Bali tak seramai dulu. Lalu lintas yang biasanya padat, kini agak lengang. Terhitung semenjak pandemi merajai dunia, Bali pun terkena dampaknya. Berbagai sektor kehidupan terkena imbasnya. PHK besar-besaran dimana-mana. Banyak toko, pusat perbelanjaan, hotel bahkan tempat kuliner tutup. Seolah pandemi ini melumpuhkan masyarakat di sektor perekonomian.
Bisa tinggal di Bali dan memakai baju adat madya adalah sebuah kebanggaan |
Bali terkenal dengan karya seninya yang mendunia. Sebagian masyarakat Bali adalah seniman. Dari kreatifitasnya inilah tercipta berbagai kerajinan yang diminati banyak orang. Ada kerajinan topeng, lukis, kain endek dan sebagainya. Dari berbagai jenis kerajinan inilah masyarakat Bali bisa memberi warna bagi perekonomian daerah.
Namun pandemi ini telah membebani masyarakat, terutama dalam hal perekonomian. Hal ini tampak nyata pada usaha kecil (UMKM) berbasis seni, budaya, pariwisata dan lingkungan yang dirintis masyarakat Bali. Keprihatinan terhadap situasi bangsa inilah yang akhirnya melahiran "We Love With Love" yang bernaung di bawah Yayasan Aku Cinta Dengan Cinta pada tanggal 12 November 2020.
We Love With Love didirikan oleh Novi Rolastuti yang begitu cintanya pada keragaman kesenian dan kebudayaan yang ada di tanah air kita, Indonesia. Ia prihatin melihat banyak seniman dan pelaku usaha kecil kesulitan diterpa ketidakpastian kapan pandemi berakhir. Dari sinilah akhirnya Novi mulai bergerak menggalang dana untuk mereka yang paling terdampak dari segi ekonomi.
Bali adalah pulau pertama yang menjadi awal pergerakan Yayasan We Love With Love. Mengutip dari data BPS, perekonomian Bali tumbuh minus 12.28% dan berdampak bagi perekonomian masyarakat Bali, termasuk seniman dan para pengrajin UMKM yang mengakibatkan terhambatnya potensi mereka. Keprihatinan ini akhirnya mendorong Tim Yayasan We Love With Love menjelajahi Bali untuk bertemu dengan para pengrajin dan seniman. Tim We Love With Love mencari tahu kesulitan yang mereka temui selama pandemi. Ternyata rendahnya permintaan produk kerajinan, ketidaksiapan menjual secara online, dan sepinya panggung seni menjadi keluhan mereka.
Hingga saat ini tim We Love With Love telah bersilaturahmi kepada 12 pengrajin dan seniman. Mereka menyaksikan secara langsung bagaimana para pengrajin dan seniman itu terus berjuang dan pantang menyerah dengan kondisi yang ada, serta melakukan berbagai macam terobosan untuk tetap bertahan. Sungguh sangat memprihatinkan. Namun disinilah terlihat nyata kesadaran untuk mencintai alam semesta, menyayangi lingkungan serta sesama makin tumbuh di kalangan mereka. Pandemi ini mengajarkan mereka banyak hal, terutama untuk kembali mencintai alam dan sesama.
We Love With Love berupaya membantu menyebarkan informasi yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat luas mengenai kondisi para seniman dan pengrajin di Bali melalui digital aset yang telah dibangun. Semua dokumentasi video kunjungan dan wawancara Tim We Love With Love pada pengrajin dan seniman di Bali bisa telah ditayangkan di channel YouTube @WeLoveWithLove.
Yayasan We Love With Love juga mengetuk pintu hati siapa saja, sebagai saudara dan sesama untuk membantu pengrajin dan seniman di Bali dalam bentuk apapun, dengan cara berdonasi melalui situs We Love With Love atau bisa langsung berbelanja produk lokal Bali. Dana yang masuk akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan dan mendukung pergerakan We Love With Love untuk terus menebarkan kebaikan dan berbagi kepada sesama yang membutuhkan di seluruh Indonesia.
Novi Rolastuti, Founder We Love With Love saat diwawancarai oleh Titin Prapmika (host acara launching) |
Atas dasar inisiatif inilah, We Love With Love mengajak seniman Bali untuk membuat sebuah pentas tari yang menggambarkan perjalanan hidup ditengah pandemi saat ini, dapat diartikan merupakan suatu perenungan dan penyembuhan dari kondisi terpuruk. Pentas tari ini akan menjadi prosesi Acara Launching Yayasan We Love With Love secara virtual live streaming melalui channel YouTube We Love With Love langsung dari Bali pada hari Sabtu, 16 Januari 2021, jam 12.00 WITA. Dimana acara launching ini akan berlangsung selama satu jam dengan menampilkan Tarian yang diberi judul Lampah Nini.
SEKILAS TENTANG MAKNA TARIAN LAMPAH NINI
Tarian ini untuk pertama kalinya merupakan kolaborasi menarik dari seorang Maestro Tari Tradisional Bali Ni Ketut Arini yang berusia 77 tahun dan seorang Koreografer Kontemporer Muda I Komang Adi Pranata, dengan jalan cerita yang menggambarkan sebuah Perjalanan dan Refleksi Hidup Manusia terutama di masa pandemi.
Rangkaian gerakan tari ini merupakan wujud introspeksi diri, kisah tentang perenungan manusia sebagai pejalan hidup, dimana hidup adalah sebuah perjalanan. Kita lahir dan tumbuh sebagai pejalan takdir dalam liku hidup yang tak tentu dan tak tertebak. Kita lahir, tumbuh dan berkembang, seperti benih yang dihempaskan angin di atas tanah. Benih-benih itu mulai mengenal dan berkawan dengan sekitarnya.
Anak-anak belajar mengucapkan salam, jujur dalam berucap, dan berani dalam bertindak. Pada saat bersamaan mereka bermain seperti lebah-lebah kecil yang sibuk mengitari bunga-bunga. Sang Ibu selalu menemaninya, memenuhi keingintahuanya tentang dunia dan keajaibannya. Mewariskan nilai-nilai kehidupan.
Tak lama kemudian waktu membawa kita pada kedewasaan yang penuh gairah. Ibu tak selalu ada untuknya. Dalam diri kita, tumbuh semacam kuncup keberanian yang belum matang benar.
Sudah cukupkah bekal untuk perjalanan panjang ini? Mengapa kita begitu resah untuk masa depan namun dikekang masa lalu?
Mari kita berjalan pada kesadaran. Napas melakukan perjalanannya, darah melakukan tugasnya untuk mengairi diri kita. Sadar bahwa perjalanan kita kadang tak mulus, kadang berliku dan berkerikil. Sadar bahwa kita kadang perlu diam daripada berlari dengan kencang. Sadar bahwa kita bisa tersesat –dan itu bukanlah masalah. Sebab, kita hanyalah manusia.
Dalam kebimbangan itu, apakah kita bisa kembali? Mampukah kita memaafkan diri yang terlanjur bersalah? Yang kita butuhkan hanyalah hening, untuk mengembangkan kesadaran. Biarkan kita kembali pada masa kanak kita yang penuh canda. Biarkan kita kembali pada Ibu dan cinta kasihnya.
Sungguh dalam makna dari tarian Lampah Nini ini, rasanya ingin menangis mengenang perjalanan hidup yang tak selalu sama. Namun dibalik kesedihan pasti ada kebahagiaan. Kita tidak boleh terus bersedih. Bangkit dan berusaha adalah cara terbaik ditengah pandemi ini.
Oh ya, menurut informasi yang beredar, tersiar khabar bahwa setelah acara launching, di hari yang berbeda akan digelar lelang produk kerajinan, lukisan, kaos dan masih banyak lagi yang hasilnya akan didonasikan kepada para pengrajin dan seniman di Bali yang terdampak pandemi. Bahkan Yayasan We Love With Love akan memberikan giveaway bagi 100 donatur pertama berupa kaos yang didesain khusus dengan lukisan Maestro I Dewa Putu Sena dari Ubud Bali.
Bp. I Dewa Putu Sena |
Yuk bersama-sama berkontribusi untuk tanah air tercinta ini. Mari bergabung menjadi sahabat We Love With Love dengan berdonasi, berbelanja dan menyebarkan informasi ini.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
We Love With Love
WA : 081236407730
19 Komentar
Setiap tarian daerah kita punya filosofi yang dalem ya sebenernya. Kita (eh aku, maksudku) aja yang nggak paham >.< Semoga kita semua bisa bertahan dan bangkit dari kesulitan ekonomi gara-gara pandemi ini.
BalasHapusSaya selalu kagum dengan perempuan yang menginspirasi dengan bergerak dalam kegiatan sosial. We love with love perlu sekali kita sosialisasikan supaya makin banyak orang berkontribusi membantu sesama.
BalasHapusMaknanya dalam ya tarian laku lampah nini ini, jadi merenung soal hidup ini, iya betul kita tak pernah tahu kedepan akan bagaimana, menikmati hidup dengan penuh rasa syukur atas setiap prosesnya akan membuat hati lebih lapang, kita pasti bisa melewati pandemi ini, amin
BalasHapusSemoga dengan adanya yayasan we love with love ini para seniman dan pengrajin di Bali bisa bertahan dan bangkit lagi di masa pandemi ini. Permulaan yang cukup bagus baru 2 bulanan berdiri sudah 12 seniman dan pengrajin yang terbantu. Semoga next makin banyak yang bisa dibantu yayasan ini.
BalasHapusYayasan We Love With Love bisa jadi penggerak sekaligus mengajak kita juga untuk bisa saling mendukung para seniman agar terus berkarya di masa seperti ini
BalasHapuskeren sekali apa yg dilakukan oleh Yayasan We Love With Love ini ya mbak
BalasHapusbisa melestarikan budaya sekalian mendukung para seniman
Gagasan dan Ide dari Yayasan We Love With Love ini bagus banget. Ya, pandemi entah kapan berakhir. Dan generasi penerus kita juga sekarang minim sekali yang melestarikan kesenian dan budayanya. Bali memang cocok sebagai tempat pertama yang disinggahi oleh We Love With Love. Semoga dengan hadirnya yayasan tersebut, bisa mendukung dan mendorong kesenian agar terus maju walau sedang diterpa pandemi.
BalasHapusApa yang dilakukan oleh We Love With Love semoga menjadi sarana berbagi dari yang mampu berbagi kepada para seniman yang membutuhkan. Keren idenya mbak Novi Rolastuti (btw ini anak kedua belas atau lahir di tanggal dua belas, ya? Hihi kepo sama namanya, Jawa banget :)).
BalasHapusLuar biasa kontribusi dari we love with love ini ya. Kepedulian memang barang langka, namun bukan berarti tidak ada. Semoga makin banyak yang kontribusi demi kemajuan bersama yaaa.
BalasHapusJujur saya sangat suka seni, keberagaman seni di Indonesia semuanya saya suka termasuk Bali, senang sekali mendengar kabar bahagia ada yayasan yang bersedia menaungi para pengrajin seni di Bali, semoga pandemi segera berakhir ya mbak jadi kita bisa melihat keindahan Indonesia dari seni kembali :D
BalasHapusBagus sekali visi dan misi Yayasan Wè Love With Love. Semoga nantinya karya seniman di Bali bisa laku keras melalui situsnya.
BalasHapusBersyukur sekali di masa-masa sulit begini ada yang peduli dengan UMKM. Inisiatif seperti ini harus disupport.
BalasHapusAkhir tahun sebetulnya sudah merencanakan untuk liburan di Bali. Tiket pesawat sudah di tangan, ternyata kondisi pandemi tidak juga membaik. Dari banyak foto dan vide yang teman sharing, kondisi Bali memang menjadi sangat sepi dari wisatawan. Tentu keadaan ini sangat mempengaruhi teman-teman kita khususnya UKM di Bali. Aktivitas seperti We Love With Love ini positif sekali ya. Kita bantu sesama kita dengan cara apapun yang kita bisa, termasuk melalui acara seperti yang diselenggarakan oleh yayasan ini.
BalasHapusKagum dengan apa yang dilakukan oleh We Love With Love. Sangat peduli terhadap dampak pandemi yang dirasakan oleh banyak seniman di Bali. Memang semenjak pandemi, semua terkena imbasnya. Paling berdampak memang wisata dan kerajinannya. Semoga segera bangkit bali..
BalasHapusBali oh Bali...
BalasHapusWalau katanya take seramai dulu, tapi tetep aja, Bali selalu jadi destinasi impian yang velum tercapai sampai sekarang ��
Aku udah 10 tahun nggak ke Bali. Dulu sama teman perempuan melancong sambil pelesiran cari spot menarik dan eksplore. Jadi mauuuu ajak keluarga ke sana
BalasHapusDuh rindu Bali. Pandemi tentu sangat berdampak bagi umkm khususnya di Bali yang mengandalkan sektor pariwisata. semoga dengan adanya we love with love ini masyarakat Bali bisa terbantu.
BalasHapusBali memang berpotensi sekali untuk dikembangkan. Seni budayanya, kerajinan tangannya juga mampu bersaing hingga kancah internasional. Semoga dengan adanya We Love With Love ini UMKM Bali bisa kembali bangkit ya.
BalasHapusSungguh menginspirasi sekali kegiatan dari komunitas we love with love ini. Semoga lancar dan sukses selalu ya
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...