Hidup senyatanya adalah rangkaian kenangan yang indah untuk diurai.
Dan aku termasuk
penikmat uraian rangkaian kenangan itu. Jauh sebelum aku menikah enam belas
tahun silam, kenangan itu telah terbingkai indah di anganku. Ibu, beliaulah
yang memulai kisah itu. Bagaimanapun juga ibu adalah sosok inspiratif yang tak
pernah kulupakan hingga saat ini. Bahkan air mata ini seolah tak pernah surut
manakala aku belum bisa membahagiakan ibu.
Aku memang
bukan siapa-siapa. Pun juga ibuku. Beliau adalah seorang wanita tangguh yang
rela menikah dengan lelaki pilihan ibunya, hanya demi balas budi. Namun ibu tak
pernah marah. Bahkan, berusaha ikhlas menerima kenyataan. Sampai akhirnya
beliau mencintai lelaki itu dan menerima apa adanya. Dari pernikahan itu
lahirkan kami (aku dan adik). Namun diusia pernikahan ibu dan bapak yang baru
menginjak usia 14 tahun, bapak meninggal karena sakit. Beliau
meninggalkan kami semua. Dan sejak saat itu ibu resmi berjuang
membesarkan kami berdua.
Demi cinta
sejati, ibu rela menjadi single parent dan membiayai kuliah kami hingga lulus
sarjana. Sebuah perjuangan panjang yang
dilakukan ibu demi anak-anaknya. Aku masih ingat betapa bersemangatnya ibu
menjajakan kue tetangga di siang yang terik. Aku juga tahu dengan sepeda roda
duanya, ibu mengayuhnya dan membawa dagangan keliling kampung juga demi kami.
Bahkan, rumah peninggaan almarhum bapak dijadikan rumah kost bagi anak sekolah
yang kebetulan rumahnya jauh dari kota. Tak jarang ibu juga menerima pesanan
nasi kotak untuk hajatan tetangga, bahkan menyiapkan menu makan anak-anak yang
kost di rumah. Resmi ibu menjadi pekerja keras sepeninggal bapak. Semua itu
demi kami.
Ibu pula lah
yang terus menyemangati kami untuk melanjutkan kuliah hingga lulus sarjana.
Tentu dengan sebuah harapan, kelak kehidupan kami akan lebih baik dari
kehidupan ibu. Bahkan demi membantu biaya kuliah, akupun mencari pekerjaan
sampingan disaat jam kosong atau hari libur. Nyatanya dari hasil kerja
sampingan itu, aku bisa mendapatkan tambahan uang untuk menyambung hidup di tempat kost.
Harapan
memang tak selamanya berbuah manis. Ketika aku berharap akan mendapatkan
pekerjaan layak setelah lulus kuliah, ternyata tak semudah membalikkan telapak
tangan. Beberapa lowongan pekerjaan yang kumasuki tak berpihak padaku. Dan aku
bersyukur masih ada perusahaan yang bisa menerimaku sebagai karyawan. Walau
gajinya tak sesuai harapan, namun berkat gaji ini aku bisa membantu adikku
menamatkan kuliahnya.
Demikian
juga dengan kisah cintaku. Beberapa kali aku pernah menjalani hubungan rumit.
Sampai akhirnya aku benar-benar capek dan pasrah menerima kenyataan. Dan ibu
lah yang kembali menyodorkan lelaki pilihannya. Ya, enam belas tahun silam
lelaki itu datang bersama ibunya sambil memperkenalkan dirinya. Rasanya sangat
singkat, dari awal perkenalan, lalu kami bertunangan hingga akhirnya kami resmi
menjalin sebuah ikatan.
Ada yang
bilang kisah kami ibarat Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih. Walau sebenarnya
anggapan mereka salah. Kami menikah bukan karena paksaan. Kami menikah karena
ingin berbakti kepada orang tua. Alhamdulilah
enam belas tahun pernikahan kami sungguh penuh warna. Ada seorang anak yang
hingga kini menemani hari-hari kami. Walau kadang cobaan itu datang silih
berganti, tapi kami tetap menerimanya dengan ikhlas dan penuh syukur.
Menjalani
hidup menjadi istri tentara membuatku harus meninggalkan dunia pekerjaan yang
dulu sempat kuidamkan. Aku resmi menjadi ibu rumah tangga yang siap mendampingi
kemanapun suami ditugaskan. Masih terbayang saat pertama kali aku harus mengikuti
suami ke Jayapura – Papua. Aku harus berjuang keras demi bisa melanjutkan
kehidupan setelah menikah. Suami yang gajinya tinggal separo gara-gara dipotong
cicilan bank setiap bulannya. Dia terpaksa berhutang demi bisa menikah denganku
dan membawaku serta ke Papua.
Lalu
serangan malaria yang setiap bulan siap mengintai tubuh suamiku. Belum lagi
perjuanganku untuk mendapatkan keturunan kala itu. Semuanya membuat keuangan
keluargaku berantakan. Rasanya tak
mungkin kalau harus meminta bantuan kepada orang tua atau mertua. Dan bank-lah
yang akhirnya menjadi tujuan kami untuk menjalani ikhtiar ini.
Rupanya
bukan ini saja perjuangan kami. Beberapa kali suamiku pernah ditipu rekan
kerjanya. Dia meminjam uang untuk mendanai proyeknya. Namun ujung-ujungnya proyek
tersebut gagal dan dia lari meninggalkan hutang yang tak bisa dibayar. Demikian juga dengan ikhtiar mendapatkan
anak. Usaha berobat ke berbagai dokter kandungan, orang pintar sampai minum
jamu Jawa dulu pernah kujalani. Sampai akhirnya aku dinyatakan positif hamil
dan mempunyai anak laki-laki yang sehat.
Kini aku dan
keluargaku menetap di Bali. Masih sama seperti yang dulu, aku hanyalah ibu
rumah tangga yang siap mendukung tugas suami. Semenjak di Bali aktifitasku
makin padat. Selain sebagai pengurus Persit (Persatuan Istri Tentara), aku juga
aktif menjadi kader posyandu dan menjadi pengurus di Yayasan Kartika Jaya
Cabang VII Udayana. Kegiatan padat pun seolah tak terjadwal, dimana ada
undangan disitulah aku kerap menghadirinya.
Sementara aku
pribadi juga ingin berpenghasilan dengan caraku sendiri. Mulailah aku mengajari
beberapa anak yang merupakan teman anakku berbagai mata pelajaran yang
sekiranya sulit untuk dikerjakan. Dari situlah aku berpenghasilan. Namun, hal
ini tidak berlangsung lama karena kesibukanku di organisasi yang tak mengenal
waktu. Akhirnya aku mencoba peruntungan dengan menjadi blogger. Niat awal
sebenarnya hanya ingin belajar menulis sambil berbagi pengalaman. Namun entah
mengapa beberapa tawaran kerjasama menulis itu terus mengalir sampai sekarang.
Aku bersyukur
semenjak menekuni dunia blogging, penghasilan pun kuterima. Meski nominalnya
tak selalu sama setiap bulannya. Berkat penghasilan ngeblog ini pula aku bisa
menyisihkan sebagian untuk ibu. Dan suara ibu di telpon selulerku beberapa waktu
lalu sempat membuatku tak bisa berkata-kata.
“Maapkan ibumu ini yang tak tahu diri, yang belum bisa memberikan apa-apa, bisanya hanya meminta. Tolonglah adikmu, dia mau melahirkan secara Caesar. Biayanya mahal, sementara dia baru saja diberhentikan dari tempat kerjanya. Nanti uangmu pasti kuganti, tapi dicicil ya karena gaji ibu juga sudah kepotong angsuran bank!”
Tangisku sontak
pecah mendengar ucapan Ibu.
“Ibu maapkan anakmu ini, yang sampai saat ini belum mampu membahagiakanmu!” Batinku perih sambil menata hati menjawab kalimat Ibu di sambungan seluler.
Ya…ibu
memang sosok yang tak tergantikan. Dalam keadaan apapun beliau selalu berjuang
untuk anak-anaknya. Bahkan, gaji pensiun almarhum bapak juga dipotong demi
membantu temannya. Namun teman ibu
meninggal sebelum hutang itu lunas. Dan ibu lah yang harus menanggung hutang
itu hingga kini.
Dan aku…sampai
kapanpun akan bertekat membahagiakan ibu. Ditengah kesibukanku berorganisasi
aku terus berusaha mendapatkan penghasilan demi ibu, tanpa merepotkan suami. Meski
suami sangat mengerti kondisi keluargaku. Untuk itulah sebagai seorang istri
dan ibu yang aktif (Active Moms), aku
selalu mempercayakan pada produk Herbadrink, yang mampu membuat tubuhku selalu
bugar dan tidak gampang sakit meski aktifitasku padat.
Tentang Herbadrink
Herbadrink
merupakan ramuan herbal yang dibuat berdasarkan
resep tradisional Indonesia dan diproses dengan teknologi modern. Ada banyak varian rasa tersedia. Namun untuk
Active Moms, sebaiknya mengkonsumsi herbadrink kunyit asam, sari temulawak, beras kencur, sari jahe dan lidah buaya, agar tidak gampang sakit ditengah
aktifitasnya yang padat.
Herbadrink
Kunyit Asam
Merupakan ramuan
herbal yang terdiri dari campuran rimpang kunyit, asam Jawa, gula dan bahan
lain, yang khasiatnya untuk membantu melancarkan haid, membantu meredakan nyeri
haid dan membantu mengurangi bau badan.
Herbadrink
Sari Temulawak
Merupakan ramuan
herbal yang terdiri dari campuran rimpang segar temulawak, gula dan bahan lain,
yang berkhasiat membantu memelihara kesehatan hati dan membantu memperbaiki
nafsu makan.
Herbadrink Sari
Jahe
Merupakan
ramuan herbal yang diolah dari bahan alami dan bebas gula, terdiri dari
campuran rimpang jahe dan ekstrak jahe enkapsulasi. Dan berkhasiat
menghangatkan badan.
Herbadrink Beras
Kencur
Merupakan ramuan
herbal yang terdiri dari campuran ekstrak kencur, tepung beras, gula dan bahan
lain yang khasiatnya dapat membantu menyegarkan dan menghangatkan badan.
Herbadrink Lidah
Buaya
Merupakan ramuan
herbal yang terdiri dari campuran ekstrak lidah buaya yang setara dengan daun
lidah buaya, dan berkhasiat membantu memelihara kesehatan fungsi pencernaan dan
membantu melancarkan buang air besar.
Cara mengkonsumsi
herbadrink ini sangat mudah, cukup larutkan satu sachet herbadrink varian tertentu
kedalam +/- 150 ml air panas atau dingin. Sedang ramuan ini sangat mudah
didapatkan, karena sudah banyak dijual di supermarket. Bahkan dijual online di websitenya.
Tentang khasiat
minuman ini memang telah terbukti. Terus terang umur tidak bisa dibohongi,
ketika aku mengikuti rombongan ibu-ibu Persit melaksanakan kegiatan arung jeram
di Telaga Waja Rivers dan berkeliling Karangasem mengunjungi Tirta Gangga dan
Taman Ujung, serbuk ramuan herbadrink inilah yang setia menemaniku. Yang
kuminum selama perjalanan hingga setelah aktifitas berlalu. Tubuh kaku dan
pegel akibat ikut arung jeram, kondisi badan yang serasa mau drop, bisa teratasi
setelah pijit badan dan mengkonsumsi ramuan herbadrink.
Jadi sebagai
Active Mom’s jangan takut gampang sakit karena aktifitas yang padat. Minumlah selalu ramuan tradisional herbadrink
yang kaya akan khasiat, agar hari-harimu tetap menyenangkan. Bagiku sosok ibu adalah
perempuan terhebat pengurai kenangan yang kumiliki saat ini. Ibu adalah Active
Mom’s yang menginspirasiku. Lalu siapakah sosok inspirasimu, yuk berbagi
cerita!
22 Komentar
tulisan kisah Mbak Yuni sangat inspiratif... jadi teringat ibuku yang sudah wafat... dari tulisan ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan sesuatu, butuh perjuangan yang tidak mudah... semangatterus yaa mbak yuni.. happy blogging..
BalasHapusYa ibu adalah inspirasi hidup yang tak tergantikan. Terimakasih.
Hapuswalaupun dijodohkan tapi tanpa paksaan ya mbak, Insya Allah langgeng selalu mbak Yuni. Jaga kesehatan selalu untuk kita semua. Konsumsi herbadrink dengan bahan alami baik untuk tubuh ya
BalasHapusAamiin terimakasih mbak doanya.... semoga kita senantiasa dalam ridhoNya...aamiin
HapusMengharukan sekali kisah kalian. Semoga engkau dan ibumu bahagia di dunia dan akhirat karena rasa bakti kepada orangtua
BalasHapusSaya tersentuh banget bacanya, Mbak. Jadi inget mamah. Apalagi sekarang udah gak ada papah. Sehat selalu untuk semua. Herbadrink memang enak dan berkhasiat
BalasHapusPerjuangan ibu sungguh luar biasa ya. Langgeng selalu ya mbak Yuni & pak suami. Semoga selalu sehat dan bahagia bersama keluarga.
BalasHapusHerbadrink yg aku minum temulawak, kunyit asam dan sari jahe, yang lidah buaya belum pernah coba.
Ya Allah, sampe nangis bacanya, Mbak. Baarakallahu fikum Mbak Yuni dan ibunda, bertambah lagi dua perempuan tangguh yang saya kenal eh sok kenal yah hehehe
BalasHapusSehat selalu ya, kapan² mau coba Herbadrink juga ah,biar makin tangguh kayak Mbak Yuni.
Ku terharu membaca kisah ibunya mba, pengorbanan ibu memang tak sebanding dengan yang telah kita lakukan sebagai seorang anak, semoga apa yang mba cita2kan untuk ibu tercinta terwujud, aamiin..
BalasHapusMbaaa...haru rasanya membaca kisah mba ini. Dan salut pada mba Yuni yg punya aktivitas padat tapi masih aktif ngeblog . Salam hormat utk ibu..semoga mba sekeluarga dan juga ibunda ssehat selalu yaa...
BalasHapusAku terhari... MasyaAllah perjuangan ibu. Semoga beliau dan juga Mba Yuni sehat selalu ya ��
BalasHapusBtw aku kalau sudah mulai tumbang sukanya minum sari jahe, badan jadi lebih segar biasanya. Apalagi kalau pas perut kembung, cocok banget
Dalam beberapa hal, aku ingin meniru Ibuku, tapi ada hal lain yang aku ingin lebih. Ibu punya cara sendiri buat anak2nya selalu bahagia. Jadi Ibu aktif, semoga aku bisa juga nantinya
BalasHapusenak kayaknya minuman herba ini diminum di musim hujan yang sudah tiba saat ini
BalasHapusSalut dengan perjuangan ibunya, Mbak. Beliau benar-benar perempuan yang tangguh dan berhati mulia. Semoga beliau sehat selalu, ya, Mbak. Aamiin
BalasHapusInilah yang akan membuat hidup kita lebih bermakna sebagai istri tentara harus siap menjaga anak anak ketika suami sedang berdinas dan menjaga kesehatan keluarga dengan herbaldrink
BalasHapusKalau udah bahas orang tua bawaannya sedih terharu betapa besar pengorbanan beliau kepada anaknya. Sakit sama bundanya mbak.
BalasHapusMasyaAllah, perjuangan Ibunya.
BalasHapussemoga Mbak dan Ibu sehat selalu ya Mbak..
Herbadrink wajib juga nih diberi ke Ibu tuk stock biar tetap fit, saya juga suka apalagi rasa jahe itu :)
Sampai terharu baca perjalanan hidup ibu dan mbak. Semoga ke depannya senantiasa diberikan berkat sehingga bisa menjalani hidup dengan sukacita selalu. Btw, minum herbadrink bagus ya, sehat natural jadi baik utk kesehatan
BalasHapusLarut dengan kisah perjuangan ibunya yang benar-benar strong ya Mbak. Demi membesarkan anak-anaknya rela bekerja keras, aah bca tulisan Mbak ini saya langsung terkenang sama mama saya yang sampai saat ini pun saya belum bisa membahagiakan belaiau sepenuhnya
BalasHapusAduuuh bund, aku merembes mili baca tentang kisahnya...
BalasHapusSemoga bund Yuni dan suami tetap sakinah, mawaddah dan warahmah. Aamiin
Btw, sebagai pecinta jamu,
Aku jadi penasaran sama herbadrink, terutama yang rasanya lidah buaya,
Belum pernah coba yang aslinya juga,
Ah.. penasaran hihi
Wah saya sedih mbak, semangat ya. Ibu memang luar biasa, btw saya juga konsumsi Herbadrink Sari Jahe mbak.
BalasHapusSehat selalu buat ibunya Mbak
BalasHapusBersyukur karena mba dikaruniai ibu yang masih menerima kondisi anaknya sekarang. Banyak di luar sana yang menuntut anaknya PNS, nikah sama orang kaya dan lainnya
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...