tanya besar. Mengapa
semuanya terjadi secara kebetulan? Apa gerangan yang membuat saya bagai patung
yang membisu, tanpa kata penolakan, bahkan menyetujui semuanya terjadi?
Dan yang paling membahagiakan, disaat lelaki itu berhadapan
dengan saya, ia memakaikan cincin di jari manis saya. Tak ketinggalan sebuah
gelang rantai dan seuntai kalung emas, diikatkan pula di tangan dan leher saya.
Berasa sumringah hati saya kala itu. Apalagi ia sempat menyelipkan kata-kata,
“selamat ulang tahun, semoga kelak engkau mampu menjadi pendamping hidupku yang
setia!”......Hmm rasanya seperti di awan......................
kenangan yang tersisa, yang masih tersimpan rapi di almari |
Bahkan, yang sempat membuat saya kembali tercengang,
manakala ia menyerahkan sebuah kotak berisi cake. Ia sengaja membuat cake tape
sendiri, dari hasil belajarnya bersama kakak perempuannya, sebagai pengganti
kue tart untuk saya.
Entahlah....sampai sekarang pun saya masih berpikir, kadang
kuasa Allah tidak bisa dimengerti oleh nalar manusia. Bila Allah sudah
berkehendak, maka segala sesuatu yang rasanya tidak mungkin, akan menjadi
mungkin dan nyata adanya. Seperti perjalanan pernikahan kami yang berawal dari
perjodohan. Mungkin inilah petunjuk Allah.
Demi mengenang acara ulang tahun yang sangat membahagiakan
itu, saya selalu menyempatkan diri membuat cake tape di hari jadi pernikahan
kami. Walau terdengar sederhana, namun terasa begitu menyenangkan, karena kami mengolahnya
berdua. Ada suami yang siap membantu mengaduk adonan, hingga menemani sampai
cake siap saji.
masak bersama, yang penting bahagia |
Inilah anugerah terindah yang Allah berikan kepada saya.
Bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan yang sarat dengan pelajaran hidup.
Kebahagian ini merupakan sebuah ujian yang diawali dengan berbagai kerikil
tajam serta onak dan duri kehidupan. Perjuangan ini tidak cukup berhenti sampai
disini, namun sepanjang kita menjalani kehidupan selama itu pula kita harus tetap
berjuang.
Untuk Warung Blogger saya ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-5. Semoga makin memberikan warna di dunia perbloggingan dan makin menginspirasi semua anggotanya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger
12 Komentar
Ahhh so sweetnya mbak.
BalasHapusSederhana tapi berkesan hheee
Slam knal ya mbak... ^_^
Terimakasih kembali ya mbak, senang mendapat teman kembali
HapusWah foto2 jadulnya masih ada..jadi nostalgia.
BalasHapusHehehe....iya mbak betul, jadi keinget terus kenangan jaman dulu
Hapusmelihat foto-foto jadul Mba Yuni, seketika membuat saya bertanya "kemanakan foto-foto jadul saya"??
BalasHapusselalu ada pelangi setelah hujan yah Mba, selalu ada kebahagiaan setelah kesedihan :)
Saya sengaja menyimpan foto ini untuk kenangan mbak, supaya ingat terus....betul banget mbak selalu ada bahagia setelah kesedihan....
Hapusso cuuuiiit, masak bersama memang akan menciptakan bonding yang membahagiakan ya. Aku apa ya kenangan ulang tahun? tahun baru mungkin, karena bertepatan sebelum pesta kembang api di tahun baru, hehee
BalasHapusBener mbak, kami sering masak bareng, justru suamilah yang ngajari saya memasak untuk pertama kalinya .....wah pasti kenangannya seru tuh
HapusFoto yang sama temen remajanya kereeen euy, saya malah gak punya..
BalasHapusHehehe....kata teman saya gaya jadul alias tempoe doeloe mbak
Hapusitu foto bakal jadi kenangan banget :')
BalasHapussukses, semoga menang GA-nya :D
Jodoh sudah dipersiapkan Allah dengan cara yang manis. Alhamdulillah, yang awalnya terkesan kaku kok jebulane romantis. Selamat ya mbak yuni, semoga Allah menjaga panjenengan dan keluarga selamat dunia akhirat
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...