Siapa sih yang tidak suka masakan Bali? Kalau disuruh tunjuk
jari pasti akan menyembunyikan kelima jarinya. Yups…masakan Bali banyak
digemari para penikmat kuliner. Bahkan aroma rempah-rempah atau “bumbu genep” yang dihasilkan membuat hidung serasa kembang
kempis.
Dulu sekali….sekitar enam tahun yang lalu, saya sempat
gamang untuk hijrah ke pulau Bali. Pasalnya para saudara, kerabat bahkan teman
dekat seolah menakut-nakuti saya tentang sisi lain dari Pulau ini. Bahwa makanan
orang Bali itu didominasi oleh kunyit, yang rasanya beda dengan masakan orang
Jawa. Bahwa adat istiadat dan budaya masyarakat Bali itu sangat kental dan
harus patuh pada adat setempat. Dan masih banyak lagi cerita sisi lain dari
orang terdekat saya. Namun seolah abai dengan cerita-cerita itu, sayapun nekat
mengikuti suami untuk hijrah ke Bali.
Asing….mungkin itulah awal mula saya berada di Bali. Banyak Pura,
banyak dupa bahkan banyak pula pernak-pernik masyarakat Bali yang notabene
beragama Hindu. Pemandangan itu jauh berbeda dengan pemandangan yang biasanya
saya temui di Jawa. Namun adaptasi itu tak memakan waktu lama. Tak sampai
setahun saya sudah bisa bersahabat dengan alam dan lingkungan di Bali. Bahkan lama
kelamaan sayapun mengenal masakan khas Bali yang sangat memanjakan lidah
penikmatnya.
Satu hal yang membuat saya takjub dengan masyarakat Bali,
mereka masih menjunjung tinggi kebiasaan para leluhur. Cara-cara
tradiisionalpun kerap saya jumpai di kehidupan masyarakat asli Bali. Kalau dulu
jaman saya masih kecil, kira-kira tigapuluh tahun silam, masih saya lihat
tungku untuk memasak di rumah, atau jajanan tradisional seperti payako, roti
panda, permen cicak, dan masih banyak lagi. Saat ini semua itu masih saya
jumpai di Bali. Padahal, di Jawa sendiri
jajanan tradisional itu sudah bergeser perannya dan digantikan oleh
makanan siap saji yang belum tentu menyehatkan.
Tak heran jika masyarakat Bali terlihat awet muda. Masih
banyak saya jumpai para sesepuh yang rambutnya masih hitam, bukan karena disemir
melainkan hitam alami. Bahkan banyak juga diantara mereka yang sehat, energik
dan tidak pernah sakit.
Nah, berhubung saya tinggal di Bali, saya terinspirasi untuk
belajar memasak masakan khas Bali. Disamping itu saya memang suka dengan aroma
rempah-rempah dari bumbu genep yang dihasilkan oleh setiap masakan. Dari satu macam bahan saja bisa diolah
menjadi aneka macam sajian menu. Seperti ayam, bisa diolah menjadi ayam betutu,
sate lilit, ayam sisit, ayam sambal bawang, ayam taliwang dan masih banyak
lagi.
Kebetulan saya suka dengan menu olahan ayam. Hidup di
perantauan kalau tidak kreatif tentu akan membuat kantong menipis
berkepanjangan. Pasti semuanya sudah pada tahu, bahwa Bali adalah destinasi
wisata terbesar di Indonesia. Sudah pasti mayoritas harga kebutuhan mahal. Dan demi
menyiasati mahalnya kebutuhan hidup, maka saya berusaha mengkreasikan menu
masakan di dapur, agar suami dan anak tidak bosan dengan masakan rumahan.
Kadang saya merasa geli kalau membeli daging ayam di pasar,
atau di penjual ayam pinggir jalan. Darah yang masih keluar dari ayam saat
dipotong itulah yang membuat saya enggan untuk membelinya. Kini saya telah
menemukan solusi tepat membeli daging ayam yang sehat, bersih dan higienis. Tentunya
SO GOOD AYAM POTONG pilihan saya. Cukup membelinya di mini market terdekat,
saya sudah mendapatkan daging ayam yang putih, bersih terbebas dari darah ayam
yang membuat saya geli. Bahkan daging ayam So Good ini dijamin masih segar dan
tidak bau, karena berasal dari daging ayam pilihan dan dikemas sedemikian rupa,
sehingga terjamin kehigienisannya.
Bersama So Good Ayam Potong ini saya ingin membuat sajian
menu piring gizi seimbang dengan olahan menu khas Bali. Dikatakan gizi
seimbang, tentunya semua zat yang dibutuhkan tercukupi, baik protein, sayur,
karbohidrat maupun buah. Agar diperoleh gizi seimbang yang sesuai, maka kreasi menu
olahan khas Bali ini harus mengandung:
👉15% protein, tentunya berasal dari olahan So Good Ayam
Potong itu sendiri
👉35% sayur
👉35% karbohidrat, bisa berupa kreasi nasi
👉15% buah
Kali ini saya akan membuat kreasi menu olahan khas Bali yang
sesuai dengan Piring Gizi Seimbang So Good. Menu piring gizi seimbang yang saya tampilkan adalah “Nasi Sela
Ayam Betutu”, dimana dalam satu piring terdapat:
👉nasi sela yang berfungsi sebagai karbohidrat,
👉ayam betutu dan sate lilit yang bahannya dari So Good
berfungsi sebagai protein,
👉serombotan dan tumis daun gedi berfungsi sebagai sayuran,
👉sate melon, nanas dan semangka merupakan buah pelengkap,
👉sambal bongkot dan minuman herbal loloh juga sebagai
pelengkap.
Nah….pada penasaran kan bagaimana cara memasaknya…hehehe…..Kali
ini saya akan berbagi resep tentang menu khas Bali sekaligus khasiat untuk
beberapa menu ya. Siapa tahu ada yang tertarik untuk mencobanya di rumah.
💕 AYAM BETUTU & SATE LILIT
Untuk memenuhi prosentase protein dalam piring gizi seimbang, saya mencoba mengolah So Good Ayam Potong menjadi ayam betutu dan sate lilit. Kedua makanan ini merupakan masakan khas Bali dimana untuk sate lilit biasanya menggunakan bahan dasar ikan. Namun khusus untuk menu piring gizi seimbang ini saya sajikan sate lilit berbahan daging ayam So Good.
AYAM BETUTU KHAS BALI
Bahan dasar ayam betutu ini adalah So Good Ayam Potong yang ditambah bumbu halus seperti: ketumbar, kemiri, terasi, kunyit, cabe rawit, merica, garam dan gula. Selain bumbu halus, juga ditambahkan bumbu rajang, seperti: bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, kencur, cabe rawit, jahe dan sereh. Untuk takaran bumbu sesuai selera tergantung berapa banyak daging ayam yang dimasak. Cara memasaknya juga mudah. Cukup rebus daging ayam sebentar, lalu tumis bumbu halus dan bumbu rajang, setelah itu campur dengan daging ayam dan air, masak hingga matang.
SATE LILIT AYAM
Sate lilit ini juga mudah membuatnya. Hanya butuh stik es krim atau potongan bambu tipis untuk melilitkan olahan daging ayam. Bahan yang dibutuhkan masih sama, daging ayam So Good yang dihaluskan, dengan cara di blender lalu ditambahkan kelapa parut dan serai. Untuk bumbu-bumbu yang dihaluskan ada bawang merah, bawang putih, cabe merah yang sudah dibuang bijinya, lengkuas, kencur, kunyit, jahe, gula merah dan garam. Cara membuatnya cukup mudah, cukup tumis bumbu halus hingga harum lalu campur dengan daging ayam yang sudah dihaluskan, kelapa parut dan serei hingga semuanya tercampur rata. Lalu lilitkan adonan pada stik es krim, usahan jangan terlalu tebal. Setelah itu adonan yang sudah terlilit bisa langsung dibakar/dipanggang hingga matang.
💕 SEROMBOTAN & TUMIS DAUN GEDI
Biasanya menu ayam betutu yang sudah masak dicampur dengan rebusan daun singkong. Saya tidak terlalu suka dengan daun singkong. Bagi saya lebih nikmat menyantap serombotan khas Bali atau tumis daun gedi yang gurih. Pasti pada penasaran kan....apa itu serombotan dan tumis daun gedi? Sayuran ini juga untuk memenuhi menu piring gizi seimbang dimana didalamnya harus tersedia 35% aneka sayur agar gizi yang diperoleh dalam menu makan benar-benar seimbang.
SEROMBOTAN
Serombotan ini bisa dikatakan urap Bali karena berisi aneka macam sayur. Cuma bedanya ada tambahan kacang goreng atau kacang mentik (kacang Bali). Untuk kelapa parutnya ada yang diparut lembut ada pula yang diparut kasar. Tergantung selera.
Bahan dasarnya adalah kacang panjang, taoge, kangkung, terong bulat. Untuk bumbu halusnya, kacang tanah yang sudah digoreng, cabe merah kecil, cabe merah besar, bawang putih, kemiri, kencur, terasi, daun salam dan garam. Sedang untuk bumbu kelapa parutnya adalah bawang putih, cabe merah kecil, garam, gula merah dan daun salam.
Cara memasaknya seperti urapan pada umumnya. Aneka sayur dikukus hingga masak, bumbu halus dipanggang diatas wajan tanpa minyak setelah itu campur dengan kacang tanah yang sudah dihaluskan. Lalu tumis kembali bumbu yang sudah tercampur kacang tanah dengan ditambahkan sedikit air. Sementara kelapa parutnya sangrai dengan bawang putih, cabe merah kecil, gula merah, daun salam dan garam. Setelah semuanya matang, maka campur semua bahan menjadi satu, jadilah sayur serombotan.
TUMIS DAUN GEDI
Di Bali, daun gedi atau daun pepaya Jepang menjadi masakan khas lho... bahkan untuk beberapa restaurant terkenal, sering memasukkan tumis daun gedi sebagai salah satu menunya. Daun gedi memang kaya manfaat, bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti jantung, kolesterol, hipertensi, maag serta bagus dikonsumsi oleh ibu hamil.
Untuk membuat tumis daun gedi sangatlah mudah, seperti membuat tumis sayuran pada umumnya, cukup dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, lengkuas, daun salam, cabe merah kecil, cabe merah besar, garam dan gula, jadilah tumis sayuran yang renyah dan gurih.
💕 NASI SELA
Nasi Sela merupakan makanan khas Bali dan baru saya temui di Bali. Lumayan nikmat bila disantap, karena didalam nasi ini terdapat ubi sebagai bahan campurannya. Nasi sela juga cocok memenuhi menu piring gizi seimbang sebagai karbohidrat.
Nasi sela ini menurut cerita tercipta di jaman dahulu kala saat masyarakat Bali sedang menghadapi muslim paceklik. Demi memenuhi kebutuhan pangannya, mereka menambahkan potongan ubi pada nasi yang dimasak. Ternyata perpaduan nasi dan potongan ubi menghasilkan rasa yang nikmat. Cara memasaknya pun sama seperti memasak nasi pada umumnya.
💕 SATE BUAH
15 % dari menu piring gizi seimbang adalah buah. Supaya terlihat menarik maka buah-buahan ini saya potong kecil-kecil dan saya susun seperti sate. Melon, nanas, semangka merupakan buah-buahan yang kaya manfaat. Selain berair, salah satu khasiat buah-buahan ini untuk mencegah hipertensi dan kolesterol.
💕 SAMBAL BONGKOT & MINUMAN HERBAL LOLOH
Yang ini hanya pelengkap saja diluar prosentase Piring Gizi Seimbang So Good. Namun baik sambal bongkot maupun minuman herbal loloh sama-sama ciri khas Bali.
Sambal bongkot biasa disebut sambal matah kecombrang, jadi yang dipakai bagian paling dalam dari kecombrang. Sambal ini biasa digunakan sebagai pelengkap sate lilit atau makanan berbahan dasar ikan. Meski sate lilit yang saya sajikan berbahan dasar daging ayam, rasanya kurang lengkap bila tidak ada sambal bongkotnya.
Cara membuat sambal kecombrang bongkot ini sangat mudah. Cukup rajang halus kecombrang, ambil bagian yang paling dalam. Haluskan bumbu-bumbu, bawang merah, cabe rawit, terasi, garam. Lalu tumis bumbu halus dan kecombrang hingga matang.
Sedangkan minuman yang juga banyak khasiatnya adalah herbal loloh. Kalau desa adat Penglipuran terkenal dengan "loloh cemcem" sebagai minuman khasnya, kali ini saya ingin mencoba membuat minuman herbal loloh yang terinspirasi dari minuman yang dihasilkan oleh "Pak Oles" Sarihusada Bali.
Pasti pada penasaran kan bagaimana rasanya hehehe.....minuman dari campuran dedaunan. Ada daun katuk, daun beluntas, daun daluman, daun belimbing wuluh, buah markisa dan buah jeruk nipis. Rasanya manis asam, tanpa tambahan gula, rasa manis yang ada dalam minuman ini murni dari rasa buah markisa. Sedang rasa asamnya dari buah jeruk. Meski demikian minuman ini kaya manfaat. Bisa menyembuhkan sariawan, kolesterol, mengontrol tekanan darah dan anti oksidan.
Karbohidrat sudah, protein sudah, sayuran sudah, buah-buahan sudah, minuman juga sudah. Tapi jangan lupa ya untuk mengkonsumsi air putih minimal delapan gelas setiap hari. Rasanya memenuhi asupan gizi keluarga dengan porsi gizi seimbang saja tidak cukup bila tidak diimbangi dengan olahraga yang teratur. Jadi untuk menerapkan hidup sehat dibutuhkan balancing antara keduanya. Ingat jagalah sehatmu sebelum datang sakitmu!" Karena biaya menyembuhkan sakit itu sangatlah mahal, mari kita upayakan untuk selalu hidup sehat.
Nah....bagaimana dengan sajian menu khas Bali diatas? Sebelum Anda berkunjung ke pulau Dewata untuk sekedar berlibur atau tugas kantor, ada baiknya mencoba resep masakan khas Bali terlebih dahulu. Agar saatnya Anda berada di Bali sudah tidak canggung dengan olahan-olahan khas Bali. Pastinya sajian menu khas Bali sesuai dengan Piring Gizi Seimbang So Good yang pas untuk memenuhi asupan gizi keluarga.
Nah....bagaimana dengan sajian menu khas Bali diatas? Sebelum Anda berkunjung ke pulau Dewata untuk sekedar berlibur atau tugas kantor, ada baiknya mencoba resep masakan khas Bali terlebih dahulu. Agar saatnya Anda berada di Bali sudah tidak canggung dengan olahan-olahan khas Bali. Pastinya sajian menu khas Bali sesuai dengan Piring Gizi Seimbang So Good yang pas untuk memenuhi asupan gizi keluarga.
15 Komentar
penasaran dengan herbal loloh...sehat banget kalo tiap hari minum ya
BalasHapusSeger mba diminum...meski ada aroma dedaunan tp manis asam kok rasanya
HapusBumbu genep bali memang top ya mbak. Daging ayam juga termasuk protein hewani yang paling sering dikonsumsi, dengan bumbu genep bisa diolah bermacam2 menu.Apalagi ayamnya dari produk So Good, tinggal olah, simple nggak ribet. Dan halal pastinya :)
BalasHapusSaya suka dengan masakan bali karena bumbu genepnya mbak...dan ternyata daging ayam bisa dimasak menjadi berbagai olahan
Hapusjadi penasaran dengan nasi sela, pingin nyoba
BalasHapusEnak mbak...saya suka
HapusAku belum pernah mencicipi kuliner Bali. Jadi penasaran.
BalasHapusMain ke Bali mba....ntar calling aku ya hehehe
HapusProduk So Good memang enak dan bergizi dan praktis. Tapi kami kaum lelaki biasanya nunggu manis saja diatas meja makan.
BalasHapusSekali-kalilah memanjakan kaum istri hehehe
HapusSekali-kalilah memanjakan kaum istri hehehe
Hapusbener2 menu seimbang banget nih mba dari nasi sela ayam betutu sate lilit semuanya euh menggoda pisan mba aku penasaran belum cobain nasi sela baru tahu karena baca disni :) gudluck mba
BalasHapusNasi sela enak dimakan mba perpaduan nasi dan ubi jadi ada rasa manisnya...mksh ya mb
HapusSaya penasaran dengan herbal loloh nih, Teh..he
BalasHapusBaru denger dan bikin penasaran :D
Saya suka rasanya mas setelah minum ini lgsg badan segar rasanya
HapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...