Bagi warga Blitar, kehadiran tempat-tempat wisata menjadi
sebuah hiburan tersendiri. Apalagi sejak dulu, Blitar terkenal dengan kota
sepi. Meski seiring berkembangnya jaman, rasa sepi itu sudah berangsur-angsur
ramai. Banyak berdiri kios-kios dan warung-warung yang menjual aneka macam
kebutuhan. Bahkan, wisata kuliner pun makin marak di Blitar.
Bila dibandingkan dengan jaman saya masih kecil, kemajuan
kota Blitar sudah sangat pesat. Namun demikian, ciri khas Blitar sebagai kota
yang sepi dan tenang masih tetap melekat. Inilah yang membuat kota sambel pecel
ini sering dijuluki kota “pensiun”. Tempatnya para pensiunan menikmati masa
purna tugasnya dengan tenang.
Tak ayal hadirnya tempat-tempat wisata menjadikan sebagian
warganya terhibur. Apalagi bila tempat wisata itu mampu memberikan kepuasan
bagi pengunjungnya. Artinya besarnya tiket masuk wahana sebanding dengan apa
yang didapat oleh pengunjung. Barangkali inilah yang membuat warga Blitar
merasa puas dengan hanya berwisata di kotanya tanpa harus pergi ke luar kota
dengan biasa mahal.
“Kampung Coklat”....barangkali tempat wisata ini sudah
banyak dikenal. Tempat wisata yang terletak di kabupaten Blitar, terbukti mampu
menyuguhkan berbagai wahana rekreasi yang mengedukasi. Tak hanya wisatawan
lokal yang sering berkunjung kesini, namun daya tarik “Kampung Coklat” ini
telah membuat banyak wisatawan dari luar Blitar berbondong-bondong ke tempat
ini untuk membuktikannya.
Barangkali kehadiran “Kampung Coklat” di Blitar ini dapat
mendongkrak perekonomian warga kabupaten Blitar. Dengan tiket masuk yang dibanderol
hanya lima ribu rupiah, sudah cukup membuat pengunjungnya selalu singgah
disini. Bahkan, menurut khabar yang beredar, pengelola wisata ini juga
memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk sama-sama berpenghasilan.
Sepintas saya lihat, para karyawan yang berada di wahana ini
merupakan warga sekitar. Sedang tempat parkir yang disediakan untuk para
pengunjung adalah halaman rumah dikanan kiri wahana ini. Otomatis, warga
sekitar “Kampung Coklat” ini juga kebagian rezeki dalam mengelola parkir
kendaraan. Hebatnya, mereka tidak menarget biaya parkir sangat mahal. Meski lebih
tinggi dari biaya parkir sesungguhnya, namun wajarlah untuk sebuah tempat
rekreasi.
Inilah yang membuat saya salut dengan pendiri “Kampung
Coklat”, yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Mampu
memberikan kepuasan bagi orang lain, terutama bagi warga Blitar. Bahkan, mampu meningkatkan
perekonomian warga sekitar, yang otomatis menambah pemasukan daerah juga. Saya rasa,
inilah salah satu kearifan lokal di Blitar yang patut mendapat apresiasi.
Mengulik seisi “Kampung Coklat”, barangkali kita akan dibuat
kagum. Saat memasuki area ini, pandangan kita tertuju pada lukisan besar
berbingkai lengkap dengan keterangannya. Disinilah kita bisa mempelajari
sejarah tentang coklat. Dan setelah
membayar tiket masuk sebesar lima ribu rupiah, maka kita akan berjalan di bawah
pohon coklat yang penuh dengan buah coklat. Buah ini tidak boleh dipegang atau
dipetik, hanya digunakan sebagai sarana untuk mengambil gambar.
Pemandangan di “Kampung Coklat” lumayan cukup indah. Deretan
pohon coklat yang rindang, dengan penataan kursi yang bagus, cocok untuk tempat
bersantai sambil menikmati olahan coklat yang dijual di etalase. Bukan hanya
itu, untuk yang ingin menikmati berbagai makanan, tersedia juga aneka makanan,
yang semuanya sudah diberikan denah/petunjuk bagi para pengunjungnya. Ada menu
prasmanan, ada juga makanan yang resep dasarnya dari coklat, seperti mie
coklat, es coklat mix, pisang coklat dan masih banyak lagi.
menikmati santap siang di Kampung Coklat |
Bagi yang ingin membawa pulang oleh-oleh coklat, banyak
tersedia olahan coklat di etalase, seperti permen coklat, keripik pisang
coklat, usus pepaya coklat, carang mas coklat dan lain sebagainya. Semuanya dibanderol
dengan harga yang relatif terjangkau. Bahkan, meski makanan ini berbahan dasar
coklat, namun tetap tidak menghilangkan rasa aslinya. Saya salut dengan UKM di
daerah setempat, yang mampu menciptakan olahan coklat dengan cita rasa nikmat,
sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembelinya.
aneka coklat yang bikin ketagihan |
Lalu apa lagi yang ada di “Kampung Coklat”????
Ternyata ditempat ini juga disediakan kebun pembibitan
coklat. Banyak tanaman coklat kecil tersedia disini. Ada juga bibitnya. Selain kebun,
ada pula wahana terapi ikan. Disini, para pengunjung cukup membayar lima ribu
rupiah dan dapat merasakan sensasi terapi ikan sepuasnya. Bagi pengunjung yang
membawa serta anak, tersedia juga wahana playground. Beberapa wahana bermain
cocok digunakan untuk anak-anak. Disinipun pengunjung cukup dimintai tiket
sebesar lima ribu rupiah. Dan yang tak ketinggalan adalah wahana menghias
coklat. Pasti anak-anak juga suka. Ternyata di “Kampung Coklat” juga menyediakan
tempat khusus bagi yang ingin menghias coklat atau belajar membuat coklat.
Hmm....rasanya menarik bukan? Apalagi bagi yang gemar makan
coklat. Cukup berkunjung ke “Kampung Coklat” maka rasa ketagihan akan olahan
coklat akan terbayar. Sebuah wisata yang
murah meriah, karena semua wahana hanya dibanderol lima ribu rupiah. Hanya makanan
dan olahan coklat saja yang mungkin bisa lebih dari lima ribu, tapi wajar
kan..apalagi semua harga kebutuhan sekarang juga naik.
Nah...bagi yang ingin berkunjung ke “Kampung Coklat”...catat
baik-baik ya alamatnya:
Wisata Edukasi Kampung Coklat
Jl. Banteng – Blorok no. 18 RT. 01 / RW. 06, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur 66161 Telp/Fax 0342-807457 | 085234056418Atau bisa melihat peta lokasi di bawah ini
lokasi Kampung Coklat dari Google Map |
Happy Holiday guys...
9 Komentar
Udaranya gmn, mba? Dingin sejuk ya kliatannya...Aku blm pernah ke blitar
BalasHapusKarena dipenuhi pohon coklat jadi rindang tempatnya mba, otomatis udara ditempat ini jadi sejuk kena semilir angin yang berhembus.... Kapan2 nyoba ke Blitar mba... Banyak kok tempat wisata disana....
HapusPohon coklat mengingatkanku jaman sekolah dulu. Enaknya, bikin pengen ke blitar, diulas dong mba tempat wisata lainnya di blitar
BalasHapusMain ke blitar mbak Windah... Meski kotanya sepi tapi banyak tempat wisata murah meriah lho... Nanti saya ulas tempat wisata lainnya ya
HapusAda mandi cokelat tidak mbak ?
BalasHapusWah kalau ada mandi cokelat ntar malah banyak semut berkeliaran di sekitar kampung coklat hehehe
Hapuslumayan deket sidoarjo - blitar, naik kereta. Tapi kok baru tahu ya, biasanya kalau ada wisata baru, dapat kabar dari temen, murah meriah juga ini :D
BalasHapusIya deket mbak... Kayaknya sudah lama kok wisata ini berdiri, sudah banyak yang dari luar Blitar berkunjung kesini, bahkan beberapa diantaranya anak2 sekolah yang lagi penelitian tentang coklat
Hapussaya cman pernah dapat oleh oleh dari kampung coklat @.@ kata katanya asik disana huhu pengen
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...