Bali memang terkenal dengan eksotika tempat-tempat
wisatanya. Tak ayal banyak wisatawan tertarik ingin berlama-lama di pulau
Dewata ini sambil menikmati indahnya pemandangan alamnya. Bukan hanya wisatawan
mancanegara, banyak wisatawan domestik yang berlibur ke Bali. Bali seolah
menjadi surganya para wisatawan yang begitu memabukkan.
Saya merasa beruntung bisa tinggal di Bali. Tanpa
mengeluarkan biaya banyak, saya dapat mengunjungi tempat-tempat wisata di pulau
Dewata, kapanpun saya mau. Jalan ke tempat wisata adalah cara saya merefresh tubuh agar kembali segar. Siapapun dia, apakah
seorang pegawai, pelajar atau hanya ibu rumah tangga, rasanya sangat perlu
meluangkan waktu sejenak untuk bersenang-senang dengan keluarga sembari berwisata.
Pantai adalah salah satu tujuan wisata saya. Ada banyak alasan mengapa saya memilih pantai sebagai
tempat rekreasi keluarga? Pergi ke tempat ini membuat pikiran saya jadi segar
kembali. Semua beban yang saya rasakan, seolah hilang dan berganti dengan
kesegaran. Bahkan saya menikmati pemandangan ini seraya memuji kebesaran Tuhan.
Jauh sebelum pandemi, Bali teramat sangat ramai. Setiap hari jalanan selalu dipadati lalu lintas. Seperti di Kuta. Konon, disinilah surganya dunia. Banyak pusat perbelanjaan dibangun. Tempat kuliner yang menyajikan aneka hidangan juga bertebaran. Bahkan, wisatawan mancanegara seolah menikmati suasana di Kuta. Mereka datangi mall-mall atau resto-resto yang menyajikan menu kesukaannya. Tak jarang mereka ke pantai untuk menikmati pemandangannya sambil berenang atau main jetsky.
Kini, semenjak pandemi merebak, dan kasus corona masih terus bertambah, Kuta seperti kota mati. Tak ada lagi wisatawan mancanegara yang berkerumun atau ramai memadati pusat perbelanjaan, tempat kuliner, pantai atau bahkan jalanan disekitarnya. Hilir mudik kendaraan pun tak seramai dulu.
Namun, situasi ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bersepeda sambil menikmati suasana di tepi pantai. Bersepeda di sore hari menjadi sebuah kebiasaan semenjak pandemi ini. Bukan hanya sekedar jalan-jalan, namun olahraga ini diyakini dapat meningkatkan imunitas tubuh supaya terhindar dari virus yang berbahaya ini.
Jujur, semenjak tinggal di Bali, saya jarang mencari obyek wisata yang jauh dari jangkauan.
Selain dulunya Bali terkenal macet, cuaca panas, sampai di tujuanpun tak jadi senang.
Lebih baik saya memilih tempat yang dekat dengan rumah, dengan pemandangan yang
tak kalah menarik, dan puaspun saya dapatkan.
INDAHNYA PULAU SERANGAN
Ada sebuah pulau yang menarik untuk dikunjungi. Lokasinya
sangat dekat dengan tempat tinggal saya. Bila saya tempuh dengan motor, hanya
butuh waktu kurang dari 30 menit untuk sampai tujuan. Namanya Pulau Serangan. Pulau
ini termasuk pulau yang terpencil di wilayah pulau Bali. Ia terletak di sebelah
selatan Pantai Sanur, dengan luas arealnya kurang lebih 73 hektar dan dihuni
oleh penduduk lokal. Jika melalui jalan
darat hanya ada satu jembatan yang menghubungkan Bali dengan pulau ini. Namun
jika air laut dalam keadaan pasang, maka jembatanpun akan tenggelam dan tak
bisa dilalui.
Beberapa kali saya mengunjungi Pulau Serangan, namun hanya
sebatas melihat pantainya. Hari Minggu yang lalu, saya kembali mengunjungi
pulau ini, dengan harapan ingin menjelajahi seluruh isinya termasuk keindahan
pantai dan sarana yang ada didalamnya. Wow…ternyata sangat menakjubkan.
Berkunjung ke pulau ini bukan hanya bisa menikmati keindahan alamnya, namun
saya juga mendapatkan banyak ilmu.
sumber: wikipedia |
Memasuki Pulau Serangan, banyak tulisan yang menunjukkan
tempat-tempat tertentu. Pastinya ini sangat memudahkan para pengunjung. Bila
kita mengikuti jalan yang lurus, artinya menuju pantai Serangan yang sangat
luas. Disitulah tempatnya surfing. Banyak para turis/wisatawan mancanegara yang
bersurfing ria di tempat itu. Selain mendapat julukan Pulau Penyu, ternyata
Pulau Serangan juga dijuluki Surganya Surfing. Wow…tentunya sangat
mengasyikkan.
Jalanan di pulau Serangan dibelah oleh sungai-sungai kecil.
Namun jangan khawatir nyasar, karena setiap gang selalu ada tiang penunjuk
arah yang memberi petunjuk lengkap dengan jarak tempuhnya. Bila penasaran
dengan tempat penangkaran penyu, kita dapat bertanya kepada petugas penjaga
tiket. Jalan menuju tempat penangkaran penyu adalah sebelah kiri tempat
pembayaran tiket. Sebelum sampai tempat penangkaran penyu, ada banyak tempat
menarik yang dapat dilihat. Seperti tempat pacuan kuda (horse riding) atau
tempat berkumpulnya sapi-sapi piaraan warga setempat.
Ada sebuah pemandangan yang membuat saya berhenti dan
tertegun setelah melewati horse riding, yaitu deretan rumah kontainer yang
dicat putih dan tertata rapi. Mungkin itu sejenis “homestay” karena terlihat
sepi, nyaris tak ada penghuninya. Saya
bahkan terinspirasi ingin mempunyai rumah kontainer dengan susunan yang
sederhana tetapi nyaman untuk ditempati.
Setelah melewati rumah kontainer, saya menemukan petunjuk
arah menuju tempat penangkaran penyu. Tempat ini berdekatan dengan tempat
berkumpulnya para pramuka, semacam bumi perkemahan. Begitu memasuki tempat
penangkaran penyu, saya melihat begitu banyak pengunjung, terutama anak-anak
sekolah, karena di tempat inilah kita mendapatkan edukasi tentang proses
penangkaran penyu. Tak perlu membayar tiket masuk untuk melihat penyu
didalamnya. Cukup memasukkan uang ala kadarnya di kotak yang disediakan dan
mengisi buku tamu setelahnya.
Ternyata saya banyak mendapat pengetahuan di pusat
penangkaran penyu ini. Saya dapat melihat dengan nyata tempat penetasan telur
penyu, bahkan yang lebih menyenangkan lagi, saya bisa melihat tumbuh kembang
penyu, mulai dari yang baru menetas hingga yang paling besar.
Memang, kita tidak boleh sembarangan memegang penyu di
tempat ini. Namanya tempat konservasi, pastinya ada petugas yang menemani kita
sambil memberikan pengertian tentang budidaya penyu. Saya sempat bertanya,
mengapa ada penyu yang dipisahkan dari yang lain? Ternyata penyu itu sedang sakit,
ada tanda putih dibadannya, menandakan penyu itu terkena jamur dan harus
diobati. Bila penyu telah sembuh dari sakitnya, maka ia akan dicampur kembali
dengan temannya.
Saya juga diijinkan mengambil gambar bersama penyu. Namun
harus hati-hati dan tidak terlalu sering, agar penyu tidak takut dan stress.
Ketika saya memasuki sebuah tempat yang menarik, lebih tepatnya saya sebut
“museum penyu”, saya kembali takjub. Di tempat itu, banyak dipajang gambar,
seperti foto kegunaan penyu.
Ternyata penyu punya banyak manfaat. Memang penyu
tak bisa selamanya berada di penangkaran, ketika berumur 20 tahun, ia harus
dilepas ke laut. Selain itu daging penyu dapat dijadikan sate yang rasanya
nikmat. Cangkangnya dapat dijadikan kerajinan tangan, seperti gelang, kalung dan
sebagainya. Telurnya dapat juga dijadikan obat.
Setelah puas dengan konservasi penyu, saya menuju hamparan air
yang sangat luas. Wow…ternyata pantai Serangan sangat indah. Tak heran bila
para turis lebih suka ke tempat ini. Airnya yang jernih kebiruan dan pasirnya
yang berwarna coklat, memberikan daya tarik tersendiri bagi pantai ini. Sayang,
panasnya begitu menyengat. Saya hanya bisa memandanginya dari kejauhan sambil
berteduh. Memang sungguh menakjubkan. Dari jauh terlihat para wisatawan yang
sedang menggunakan fasilitas “water sport” seperti banana boat, flying fish,
jet sky atau kapal. Mereka terlihat sangat menikmati.
Udara yang sangat terik membuat saya harus segera
meninggalkan tempat itu. Saya
kembali menyusuri jalanan yang terbelah oleh sungai kecil. Di samping saya
masih terbentang hamparan air yang sangat luas, dengan kapal-kapal kecil yang
terapung. Bahkan ada sebuah kapal yang panjang dan sengaja sandar, dengan
deretan kursi yang berjajar. Lebih tepatnya kapal itu disebut café terapung.
Sementara di tepi jalan banyak berdiri bangunan kayu sebagai tempat istirahat.
Ada juga gazebo yang penuh dengan anak-anak.
Mungkin tempat itu disewakan bagi para keluarga yang ingin beristirahat
sambil menikmati pemandangan pantai Serangan.
Bukan hanya itu. Pulau Serangan yang begitu luas, ternyata
juga dilengkapi dengan tempat ibadah. Di pulau itu berdiri Pura Suci, yaitu
Pura Sakenan, tempat umat Hindu bersembahyang. Bahkan di pulau itu pula juga
didiami Muslim Bugis. Tak ketinggalan sebuah sekolah negeri, yaitu SMP Negeri
11 Denpasar, juga berdiri disana. Sekolah yang selama tiga tahun menjadi pilihan anak saya untuk menimba ilmu. Disinilah kenangan saat antar jemput anak yang rasanya sulit terlupakan.
Dan tak lengkap bila berkunjung ke pulau Serangan tanpa mengunjungi warung makannya. Banyak tempat kuliner tersedia, mulai dari resto
yang mahal hingga yang murah. Dulu, café atau resto banyak dikunjungi para turis,
sedang warung lokal, yang menyediakan masakan tradisional hasil laut, dipenuhi
oleh warga sekitar. Saya berulangkali mencoba menikmati sajian ikan bakar yang dijual di warung sekitar pulau Serangan.
Untuk memesan seekor ikan bakar, kita tidak harus menunggu lama, kurang lebih 15 menit penjual itu
membakar ikan dan membuatkan bumbunya. Setelah itu ikan bakar siap dimakan ditempat atau dibawa pulang. seekor ikan bakar dibanderol dengan harga rata-rata Rp. 20.000,-.
Selain terkenal dengan kuliner ikan bakarnya, kuliner lain yang tak kalah menariknya adalah sate gurita. Biasanya di sepanjang jalan menuju pulau Serangan banyak kita jumpai penjual sate gurita. Meski di deretan warung depan SMP Negeri 11 Denapasar atau bahkan di dermaga pantai Serangan juga kita jumpai penjual sate gurita ini.
Menariknya, seporsi sate gurita lengkap dengan ketupatnya dihargai cukup Rp. 20.000,- saja, isinya delapan tusuk sate gurita dan sebuah ketupat yang sudah dipotong-potong. Kalau tidak mau ketupat kita bisa menggantinya dengan sate gurita. Jadilah harga Rp. 20.000,- untuk membeli 10 tusuk sate gurita.
Ada yang berbeda dengan bumbu satenya. Kalau sate pada umumnya pakai bumbu kacang, namun sate gurita ini bumbunya cukup sambal, seperti sambal lalapan pada umumnya, karena rasa gurita sendiri sudah gurih. Dimakan tanpa sambal pun sudah terasa nikmatnya. Biasanya sebagai pelengkap makan sate gurita ini, saya memesan minuman es degan yang dibanderol dengan harga Rp. 5.000,- saja.
Wow….berwisata
di Pulau Serangan sungguh menyenangkan. Tak heran bila pulau ini menjadi salah
satu desa wisata di Pulau Bali. Kini, ketika pandemi masih betah berdiam diri di tanah air kita, pulau Serangan menjadi tujuan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal setiap sore. Ada yang ingin main air, ada pula yang ingin kulineran, bahkan ada juga yang memancing, atau bersepeda keliling pulau Serangan.
Oh ya sebelum memilih tujuan wisata yang tepat, ada baiknya simak beberapa tips berikut:
- Sempatkan berekreasi bersama keluarga, paling tidak seminggu sekali atau sebulan sekali, agar tubuh makin segar, hubungan dengan keluargapun makin harmonis.
- Pilihlah obyek wisata yang dekat dari rumah. Kalau Anda penduduk asli, tentu sudah tahu obyek wisata yang dapat dikunjungi. Namun jika Anda pendatang, dapat bertanya kepada teman atau tetangga. Tentunya obyek wisata yang dekat dengan rumah, tidak hanya satu tempat, kunjungilah secara bergantian.
- Memilih obyek wisata terdekat dengan alasan hemat biaya, tenaga dan waktu.
- Bawalah bekal dari rumah selama perjalanan, sekaligus untuk berjaga-jaga bila makanan atau minuman yang dijual di tempat wisata mahal harganya.
- Bawalah kamera untuk mengambil gambar, pelindung seperti topi, payung, tisyu, handuk atau baju ganti bila anak-anak ingin berenang atau main air.
- Jangan asal masuk ke resto atau warung makanan sebelum tahu harganya. Tanyalah kepada teman atau tetangga yang sudah pernah mengunjungi tempat yang akan Anda kunjungi, kira-kira dimanakah penjual makanan yang murah dan enak? Agar Anda tak menyesal setelah membeli.
- Bila Anda telah berada di dalam obyek wisata, jangan malu bertanya hal-hal yang sekiranya perlu Anda ketahui, karena hal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Seperti saat saya mengunjungi konservasi penyu, tentunya banyak edukasi yang saya dapatkan dari ini.
32 Komentar
mbak Yuni, baru tau ada wisata Serangan ^_^ udah bolak balik Bali padahal ya hahahaa
BalasHapusbener mbak Tanti, saya jadi terpesona dan takjub lihat pemandangan pulau Serangan....
HapusTips nya boleh juga nih mba. Hiehieiehe. Kalau sudah membahas BALI tidak akan ada habis habisnya. Saya sudah 10 kali bertandang ke BALI periode 2005-2010. Namun belum pernah satu kali pun mengunjungi wilayah pulau terpencil di Bali. Mungkin luput atau kurang dikenal sama sayahnya. Heiiehiehiehe.
BalasHapushehehe sama mas, saya juga bolak balik mengunjungi pantai Serangan, namun hanya sebatas pantainya, belum sampai ke penangkaran penyu. Demi menjawab rasa penasaran, akhirnya saya kelilingi pulau Serangan, dan saya dapatkan hasilnya hehehe
HapusBaru tau nih mbak Pulau Serangan. Seru juga ni kontesnya,jadi banyak tau pantai2 indah di Indonesia. Mampir jg ke tulisanku ya mbak ;)
BalasHapusdeket banget dengan tempat tinggal saya mbak, gak nyampe 30 menit hehehe......pokoknya seru banget ikutan kontes ini, kita jadi kaya ilmu dan pengetahuan....sip mbak
HapusBali memang surganya wisatawan...begitu banyak destinasi wisata yang ada di bali....selamat berlomba ya...semoga menjadi yang terbaik...https://www.facebook.com/pages/LIANG-TEH-CAP-PANDA/111417062230706
BalasHapusamin terima kasih pak
HapusHwa... pengen ke konservasi penyu nya...
BalasHapushayuuuk kesana ....seru pokoknya
HapusAku juga pengin ke sana, Mbak. Tapi apa benar udara di Bali sangat panas? Bahkan bisa membuat warna kulit menjadi cokelat.
BalasHapustergantung hihihi....kalau kulit saya memang gampang gosong, jadi kena panas sedikit langsung deh hitam hehehe.....ayukk ke Bali
Hapuswah keren bisa liat dan pegang penyuuu mantap nie mbak ^-^
BalasHapusiya boleh tapi sebentar, soalnya penyunya untuk konservasi takutnya kalau pegang kelamaan ntar malah stress....
Hapustinggal di kontainer gimana rasanya, ya? :)
BalasHapusAsik jalan-jalannya, Mak
itu dia mak, saya juga penasaran, tapi kalau dimodifikasi dan dikasih AC, nyaman kali ya hehehe
HapusPantai serangan ini yg deket nusa dua kan nyaa ?? Liang teh Cap panda enak banget kalo diminum dingin dan dalam kondisi matahari terik banget hahaha SEGERRRRR
BalasHapusdekat Sanur bukan Nusa Dua. Wow, seger banget bisa ngilangin panas dalam
HapusJossss Gandos Artikel
BalasHapussesama peserta mampir ke http://mlgcoffee.com/2014/08/10/malang-destinasi-pantai-eksotis-yang-perawan/
Sungguh luar biasa menakjubkan
BalasHapusSaya sangat kagum sekali dan tertarik ingin berkunjung kesana
Wah soal rumah kontainer saya juga pengen
Ah Bali ini salah satu destinasi yg blm aku kunjungin nih Mba. Pas rencana mau ke sana eh pandemi. Terpaksa tunggu hingga pandemi berakhir deh
BalasHapusBelum pernah ke Bali dan keindahan alam Bali. Pengen deh kesana dan bisa jadi salah satu destinasi wisata nih ke Pulau Serangan
BalasHapusBali memang surganya pantai-pantai indah yaa, Mba. Semoga suatu hari nanti saya bisa menginjakkan kaki ke sini, amiiin
BalasHapusBali emang surganya pantai2 yang indah ya mbak :) semoga kapan2 say abisa melihat sendiri indahnya Bali ya mbak, amin
BalasHapusWaktu ke bali saya kayanya belum sempat singgah di pulau sarangan, semoga kapan2 bisa kesana lagi dan berwisata di sarangan
BalasHapusPengen banget bisa liburan lagi ke Bali. Senangnya sekarang tempat wisata di Bali sudah mulai buka lagi. Semoga setiap pengunjung bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik ya, mbak.
BalasHapusBtw, seger banget ya mbak bisa bersepeda santai sambil menikmati keindahan pantai :)
Bali itu memang surganya pemandangan yang indah ya. Sekitar dua tahun yang lalu, anak saya juga main ke tempat penangkaran penyunya. Katanya asik bisa lihat penyu dari dekat.
BalasHapusSaya malah penasaran dengan sate guritanya. Apakah rasanya seperti cumi, Mbak?
Terima kasih infonya mba..aku malah baru dengar nama Pulau Serangan di Bali ini. Dan aku penasaran dg Sate Gurita nya. Bagaimana rasanya mba?
BalasHapusdalam sebulan ini saya sempat ke Bali 2 kali mba... saat menginap di Kuta sedih bangeeet deh liat Kuta sepiii banget mba. Semoga bisa segera pulih dunia dan Bali pun bangkit! Belum pernah mampir ke Pantai Serangan nih mba... semoga bisa sempat nanti
BalasHapusWaaaa ngiriii deh Mba Yuni tiap hari bisa mantaii. Hihihi. Aku udah lamaaa gak ke Bali euy. Kangennn bener dah. Semoga kesampean bisa ke situ lg ya. Pengen ke pantai pantai cantiknya ituuu
BalasHapusWah aku belum pernah ke sini nih MBK Yun. Catet ah, next kalau ada kesempatan pergi ke Denpasar bisa deh agendakan jalan jalan ke sini.
BalasHapuskeren euy ada pacuan kuda, jadi pengen berlibur :D
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...