Berbicara soal transportasi di Indonesia, saya sangat
mengapresiasi upaya pemerintah yang telah melakukan pembangunan infrastruktur
transportasi dengan Pendekatan Indonesia Sentris. Dimana dengan upaya ini akan
makin mendekatkan yang jauh. Kalau dulu untuk bepergian ke suatu pulau yang
terpencil harus butuh waktu yang cukup lama, kini dengan pemenuhan moda
transportasi yang memadai, bepergian kemanapun akan terasa nyaman dan mudah
terjangkau.
Masih terbayang beberapa tahun silam, ketika saya masih memanfaatkan
kereta api untuk berangkat kuliah dari Blitar ke Malang. Saya harus berjuang
mati-matian untuk mendapatkan sebuah tiket kereta api atau bahkan sebuah kursi
kosong untuk mendapatkan tempat duduk selama dalam perjalanan.
Saya harus berangkat pagi buta demi bisa ngantri di loket
pembelian tiket, berharap saat tiba giliran, saya pun masih mendapatkan tiket.
Ya..minimal sebuah tiket, baik itu tiket yang masih mendapatkan tempat duduk
maupun tiket tanpa tempat duduk. Setelah itu, bila kereta api berangkat dari stasiun sebelumnya, saya ikut
ngantri di samping rel agar saat kereta itu melintas didepan saya, saya bisa
melempar tas melalui jendela, dengan tujuan agar mendapatkan tempat duduk.
Ironis memang.
Belum lagi pedagang asongan yang mondar-mandir menjajakan
dagangannya, atau bahkan penumpang yang membawa serta hewan, seperti ayam atau
burung. Rasanya sungguh tidak nyaman ketika berada didalam gerbong kereta api.
Apalagi saat penumpang penuh berdesakan, otomatis mengundang aksi pencopet
untuk mengambil barang penumpang dengan cepat.
Hal yang serupa juga saya alami ketika bepergian menggunakan
angkutan bus umum, dimana semuanya serba memprihatinkan. Bus-bus yang minim
perawatan, suatu saat kadang mogok. Atau bahkan keadaan terminal dan toilet
umum yang kumuh dan tidak sehat. Pernah suatu saat ketika saya berangkat ke
tempat kerja di Surabaya menggunakan angkutan bus. Awalnya bus tersebut
baik-baik saja. Berharap bisa sampai terminal Arjosari Malang. Namun masih
sampai di Karangkates bus tersebut tiba-tiba berasap dan berhenti. Otomatis
semua penumpang kalang kabut dan berhamburan keluar untuk mencari bus
pengganti. Sudah kebayang bagaimana paniknya saya saat itu, apalagi jarak untuk
mencapai terminal Arjosari lanjut ke terminal Purabaya masih sangat jauh.
Bukan hanya itu. Saya yang selalu mendampingi suami dinas ke
luar pulau, dulunya sering menghadapi berbagai hambatan ketika bepergian. Papua
adalah pulau pertama yang saya kunjungi dan hampir delapan tahun menetap
disana. Suka duka sering saya alami waktu itu. Meski tinggal di Papua, bukan
berarti saya bisa mengunjungi berbagai wilayah yang ada disana. Hanya
Jayapura-lah tempat yang saya diami. Manokwari, Wamena, Nabire, Timika dan
sebagainya rasanya jauh dari jangkauan. Andai ingin berkunjung ke daerah tersebut
harus ditempuh dengan pesawat kecil sejenis Twin Oter, itupun sangat berbahaya
karena seringnya cuaca buruk melanda.
Papua dari kejauhan (dokpri) |
Belum lagi harga tiket yang melambung dan jenis pesawat yang
kurang memadai ketika saya ingin mudik ke Jawa. Membuat saya memutuskan untuk
berdiam diri di Jayapura, bahkan beberapa kali menghabiskan lebaran di Papua.
Atau ketika suami sudah pindah ke Bali. Awal menetap di
Bali, rasanya menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika kami harus mudik ke
Blitar menggunakan transportasi darat. Saat itu kami naik motor bertiga dari
Bali ke Blitar. Seru sekaligus butuh waktu yang cukup lama untuk sampai tujuan.
Bahkan, ketika masih sampai di
penyeberangan, saya harus berebut membeli tiket masuk pelabuhan. Setelah itu
masih harus berebut kembali demi bisa masuk kapal. Duh, ingin rasanya kembali
ke rumah Denpasar dan membatalkan
perjalanan yang melelahkan itu.
ngantri di pelabuhan Gilimanuk (dokpri) |
Pernah juga memanfaatkan transportasi udara. Kala itu rute
penerbangan Bali – Malang belum tersedia. Saya masih memanfaatkan rute
penerbangan Bali – Surabaya. Sudah kebayang andai pesawat itu sampai Surabaya
jam tujuh malam, itu artinya dini hari baru sampai Blitar, itupun kalau saya
mendapatkan travel tujuan Blitar. Sungguh menjadi pengalaman yang tak
terlupakan kala itu.
Kini, Capaian 5 Tahun Kementerian Perhubungan Periode
Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla Tahun 2014 – 2019 telah memperlihatkan
hasilnya. Terbukti program Indonesia Sentris yang dicanangkan pemerintahan Joko
Widodo – Jusuf Kalla telah membuka akses keterisolasian serta dapat
meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Adapun program Indonesia Sentris yang dimaksud adalah
memberikan dukungan aksesibilitas terhadap daerah 3TP (Terluar, Terdepan,
Tertinggal dan Perbatasan), diantaranya melalui penyediaan prasarana yaitu 18
rute tol laut dengan tujuan menekan disparitas harga di Indonesia Timur, 891
trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara); dan
pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan
dan terisolir. (sumber: Biro Komunikasi
dan Informasi Publik)
Bukan hanya di daerah terpencil, pada kenyataannya sarana
dan prasarana transportasi yang tersedia secara umum kini makin terawat dan
memadai. Ditambah dengan makin mudahnya akses masyarakat untuk memanfaatkan
berbagai transportasi, pastinya pemandangan seperti antrian panjang membeli
tiket kini jarang terlihat. Contoh nyata terlihat dari pemesanan tiket kereta
api. Kalau dulu sering kita lihat antrian panjang didepan loket pembelian
tiket, kini tiket tersebut bisa dipesan secara online.
Dengan pelayanan online semacam ini memudahkan calon
penumpang mengetahui ketersediaan tempat duduk, sehingga jumlah penumpang dalam
kereta pun tidak berjubel seperti dulu. Bahkan, saat ini hampir tidak ditemui
penumpang yang membeli tiket kereta api tanpa tempat duduk. Semuanya duduk di
kursi sesuai nomor yang tertera di tiketnya, sehingga penumpang pun terlihat
tertib. Bukan hanya itu, didalam kereta api pun sudah tidak ada pedagang
asongan. Yang ada pramugari cantik yang menjual dagangannya.
Demikian halnya pelayanan di penyeberangan. Kalau dulu untuk
membeli tiket penyeberangan dari Gilimanuk ke Ketapang saya harus berebut
tiket, kini prosedurnya sudah rapi. Ada loket pembelian tiket yang dibuat
seperti loket jalan tol, bahkan saat antri naik kapal pun sudah diatur
sedemikian rupa sehingga tidak saling rebut masuk kapal.
Angkutan udara pun makin bertambah. Terbukti semakin banyak bandar
udara yang dibangun, seperti Malang, Banyuwangi dan sebagainya. Saat harus
memanfaatkan transportasi udara, kini saya memilih rute Bali – Malang yang
lebih dekat sampai ke Blitar ketimbang rute Bali – Surabaya, dengan jarak
tempuh yang hampir sama, kurang lebih satu jam.
Bahkan, ketika harus menggunakan jalur darat untuk menempuh
rute Bali – Blitar, saya pun tidak perlu khawatir akan lama di jalan, karena
sudah dibangunnya jalan tol sepanjang Probolinggo hingga Malang. Pembangunan
jalan tol ini tentunya mengurangi kemacetan di jalan raya, dan membuat jarak
tempuh menuju kampung halaman menjadi makin dekat. Selain tol Probolinggo, ada
juga jalan tol yang menghubungkan Kertosono sampai ke Bandara Juanda. Inilah
jalan alternatif agar sampai bandara tepat waktu.
saat di kereta api (dokpri) |
Selain prasarana yang memadai, moda transportasi pun kini
mulai bertambah dan terawat dengan baik. Seperti penambahan gerbong kereta api,
penambahan kapal penyeberangan yang lebih besar dan nyaman, penambahan rute
penerbangan atau bahkan penambahan angkutan umum, seperti bus patas berAC dan
sebagainya.
Bukan hanya pembangunan tol darat, dalam kurun lima tahun
terakhir ini sudah ada 18 rute tol laut, dengan harapan daerah terluar
terdepan, tertinggal dan perbatasan mendapat akses, sehingga disparitas harga
dapat ditekan dan masyarakat di daerah tersebut bisa terpenuhi kebutuhan
pokoknya. Bahkan, Kementerian Perhubungan telah melaksanakan program Jembatan
Udara untuk meningkatkan konektifitas logistik dengan menyediakan tiga puluh sembilan
rute yang dilayani sampai ke daerah-daerah terpencil, dengan harapan agar
pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat merata hingga ke wilayah Indonesia bagian
timur.
jalan terjal berbatu (dokpri) |
Pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan
pemerintah dengan harapan untuk memberikan akses kepada daerah-daerah terpencil
sekaligus memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam meningkatkan perekonomian
daerah tersebut. Contoh konkritnya, pemerintah mendukung pengembangan kawasan wisata
sebuah daerah dengan cara memberikan akses transportasi dari dan menuju kawasan
wisata tersebut. Otomatis kawasan wisata ini akan ramai pengunjung. Dan
masyarakat sekitar tentunya akan berlomba-lomba menciptakan ekonomi kreatif,
seperti menjual hasil kerajinan tangan, menciptakan olahan home industri dan
lain sebagainya. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi masyarakat pun makin
meningkat.
Rumah Coklat di Bali |
Bali, sampai saat ini masih disebut surganya dunia, karena
semuanya ada di Bali. Kuliner khas, tempat wisata alami dan buatan, budaya yang
majemuk, adat istiadat atau bahkan kearifan lokal yang masih dipertahankan,
sudah pasti pulau yang mayoritas umatnya memeluk agama Hindu ini dari hari ke
hari makin dipadati oleh para wisatawan. Bahkan, sebagian wisatawan asing
menganggap bahwa di Indonesia itu hanya ada Bali, dan tidak ada pulau-pulau
lain yang lebih indah dari Bali.
Selain mencanangkan program Indonesia Sentris, ada beberapa
prioritas khusus yang sedang diupayakan Kementerian Perhubungan, salah satunya
adalah upaya menciptakan “lima Bali baru” dengan daerah tujuan: Toba,
Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado. Tentunya dengan harapan agar
wisatawan tidak hanya mengenal Bali saja sebagai bagian dari Indonesia, namun
masih ada Bali-Bali lain yang tak kalah menariknya untuk dikunjungi. Dan sejauh
ini upaya pemerintah dalam menyiapkan “lima Bali baru” dengan mengembangkan
sarana dan prasarana transportasi seperti bandara, tol, pelabuhan, jalan,
kereta api bahkan moda transportasi lain. Mari kita doakan semoga “lima Bali
baru” ini segera terealisasi, agar Indonesia makin dikenal dunia karena
keanekaragamannya.
Apa saja capaian Pemerintah Kabinet Kerja dalam kurun 5
tahun ini?
Khusus di bidang transportasi pencapaian ini sangat luar
biasa. Baik di sektor darat, laut, udara maupun kereta api, hampir semua sarana
dan prasarana yang tersedia sangat memadai.
- Sektor Perhubungan Darat. Pembangunan BRT (Bus Rapid Transit), pembangunan penyeberangan, pembangunan kapal dan rehabilitas terminal. Selain itu melakukan pengembangan transportasi perkotaan, seperti pengembangan angkutan massal, dimana angkutan ini kian hari makin diminati masyarakat. Sebagai contoh pembangunan MRT dan KRT di Jabodetabek nyatanya makin banyak peminatnya.
- Sektor Perhubungan Laut. Pembangunan pelabuhan Non Komersial sebanyak 118 lokasi dan pengembangan pelabuhan di berbagai wilayah, seperti pelabuhan Patimban, pelabuhan Kuala Tanjung dan proyek tol laut. Guna meningkatkan bidang logistic, Kementerian Perhubungan juga akan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub internasional, dengan harapan kedepannya perdagangan ke luar negeri dari Indonesia dapat ditangani oleh Pelabuhan Tanjung Priok.
- Sektor Perhubungan Udara. Pembangunan bandara baru di 15 lokasi dengan tujuan untuk meningkatkan konektifitas antar wilayah dan peningkatan “lima Bali baru” Indonesia.
- Sektor Perkeretaapian. Pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), Reaktiviasi jalur KA, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung dan kereta semi cepat Jakarta – Surabaya.
Keandalan Transportasi Untuk Dukung Ekonomi dan Pariwisata
Apa yang sudah dicapai oleh pemerintah dalam kurun waktu lima
tahun terakhir ini, khususnya dibidang transportasi, tentunya akan sangat
membantu pemerataan ekonomi dan menghapus kesenjangan sosial. Diharapkan
seluruh masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil,
tertinggal maupun perbatasan akan terpenuhi semua kebutuhannya.
Tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang andal,
sudah pasti akan mendukung sektor pariwisata dan pemerataan ekonomi daerah
tertentu. Sebagai contoh, baru saja ditemukan sebuah tempat wisata yang indah
untuk dikunjungi. Namun tempat ini sulit terjangkau. Tetapi berkat upaya
pemerintah dalam menciptakan moda transportasi menuju tempat ini, akhirnya
tempat ini makin dikenal masyarakat dan ramai pengunjung.
Sudah pasti masyarakat yang berada disekitar tempat wisata
ini tidak akan tinggal diam. Mereka akan berupaya menciptakan lapangan
pekerjaan, seperti menyulap rumahnya sebagai tempat parkir atau penginapan
murah. Mereka akan mencari cara menciptakan industri kreatif dengan harapan
dapat dijadikan buah tangan para pengunjung, baik itu kerajinan tangan,
oleh-oleh berupa camilan buatan sendiri dan sebagainya. Otomatis dengan cara
seperti ini tingkat perekonomian masyarakat sekitar pun makin meningkat.
Supaya lebih jelas saya contohkan Kampung Coklat, tempat
wisata yang makin ramai di Blitar. Kampung Coklat ini terletak di Kademangan,
kabupaten Blitar, jalan kearah gunung betet. Dulunya kawasan ini sepi, bahkan
jalannya belum rata seperti saat ini. Karena si owner ini pandai memanage
usahanya, kian hari tempat wisata ini makin ramai pengunjung, bahkan tersohor
sampai kemana-mana.
Bidang usaha Kampung Coklat ini adalah produksi coklat yang
dijadikan aneka olahan, mulai dari coklat batangan dengan berbagai varian rasa,
sampai ke camilan yang berbahan dasar coklat, seperti enting-enting, kripik
pisang, unthuk yuyu dan masih banyak lagi. Bahkan ada juga bubuk coklat yang
dijadikan minuman atau mie goreng yang bahannya berasal dari coklat.
Para karyawan yang bekerja di tempat wisata ini sebagian
besar adalah tetangga sekitar lokasi, baik yang bertugas sebagai penjaga loket,
penjual makanan, petugas kebersihan sampai dengan kasir dan penjaga stan di toko.
Bahkan, sebagian besar rumah disekitar lokasi juga kebagian rezeki. Halaman rumah
mereka dijadikan tempat parkir kendaraan pengunjung. Uniknya masyarakat sekitar
juga tak kehabisan akal, mereka berjualan di pinggir-pinggir jalan, seperti
berjualan mie gulung, asesoris maupun hiasan unik yang dibuat sendiri.
Melihat fenomena seperti ini, kita sudah bisa memastikan
bahwa keberadaan Kampung Coklat di kabupaten Blitar ini dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat, bahkan sektor pariwisata pun juga makin maju
karena dikenal masyarakat secara luas. Belum lagi ditambah akses jalan yang
makin mudah, penerangan yang cukup ditambah dukungan transportasi dari
pemerintah yang baik, pastinya membuat Blitar bukan hanya dikenal karena Makam
Bung Karno saja, namun ada Kampung Coklat, sebuah wisata edukasi yang mampu
mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten Blitar sekaligus meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar.
Dengan melihat contoh diatas, semoga daerah 3TP (Terluar, Terdepan,
Tertinggal dan Perbatasan) akan menjadi daerah yang terkenal akan daya tarik
pariwisatanya ditunjang oleh tingkat ekonomi masyarakatnya yang merata,
tentunya berkat keandalan dukungan transportasi dari pemerintah. Bila
transportasi unggul, sudah pasti Indonesia akan maju, tidak ada lagi masyarakat
yang hidup tertinggal atau bahkan tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Dan untuk mendapatkan informasi terkini atau update informasi seputar transportasi di Indonesia serta upaya pembangunan bidang transportasi , jangan lupa kunjungi website dan akun media sosial Kemenhub RI dibawah ini:
Semoga pembangunan bidang transportasi makin terus berkelanjutan demi mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang siap bersaing di era industri 4.0 ini.
Tulisan ini diikutsertakan dalam 2019 Blogger Writing Competition dengan tema Transportasi Unggul Indonesia Maju
Sumber tulisan:
1. Berdasarkan pengalaman penulis
2. Sumber data dari website Kemenhub RI dan Medsos Kemenhub RI
Sumber gambar, gift dan video:
1. Gambar pribadi
2. Gift dari koleksi gambar pribadi
3. Gambar di google
4. Gift dari kumpulan gambar di google
5. Gambar dari website Kemenhub RI
6. Video youtube Kemenhub RI
24 Komentar
Kalo dalam program kemenpar ada 10 bali baru. Semoga pembangunan infrastruktur benar2 tepat sasaran. Sayang kalo udah dibangun tahunya sepi pengguna
BalasHapusBaca ini jadi mengenang lagi masa-masa naik kereta api sama ayam...iya loh ada yang bawa ayam masuk ke kereta �� Alhamdulillah sekarang udah ga gitu ya...makin optimis sama 5 Bali Baru kalo didukung sama transportasi yang mumpuni.
BalasHapusAku dulu juga sempet ngerasain naik kereta satu gerbong sama pedagang asongan dan gak dapet duduk. Terus bajuku nyangkut di keranjang dagangan mereka hahaha
BalasHapusSekarang mah semua udah serba keren.
Tol juga ada dimana-mana.
Semoga pembangunan infrastruktur dan transportasi benar-benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah, sehingga bisa mempersingkat waktu tempuh dan membangkitkan perekonomian masyarakat.
BalasHapusMba Yuniiii, pengalaman hidup dikau sungguh warbiyasaaakk. Pernah stay di Papua juga ya ternyataaaa, keren buanget ih!
BalasHapusIya nih, bangga yaaaa, dgn terobosan pemerintahan kita di bidang transportasi. Ciamik banget!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Transportasi Indonesia sekarang sudah cukup cihuy sih, tentu dari sektor transportasi umum yang sedemikian rupa dibikin mudah, murah, dan praktis :D
BalasHapusbetul ya, inftraksturkturnya perlu dikembangkan sampai pelosok karena banyak wisata yg ada di pelosok juga indah2
BalasHapusWah ada kampung cokelat ya di Blitar. Tahun 2011 aku pernah ke makam Bung Karno, tapi tidak tau kalo ada kampung cokelat. Penasaran, pengin lihat berbagai olahan cokelat di Kampung Cokelat.
BalasHapusSekarang mah perkembangan transportasi dan infrastruktur makin kece badai ya kak. Ke mana mana jalan tinggal keretaan. Kalau aku tinggal di Jawa sana rasanya sudah melancong dari ujung ke ujung huhuuu
BalasHapusBangga banget deh sama kinerja pemerintah yang bener-bener serius menangani sektor transportasi ini ya mba... semoga ke depan Indonesia bisa sama kayak negara maju lainnya ya. Amin
BalasHapusSenangnya ya, kini transportasi di Indonesia sudah semakin maju. Sehingga semua sektor dalam masyarakat bisa terbantu
BalasHapusKita kayaknya berada dalam range usia yang sama ya mba, masih merasakan transportasi yang enggak asik gitu. Kalo sekarang, semua transportasi udah ramah untuk perempuan atau lansia. Tapi masih ada juga sih yang berdesakan gitu saat di dalam angkota. Semoga pembangunan transportasi di Indonesia makin maju
BalasHapusMbk, aku pernah ke blitar sekali, dan langsung jatuh cinta terutama sm keindahan alamnya blitar, sawah2nya terbentang hijau segerrrrr. Yup, transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan perekonomian, bahkan di daerah 3t sekalipun.
BalasHapusPentingnya transportasi dalam kemajuan jaman mbak, apalagi untuk berbagai destinasi wisata yang memang jadi incaran banyak wisatawan. Semoga lebih baik lagi ke depannya dengan berbagai program pemerintah khususnya perhubungan.
BalasHapusTransportasi sarana penting untuk mendukung pariwisata dan industri. Mudah mudahan transportasi umum makin baik pengelolaannya
BalasHapusMasya Allah, itu jalanan yg dilalui belum jadi ya Mba. kok aq serem ya ngebayanginnya. sy yg biasa di ujung sumatera aja, masih kekurangan jalannya, apalagi dengan saudara yg tinggal jauh di papua ya
BalasHapusSetuju banget, transportasi merupakan salah satu pendukung untuk pertumbuhan ekonomi daerah. 2 tahun pemerintahan sekarang semakin banyak pembangunan jalan dan penyedian transportasi umum untuk daerah ya, mbak. Semoga semakin merata setiap pembangunannya. Supaya pertumbuhan ekonomi setiap daerah semakin bagus dan meningkat.
BalasHapusSemakin hari pemvangunan transportasi yang menghubungkan pulau-pulau terluar di Indonesia sangat pesat sekali. Bagi kami yang tinggalndi daerah-daerah cross border sangat terasa perbedaannya antara dulu dengan 5 tahun sesudahnya.
BalasHapusTetasa banget ya mamfaat kemajuan transportasi ini, semoga transportasi kita lebih maju kedepan
BalasHapusApa jadinya ya kalo pariwisata Indonesia tidak didukung dengan moda transportasi yang mumpuni..seneng banget pembangunan pariwisata diimbangi dengan pembangunan sarana transportasi juga.. jadi bisa berjalan beriringan dan sukses bersama sama juga.. aamiin
BalasHapusmakin canggih ya mbaaa pembangunan kita dan memang sangaaat dibutuhkan untuk pembangunan yang lebih merata
BalasHapusMenurutku lho mba, beneran kerasa kok perkembagan sektor transportasi di era pemerintah yang sekarang. Armada-armada transportasi makin bagus. Kalau soal mahalnya tiket itu sih komponennya banyak ya, ga cuma dari sisi pemilik alat transportasinya aja. Yang jelas penumpang makin dimanja dengan fasilitas yang 'manusiawi'.
BalasHapusSetuju mbak yang namanya transportasi tu krusial sekali, buat pariwisata. Berharap tiket pesawat bisa lebih murah hehe. Juga jalan menuju lokasi wisata yg baru baru bisa lbh diperbaiki shg menarik wisatawan
BalasHapusharus diakui pembangunan di bidang transportasi paling terlihat capaiannya dibanding bidang yang lain. MUngkin karnea manfaatnya langsung terlihat oleh masyarakat ya.
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...