Wow sudah hampir 40 tahun nih...sedih,
marah, takut atau nangis? Enggah lah ya. Seperti bumi yang selalu berputar pada
porosnya, umur manusia pun makin hari makin bertambah. Bukan untuk disesali,
namun harus dinikmati. Syukur-syukur dengan bertambahnya usia, kita lebih
produktif bahkan bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain.
Begitu menapaki tangga
#UsiaCantik, saya serasa ingin kembali mengingat perjalanan yang telah saya
lalui. Barangkali kalau tidak menikah dan merantau, mungkin saya tak mempunyai
banyak pengalaman. Seolah semuanya sarat dengan pelajaran hidup. Dan inilah
alasan saya untuk resign dari tempat kerja. Saya menikah dengan seorang tentara
berpangkat letnan satu waktu itu, dan berdinas di Papua. Sebuah pulau yang
tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dan demi pengabdian kepada suami, saya
bertekat menjadi pendamping suami kemanapun ia bertugas.
Sudah pasti semua rasa bercampur menjadi
satu saat itu. Sedih...karena harus meninggalkan ibu, sanak saudara, kampung
halaman dan teman-teman kerja. Bahagia...karena saya sudah mempunyai suami dan
siap menjadi istri yang sanggup melayaninya dalam berbagai hal. Sekaligus
was-was....menjalani hidup di Papua, sebuah pulau di ujung timur Indonesia,
yang saya sendiri belum tahu bagaimana adat istiadat dan kebiasaannya. Bahkan
yang menjadi ketakutan saya adalah bagaimana menghadapi ibu-ibu yang notabene
adalah istri tentara, sementara mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda?
Yah....Papualah tempat saya
memulai kehidupan baru. Hidup dengan suami di sebuah rumah dinas berukuran kecil.
Kala hujan datang kadang rumah kami kebanjiran karena selokan belakang rumah
tersumbat kotoran. Kadang pula saya harus numpang mandi ke tetangga gara-gara
saluran air tidak mengalir dengan lancar.
Bahkan, kami harus menjalani
hidup dalam keprihatinan. Hidup ngirit karena harga kebutuhan di Papua sangat
mahal, ditambah kami harus berjuang demi mendapatkan anak. Ya...hampir dua
tahun kami berjuang, berbagai terapi, pengobatan bahkan beberapa dokter
kandungan saya datangi. Otomatis menguras tenaga dan pikiran saya.
Jujur, semenjak gadis saya
bukanlah tipe orang yang suka dandan. Namun saya juga bukan orang yang cuek
pada penampilan, terutama untuk masalah perawatan kulit. Kebetulan kulit wajah
saya berjerawat, jadi saya sering bolak-balik ke dokter kulit demi menyembuhkan
jerawat. Anehnya, semenjak menikah kulit wajah saya jadi bersih. Jerawat
membandel yang kadang bermunculan di wajah hingga ke punggung, tiba-tiba
menghilang. Apakah ini merupakan efek setelah menikah...(bingung deh).
Ternyata menjadi istri tentara
itu sangat sibuk. Saya yang tengah berjuang mendapatkan keturunan waktu itu,
sudah cukup sibuk lahir dan bathin, datang dari satu tempat ke tempat lain
untuk berobat. Belum lagi menghadapi situasi di lingkungan asrama. Ibu-ibu yang
datang ke rumah untuk sekedar berkonsultasi, atau bahkan mengadukan masalahnya.
Sementara didalam asrama pun kegiatan sangat padat. Olahraga bersama, pertemuan
anggota, menerima pesanan tumpeng dan makanan ringan. Belum lagi mempersiapkan
diri bila ada kunjungan, acara ulang tahun satuan atau bahkan berlatih senam,
tarian dan sebagainya saat menghadapi perlombaan.
Bersyukur dua tahun penantian
saya membuahkan hasil. Allah mempercayai saya untuk bisa mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki. Bagi saya melahirkan di perantauan menjadi
sebuah pengalaman berharga. Hanya ditemani suami, minim pengalaman, tentu
membuat saya mencari tahu sendiri bagaimana masa-masa awal memiliki bayi. Dan
alangkah bahagianya saya karena tinggal di lingkungan yang penuh kekeluargaan.
Tetangga sudah saya anggap saudara sendiri, mereka siap membantu kesulitan
saya.
Kini, bayi laki-laki saya sudah
berusia 11 tahun, yang sebentar lagi
akan menamatkan bangku Sekolah Dasar. Namun kenangan mendampingi tumbuh
kembangnya menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi saya. Saya bersyukur bisa
menjadi ibu yang merawat dan membesarkan anak tanpa campur tangan pembantu.
Banyak kenangan yang masih terpatri di benak saya, mulai saat kami sama-sama
terserang campak ketika suami tugas ke Jawa. Atau bahkan anak saya yang alergi
susu sapi, sehingga suami saya yang jauh-jauh dari Jawa pulang ke Papua
menenteng koper berisi 10 kaleng susu soya.
Dan inilah kesalahan terbesar
saya. Karena minimnya pengetahuan, akhirnya Fawaz, anak semata wayang saya
adalah anak “sufor”, dan hanya beberapa bulan saja menikmati ASI. Sedih
mengingatnya....namun masa itu telah berlalu, tak mungkin saya terus
menyesalinya. Saat ini saya lebih fokus untuk membesarkan Fawaz dan
membimbingnya menjadi anak yang mandiri dan sukses dalam segala hal.
Fawaz, anak semata wayang saya |
Menjadi istri tentara memang
banyak suka dukanya. Setiap waktu siap mendampingi suami berpindah tempat
tugas, otomatis anak yang menjadi korban. Harus berpindah-pindah sekolah dan
kembali menyesuaikan dengan lingkungan baru. Kadang harus menjalani LDR (Long Distance Relationship), yang
tentunya tidak mudah. Selalu ada masalah atau kendala saat menjalaninya.
Inilah yang membuat saya harus
mendampingi suami kemanapun bertugas. Beberapa tahun bertugas di Papua, kini
suami saya ditugaskan di Denpasar, Bali. Saya kembali mengikuti suami dan
memboyong anak untuk bersekolah di Bali. Bukan karena ego, namun hidup bersama
dalam satu rumah akan menambah keharmonisan rumah tangga ketimbang menjalani
LDR.
kegiatan di organisasi |
Sama seperti di Papua, di Bali
pun banyak kegiatan yang saya lakukan. Aktif di organisasi Persit (Persatuan
Istri Tentara), aktif juga di Posyandu bahkan sempat pula menjadi guru les
privat di rumah. Permasalahan pun masih tetap sama, sekali waktu saya ngumpul
dengan ibu-ibu, sharing berbagai permasalahan dan mencari solusi pemecahannya.
Kegiatan di Posyandu |
Sebagai seseorang yang dulunya
pernah bekerja, sayapun sempat merindukan suasana kerja. Namun lagi-lagi harus
saya tepis angan itu demi menjadi pendamping setia keluarga kecil saya. Saya
bukan lantas diam tanpa berusaha. Berbagai upaya saya lakukan, mulai mengusahakan
pengadaan atribut, baju olahraga dan perlengkapan Persit sampai menjalankan
bisnis online. Bahkan saya mulai belajar ngeblog.
Ngeblog disela-sela rutinitas organisasi, sosial dan ibu rumah tangga |
Sejak kecil saya memang suka
menulis. Pernah menang lomba menulis di SD dan mendapatkan piagam. Pernah juga
mendapatkan uang karena tulisan saya dimuat di media. Atas dasar inilah
akhirnya saya mencoba ngeblog dan kembali belajar menulis. Meski bukan seorang
blogger aktif atau penulis yang sering dimuat tulisannya, namun berkat ngeblog
ini saya banyak mendapatkan berkah.
seru banget kalau sudah ngumpul bareng blogger |
Sibuk dengan urusan organisasi
kadang membuat tubuh saya penat, saya seolah terkurung dalam sangkar dan tidak
bisa berkutik. Berkat ngeblog saya bisa menemukan keluarga baru, dimana banyak
undangan berdatangan, temanpun semakin banyak. Disamping itu, dengan belajar
menulis di blog sayapun pernah beberapa kali memenangkan lomba blog dan
mendapatkan hadiah. Beberapa kali pula saya bergabung dalam proyek antologi dan
mempunyai buku antologi. Inilah yang membuat saya semakin memantapkan diri
menjadi ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah.
salah satu buku antologi saya bersama Pakde Cholik CS |
Pernah suatu hari saya
mengumpulkan foto mulai dari SD, SMP, SMA, kuliah hingga menjadi ibu rumah
tangga. Suami saya tertawa ngakak seolah tidak percaya bahwa foto yang saya
tunjukkan itu benar-benar wajah saya. Bahkan, saat menghadiri acara reuni teman
SMP di Jawa, sebagian dari mereka sempat berujar kalau kini wajah saya berubah
jadi cantik. Hehehe.....serasa tersanjung sampai ke langit sap tujuh.
Wajah yang berubah dari tahun ke tahun |
Apalagi saat belanja di sebuah
mini market, lalu sang kasir menawari saya sesuatu:
“Pulsa isi ulangnya tidak sekalian mbak, atau mungkin minyak gorengnya. Mumpung ada diskon mbak.....”
Waaah....hari gini saya masih
dipanggil “mbak” rasanya seperti kembali muda. Berarti wajah saya awet muda
dong....padahal saya ini sudah 39 tahun yang sebentar lagi akan memasuki usia
40 tahun. Sudah tidak muda lagi bukan?
Kalau ditanya pencapaian apa yang
sudah saya dapatkan menjelang usia 40 tahun, tentunya sudah banyak. Tak perlu
saya jelaskan satu persatu, intinya saya bersyukur atas nikmat Allah yang luar
biasa ini. Bahwa saya diberi kehidupan dan keluarga yang membuat hidup saya
penuh warna, semoga semuanya berkah dan menjadi bekal di akherat kelak.
Keluarga yang selalu mensupport kegiatan saya |
Saya berusaha menikmati
bertambahnya usia dengan sesuatu yang positif. Memang, masa muda tidak akan pernah
kembali. Kitapun tidak akan pantas berdandan ala anak muda atau bersikap seolah
menjadi muda kembali. Namun kita harus menjelma menjadi pribadi yang matang,
yang berani mengambil sikap dan mengelola kehidupan menjadi lebih baik.
usia 39 tahun |
Berada di rentang #UsiaCantik
harus kita hadapi dengan sikap dewasa. Jangan bersedih manakala garis kerutan
di wajah mulai tampak, atau keriput di kulit bermunculan. Atau jangan panik
saat satu persatu uban mulai bersarang di kepala kita. Akan tetapi kita harus
pandai mengelola emosional, memanfaatkan sisa waktu untuk berbagai hal positif.
Kini, ketika anak sudah beranjak
dewasa, saatnya bagi saya untuk “me time”, berusaha merayakan pertambahan usia
dengan kegiatan yang bermanfaat. Saya berusaha memanage waktu sebaik mungkin
agar kegiatan organisasi sebagai istri tentara bisa berjalan beriringan dengan
kegiatan sosial dan ngeblog atau menulis serta aktifitas sebagai ibu rumah tangga.
Bukan sekedar memoles bagian luar agar tetap tampik cantik namun berusaha
menyeimbangkan seluruh anggota tubuh termasuk mengontrol emosi dan menjadi
pribadi yang lebih gesit dan energik meski usia sudah 39 tahun.
anak sudah besar, saatnya "me time" nih |
Untuk urusan kulit, saya
mempercayakan pada rangkaian produk L'Oreal Revitatalift, seperti:
Revitalift Milky Cleansing Foam
Sabun pembersih muka anti-aging, yang diperkaya dengan BHA + Glycerin yang
secara lembut membantu mengangkat sel kulit mati dan menjadikan kulit tampak
muda. Disamping itu, sabun pembersih ini mampu mengangkat sisa make-up, kotoran
dan debu yang menjadikan kulit bersih. Menyiapkan kulit untuk perawatan rutin
Anti-wrinkle + firming untuk hasil yang lebih maksimal.
Revitalift Dermalift Day Cream
Krim siang untuk melawan tanda penuaan. Merupakan teknologi baru Dermalift yang
meningkatkan produksi 8 natural lifters yang merawat kekencangan kulit dari
dalam, dikombinasikan dengan Pro-Retinol A bahan anti-wrinkle yang
mengoptimalkan regenerasi kulit. Mengandung Centella Asiatica dengan 2 aksi:
mencegah timbulnya kerutan dari dalam dan memperbaiki kerutan dari luar. Teksturnya
lembut dan ringan meresap dengan cepat kedalam kulit. Produk ini memberikan
perlindungan terhadap UVA & UVB untuk mencegah penuaan diri.
Revitalift Dermalift Night Cream
Krim malam untuk melawan tanda penuaan. Saat malam, kulit beregenerasi 2x lebih
cepat, krim dengan formula inovatif yang menstimulasi 8 natural lifters pada
kulit wajah untuk mengoptimalkan regenerasi kulit wajah. Saat bangun tidur,
kulit terasa lembab, lembut dan nyaman. Kulit terasa lebih halus dan elastis,
kerut tersamarkan. Selain itu, produk ini dikombinasikan dengan Pro-Retinol A
bahan antri-wrinkle yang mengoptimalkan regenerasi kulit. Mengandung Centella
Asiatica dengan 2 aksi: mencegah timbulnya kerutan dari dalam dan memperbaiki
kerutan dari luar.
Revitalift Intensive Repairing Essence
Serum untuk melawan tanda penuaan. Merupakan serum untuk membantu
memaksimalkan kerja produk perawatan kulit. Kandungannya 10 kali lebih aktif
dibandingkan dengan Day Cream, sehingga memberikan perawatan intensif , kulit
terasa lebih kencang dan tampak lebih muda, karena didalamnya merupakan
kombinasi Pro-Retinol A bahan anti-wrinkle yang mengoptimalkan regenerasi
kulit.
Dengan rangkaian produk L'Oreal
Revitalift Dermalift, sayapun tidak khawatir akan pertambahan usia saya. Bahkan, ketika
menapaki tangga-tangga #UsiaCantik saya dapat menikmati setiap jengkal
bertambahnya usia dengan menghadirkan kebahagiaan dan meminimalkan emosional.
Niscaya, segala keresahan menghadapi pertambahan usia, seperti perasaan tidak
lagi terlihat cantik, keresahan akibat munculnya tanda-tanda penuaan, dapat
kita hindari.
Tentunya dengan cara memaksimalkan potensi diri. Apalagi saat
anak sudah mulai dewasa, saatnya kita mengoptimalkan “me time”, membuat kulit
wajah kita tetap berseri meski usia tak lagi muda. Dan Loreal Revitalift-lah
jawabannya.
15 Komentar
kalau istri tentanra ngga boleh keraj ya mba <--nanya beneran
BalasHapusboleh mba Kania.....banyak kok istri tentara yang kerja, namun harus bisa membagi waktu antara waktu kerjanya dengan kegiatan di Persit.
HapusSetahu saya tentara itu jam kerja kadang tinggi. sering di tinggal keluar kota juga. Kasihan si kalo anaknya jarang ketemu sama orang tuanya karena sibuk kerja :) cuman ngasih unek unek aja kok mbak :D hehe
HapusMalah keliatan tambah muda ya mbak, sehat selalu.
BalasHapusAlhamdulillah... Amun yra... Terimakasih mbak
HapusMerantau di papua dan menjalani hari2 sebagai istri abdi negara hihi, sungguh pengabdian yang mulia mb yuni
BalasHapusCantik memang kompleks dan sangat relatif
Jika hati memancarkan sesuatu yang positif niscaya kecantikan akan terpancar dg sendirinya
Wah harus kurekomendasikan ni produknya ke ibuku mb
Merantau menjadikan kita kaya pengalaman Mba...
HapusSilahkan direkomendasikan mbs, semoga cocok ya
Hai mba Yuni, usia 40 tahu tapi dipanggil 'mba' pasti senang banget. Hiiihii. Seru juga ya jadi istri tentara :)
BalasHapusHihihi.... Berasa muda ya mbak....
HapusPerjalanan hidup berpindah dari satu pulau ke pulau lain, itu pengalaman yg tak terlupakan ya mbak. Usia cantik itu sesuatu banget, ga usah pakai ragu menjalaninya.
BalasHapusalhamdulillah masih dipanggil mbak :)
BalasHapussemoga makin menginspirasi di usia cantik ini yaa
sukses buat lombanya
Wah mbak Sri kok malah makin cantik, dan keliatan tambah muda, aja,,,
BalasHapussemoga sehat selalu ya mbak Sri...
Salut utk Mba Yuni yang tetep semaangat ngeblog di sela-sela aktifitas ibu persit yang padat. Sehat dan sukses selalu ya mba..
BalasHapusMaknyus ulasannya mbak, benar-benar mewnggugah yang lain, tapi jangan sampai artikel ini dibaca istri saya, karena pasti langsung memesa. kecuali kalau sudah tanggal muda hehehe
BalasHapusEmang kalonada yang manggil mbak pada kita tuh berasa doping, makin semangat seharian ngurusi rumah, hahahaa. Eh tapi nggak terlihat usia 39 loh. Mungkin karena bahagia menjalani hidup jadi terlihat lebih muda ya mba
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...