Saya pernah membayangkan membangun bisnis dari hasil jerih
payah sendiri. Lalu bisnis itu berkembang pesat. Saya bisa membantu meringankan
beban ibu dan keluarga besar. Sekaligus memberikan lapangan pekerjaan untuk
kerabat yang sedang membutuhkan. Disinilah niat saya ingin berbagi kepada mereka,
karena saya selalu mengenang perjalanan hidup yang penuh liku. Ibu yang
terpaksa harus kerja keras seorang diri demi membesarkan anak-anaknya. Mulai dari
berjualan kue dari rumah ke rumah, sampai mengikhlaskan rumah kami untuk tempat
kost anak sekolah.
Pencapaian itu memang butuh perjuangan. Seperti ibu yang
berhasil membuat kami, anak-anaknya bersekolah tinggi hingga lulus menjadi
sarjana. Namun, impian itu tak selamanya berbuah manis. Sama halnya dengan
impian saya puluhan tahun silam. Saya ingin bersekolah tinggi agar bisa
mendapatkan pekerjaan layak, membalas budi ibu, dan membahagiakan beliau. Tapi, impian itu hanyalah seonggok harapan palsu. Harapan menjadi
seorang pegawai berpenghasilan nyatanya pupus. Saya hanyalah seorang ibu rumah
tangga yang bergantung pada gaji suami.
Pernah suatu hari ibu nelpon dengan nada menghiba,
“Nak, maafkan ibu yang tak tahu diri ini, ibu mau pinjam uang karena atap rumah bocor, sementara adikmu mau melahirkan dan suaminya kena
PHK.”
Hati anak mana yang tidak menjerit ketika mendengar suara
ibu di seberang dengan nada menghiba. Seketika itu airmata saya bercucuran. Saya
merasa belum bisa membahagiakan ibu. Namun saya bersyukur, Allah memberikan
saya kehidupan yang lebih baik, dengan mengirimkan lelaki hebat yang kini
menjadi suami saya. Dia sangat mengerti keadaan keluarga saya. Bahkan, suamilah
yang kerap menyuruh saya mengirim uang belanja untuk ibu.
Keadaan inilah yang mendorong saya untuk berbagi kepada
keluarga besar saya. Dari gaji suami, saya bisa menyisihkan sebagian untuk
ditabung. Niat saya menabung memang untuk berbisnis, dan suami pun
mendukungnya. Saya mulai dengan menyewakan kamera. Awalnya saya melihat seorang
kerabat dekat yang berprofesi sebagai fotografer. Dia sering mendapatkan job
memotret acara-acara pernikahan, perpisahan atau acara
lainnya. Sayang, dia tidak mempunyai kamera sendiri. Penghasilannya pun harus
terpotong demi menyewa seperangkat kamera kepada temannya. Melihat hal ini, saya
mengajaknya kerjasama. Saya yang menyewakan kamera, dia yang menjalankan kamera
saya. Jadi dia membayar biaya sewa kamera kepada saya.
credit |
Sejak awal menyewakan kamera, saya mematok harga yang lebih
rendah dari harga sewa temannya. Dan kerabat saya menyetujuinya. Setelah berjalan
beberapa lama, bahkan sampai satu tahun, dua tahun dan hingga sekarang, tak ada khabar tentang biaya sewa kamera itu. Saya
tahu, jobnya makin bertambah. Hampir setiap hari dia datang ke berbagai acara untuk memotret. Bahkan sering diajak kerjasama oleh travel agent sebagai
fotografer dan mengikuti perjalanan wisata ke beberapa daerah, dengan bayaran
yang lebih besar. Lagi-lagi kerabat saya ini tidak pernah membayar biaya sewa
kamera saya. Setiap ditanya, jawabnya pasti fee yang diterima sangat kecil untuk
job-job di desa. Saya hanya beberapa kali mendapatkan fee dari jasa
memotretnya. Itupun tak sesuai dengan ekspektasi saya.
Merasa tidak mendapatkan keuntungan dari bisnis sewa kamera,
saya mencoba peruntungan lain dengan membuka bisnis ekspedisi pengiriman paket.
Sejak awal saya tergiur dengan iming-iming kerabat yang memberikan rincian
keuntungan yang lumayan besar dari jasa keagenan sebuah ekspedisi. Dengan segenap
keberanian saya gabung di keagenan ini, saya yang membantu modalnya, kerabat
yang menjalankan. Kalau dihitung dengan kalkulator biaya yang saya
keluarkan sangat banyak.
credit |
Lagi-lagi bisnis ini tidak sesuai harapan saya. Hampir dua
tahun berjalan, saya makin merugi, bahkan, sebagian gaji suami terpaksa harus
saya korbankan demi bisnis ini. Kenyataannya kerabat saya tidak pandai memanage
keuangan. Keuntungan yang didapat tiap harinya digunakan untuk membeli rokok,
bensin atau makan, sehingga diakhir bulan tidak pernah terlihat labanya. Padahal
diawal perjanjian dia sudah memposisikan dirinya sebagai karyawan. Dan sayapun tak tahu lagi bagaimana
kelanjutan bisnis ini, karena untuk kembali menambah modal, saya jelas sudah
tidak mampu.
Bersyukur, ada suami yang selalu menguatkan saya disaat terpuruk seperti ini. Diam-diam dia juga mempunyai bisnis lain di luar kota. Saya pun
jadi tahu bahwa tidak mudah membangun sebuah bisnis. Inti kesuksesan berbisnis
itu adalah kepercayaan, jadi jangan mudah percaya dengan iming-iming yang
menggiurkan.
credit |
Dari beberapa kisah kegagalan itu, saya bertekat
untuk kembali bangkit. Di tahun 2019 ini saya ingin memperjuangkan
masa depan anak dan keluarga serta ingin membahagiakan ibu. Dan my big wish di tahun 2019 ini ikut mensupport bisnis suami agar bisa
mewujudkan keinginan saya untuk berbagi kepada sesama. Saat ini suami tengah
membangun bisnis konveksi bersama temannya, sudah menampakkan hasilnya, karena
tiap bulannya selalu ada laporan terinci yang dikirim melalui whatsapp. Selain
itu ada bisnis ternak kambing dan ayam potong yang baru dirintis dan sudah
terinci dengan jelas.
Jadi kepercayaan dan pantang menyerah adalah modal utama berbisnis. Demi mendukung bisnis suami, kini saya gabung bersama blibli.com. Banyak kemudahan yang saya dapatkan setelah gabung menjadi membernya. Bahkan, saat ini ada promo my big wish yang sedang berlangsung hingga 31 Maret 2019. Yuk segera gabung di blibli.com dan dapatkan gaji tambahan setiap bulannya.
24 Komentar
Jatuh usaha sudah biasa tapi saat bangkit luar biasa. Maju terus suatu saat pasti berhasil usahanya
BalasHapusaamiin...terimakasih mbak atas doanya.
HapusSemangat berjuang mbak untuk bisnis konveksinya. Wah aku juga suka menjahit jadi pengen juga lirik bisnis konveksi hihi
BalasHapusSemoga semakin sukses terus ya mba usahanya. Dan untuk berbisnis saya lebih memilih orang lain dari pada kerabat. krn kerabat biasanya banyak "excuse" nya hehehe
BalasHapusSukses terus untuk bisnis suami dan Mba Yuni, semoga bisnisnya semakin maju dari waktu ke waktu, amiiiin
BalasHapusSaya dari dulu tertarik pengen belajar jahit, Mba. Tapi sampai saat ini belum ada kesempatan ikutan kursus. Pengen belajar jahit biar bisa dijadiin bisnis juga. Semoga nanti saya bisa mewujudkan keinginan ini, amiiin.
BalasHapusWahh keren yaa Blibli, yang punya jiwa bisnis dan pengen dapat tambahan penghasilan harus gabung juga nih di blibli :)
Semoga bisnis barunya semakin sukses, mba Yuni..
BalasHapusJadi ingat Almarhumah mama aku.. semoga ibunda selalu dalam keadaan sehat ya mba.. aaminn bicara tentang bisnis, aku nih termasuk yang lamaaaa banget menentukan bisnis apa yang hendak aku jalanin hiks.. mba sudah jalan bisnisnya.. tapi memang butuh untuk peningkatan sana sini ya.. khususnya modal.. semoga sukses ya mba.. aku doakan dari jauh.
BalasHapusAku penasaraaan deh mba dengan program gaji tambahan blibli ini. Mba Yuni udah coba juga? How is it? Coba cek aaah
BalasHapusAku juga member blibli lho mba Yuni.
BalasHapusTapi, aku baru tahu tentang program my big wish ini.
Sssst, aku langsung klik lho dan baca promonya :)
Keren sekali ya blibli dengan programnya. Tapi aku juga salut dengan usaha mba untuk menghasilkan yang positif :)
BalasHapusMemang kerja sama atau bisnis dengan teman atau saudara itu rada sensitif yah mbak. Mau tegas kadang bikin kagok, tapi kenapa suka gak ngerti etika yah? Pengalaman pribadi juga soalnya, jadi sekalian curhat hahaha.
BalasHapusSemoga sukses dan lancar bisnis suaminya yah mbaak :))
semoga sukses ya usahanya. keluargaku byk yg pinter jahit, tapi blm ada kesempatan buat kembanginnya. program my big wish ini aku baru tahu. perlu dipelajari lagi bisa lebih paham.
BalasHapusBagaimana caranya, Mbak? Aku kok malah kepo. Kerjasamanya ini tidak menjadikanku sebagai pedagangnya,kan? Aku nggak jago jualan soalnya. Coba deh kuintip ke Blibli.
BalasHapusGabung di blibli jadi seller gtu ya mbak?
BalasHapusWah moga sukses dengan bisnis konveksinya ya mbak, salah stau yang gak akan abis dicari org kan kebutuhan sandang, insyaAllah sukses dan berkah yaaaa
Tulisan yang menginspirasi. Sukses untuk bisnisnya, ya, Mbak. Semoga segala keinginan tercapai. Saya juga punya impian dan keinginan tahun 2019. Diantaranya pingin bisa produktif menulis terutama menulis riset sesuai bidang. Dan punya bisnis juga.Doakan ya, Mbak.
BalasHapusBig wish nya Sama denganku mbak Yun. Tahun ini, aku juga pengen memulai usaha lagi dan bener-bener fokus menjalankannya
BalasHapusSemoga bisnisnya sukses dan berkah ya mbak.aku seneng baca-baca bisnis orang lain.
BalasHapusSukses rencana usahanya ya mbak dan semoga big wishnya tahun ini bisa terwujud. Btw baru tahu nih ada program gaji tambahan dari BliBli. Jadi pengen ikutan, hehe
BalasHapusKalau kerjasama dengan kerabat kadang serbasalah, meski ada pernjanjian, kalau ada kesalahan dan ditegur malah jadi masalah lain di keluarga he he. Tapi nggak jarang ya ada juga yang amanah. Mestinya karena sesama keluarga justru harusjaga kepercayaan, bukan ngapusi (membohongi)
BalasHapusKalau aku tidak puna bakat bisnis bisnis gitu, pernah jadi reseller beberapa produk Alhamdulillah laris, tapi ya gitu ada beberapa yang bayarnya ngadat. Capek dan segan sendiri mau nagih lagi, soalnya masih sodara juga... sekarang masih bingung mau bisnis apa lagi...
BalasHapusKok bisa mbak kerabat mbak itu mangkir terus dengan biaya sewa kamera? Bikin gemes bacanya lho. Tapi insyaallah rezekinya tergantikan lewat bisnis yang sekarang sedang dirintis ya. Tetap semangat mbak Yuni...
BalasHapusSaya sendiri masih belum terjun ke dunia bisnis, Mbak. Tapi menemani suami saya me rencanakan dsn mrmbangun bisnis, jadi adalah ilmu yg saya terima. Sukses terus ya, Mbak bisnisnya
BalasHapusSalam kenal Mbak... blognya sudah lama ya, sudah banyak sekali cerita di dalamnya. Memulai bisnis memang naik turun ya Mbak, harus siap-siap dengan kerugian yang mungkin datang. Tapi dari setiap ikhtiar ada pelajaran yang berharga buat hidup kita. Semoga bisnis yang terakhir ini lancar dan bisa jadi pegangan yang baik untuk seterusnya. Aamiin...
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...