Siapa sih yang tidak kenal Indonesia? Bahkan negara-negara di dunia pun mengenalnya sebagai negara yang kaya raya. Terutama kaya akan budaya, hasil alam atau keberagaman lainnya. Justru kekayaan yang dimiliki Indonesia inilah menjadikan negara kita tak luput dari incaran negara-negara lain.
Sudah sejak dulu,
negara-negara Eropa ingin menguasai Indonesia karena hasil alamnya. Katakanlah
rempah-rempah. Keberadaan rempah-rempah sampai tersohor hingga ke berbagai
negara. Namun berkat kegigihan dan perjuangan para pendahulu kita,
rempah-rempah ini kembali ke tangan kita sampai sekarang.
Bukan hanya rempah-rempah,
bahkan kesenian, lagu nasional atau pulau yang menjadi bagian Indonesia pernah
diperebutkan negara lain. Mereka ingin mengakui apa yang ada di Indonesia sebagai miliknya. Lagi-lagi sebagai
bagian dari Indonesia, kita dituntut harus berjuang untuk mempertahankan milik
negara.
Kini, perjuangan itu masih
terus berlanjut. Bukan hanya rongrongan dari luar, dari dalam pun masih banyak
gejolak yang harus dituntaskan. Dan ini bukan hanya menjadi tugas negara, namun
semua pihak wajib bergandengan tangan, bahu membahu untuk mempertahankan
Indonesia sebagai negara yang aman, nyaman, gemah ripah loh jinawi.
Atas dasar inilah MPR RI
sebagai wadah aspirasi rakyat ingin mengajak kita semua khususnya generasi milenial
untuk mempertahankan keberagaman yang ada di Indonesia. Sebagai motor penggerak
4 (empat) pilar MPR RI, lembaga ini mengajak semua aspek masyarakat untuk bahu
membahu mewujudkan cita-cita bangsa.
Pastinya kita tidak ingin
kan, 4 pilar MPR RI ini hanya berupa simbol dan dianggap teori belaka?
Harapannya pasti diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Kalau keempat pilar
ini mencakup semua aspek kehidupan, bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata?
Terlebih dimasa pandemi,
imbasnya sangat dirasakan dalam semua sektor. Ekonomi carut marut, banyak
perusahaan gulung tikar, toko-toko tutup, hotel dan tempat wisata terpaksa
dihentikan operasionalnya, Banyak karyawan di PHK, sekolah dialihkan dari tatap muka menjadi online.
Sedihnya tidak semua anak bisa menguasai materi yang disampaikan secara online.
Bahkan yang lebih
memprihatinkan tidak semua golongan masyarakat hafal sila-sila Pancasila. Lalu
bagaimana mereka bisa mengimplementasikan sila-sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari?
Melalui acara Netizen
Academy yang digelar di The Anvaya Beach Resort Bali, pada tanggal 30 Oktober
2021, MPR mengajak para pegiat media sosial di Bali, khususnya golongan
generasi milenial untuk menyatukan pendapat sebagai sahabat kebangsaan.
Mengambil tema “UNITY IN
DIVERSITY FOR A BETTER INDONESIA, Bijak
Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa”, dengan harapan MPR
sebagai rumah kebangsaan bisa menjadi wadah bagi sahabat kebangsaan untuk
menunjukkan action-nya.
Perjuangan ini memang masih
terus berlanjut. Namun bukan lagi berjuang dengan cara memegang bambu runcing
atau senjata. Perjuangan saat ini adalah memerangi berita hoax yang lebih
dahsyat. Media sosial yang harusnya menjadi media informasi yang benar, yang
menunjukkan berbagai contoh baik, seperti kreatifitas, rasa saling toleransi,
cinta tanah air, nyatanya masih dikhianati oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Nah, melalui diskusi dengan
nuansa berbeda ini, para peserta yang terdiri dari blogger berbagai niche
(lifestyle, otomotif, beauty, food & culinary), youtuber, vlogger, bahkan
relawan TIK dibentuk dalam empat kelompok yang mewakili tim 4 pilar, yaitu tim
Pancasila, tim UUD NRI 1945, tim NKRI dan tim Bhinneka Tunggal Ika. Diharapkan
masing-masing tim bisa memberikan masukan mengenai hal-hal yang sudah dibahas
dalam media sosial MPR RI sebagai rumah kebangsaan.
Dengan nara sumber Ibu Siti Fauziah,
S.E., M.M. (Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Sekretariat
Jenderal MPR RI) dan Bapak Budi Muliawan, S.H., M.H. (Kepala Bagian Pemberitaan
dan Hubungan Antar Lembaga MPR RI) serta dibantu oleh Kakak Nurliya Apriyana,
S.E., M.M. (Dosen Vokasi UI dan Pegiat Literasi Media Sosial), nyatanya acara
ini bisa dibilang lain daripada yang lain. Tidak terkesan garing, seperti
diskusi pada umumnya. Pemateri menyampaikan materinya, lalu ada beberapa yang tanya.
Namun, acara kali ini
sungguh meriah. Hampir semua peserta menyampaikan pendapatnya seputar media
sosial yang berhubungan dengan rumah kebangsaan ini. Padahal sejujurnya kami
tidak mengenal semua peserta. Bahkan, karena keterbatasan untuk bertatap muka
karena pandemic, jadilah kami berdiskusi melalui WhatsApp grup.
Tidak banyak yang kami
persiapkan sebelumnya. Hanya gambaran acara saja, karena sejujurnya ada rasa
takut bila performance atau penampilan kami kurang bagus dibandingkan
daerah-daerah lain yang sudah dikunjungi oleh tim MPR RI. Tapi bersyukurlah
meski ada beberapa yang baru kami kenal saat acara, kami bisa kompak memberikan
yang terbaik untuk tim MPR RI.
Dimulai dengan pembacaan
susunan acara oleh Gung Sofia, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang
dipandu oleh Yuni Handono, lalu pembacaan doa oleh Bli Agung dan dilanjutkan
pembacaan Pancasila oleh Bli Lius. Untuk perwakilan netizen Bali yang
memberikan sambutan adalah Bli Manik.
Kami memang sengaja
menghadirkan nuansa Bali. Dimulai dari pembacaan doa, kami ambil doa khusus
agama Hindu untuk menunjukkan bahwa kegiatan ini memang dilaksanakan di Bali.
Sedang saat berlangsungnya acara kami kenakan masker dari kain endek khas Bali.
Bagi yang cowok memakai tutup kepala khas Bali alias udeng, sedang bagi yang
cewek beberapa memakai kamen.
Nah, inilah ke-bhinnekaan
yang kami tampilkan. Kami tinggal di Bali, meski tidak semuanya asli Bali,
notabene ada yang muslim dan berkerudung, ada yang nasrani, namun umat Hindu
Bali tetap menganggap kami sebagai sahabat. Bahkan kami tidak pernah merasa
canggung untuk bercengkerama, bertukar informasi bahkan saling menjunjung
tinggi rasa toleransi.
Semoga kami, para netizen
MPR Bali 2021, yang merupakan kumpulan konten kreator dari berbagai niche
(blogger, vlogger, youtuber) bisa saling support untuk mendukung bijak bermedia
sosial demi menuju Indonesia berkarakter. Melalui konten-konten yang kami
ciptakan semoga bisa memerangi berita-berita hoaks yang selama ini sangat
meresahkan masyarakat.
Oh ya ada pelajaran yang
bisa kami sebar untuk Anda semua mengenai 4 pilar ini. Mohon dipahami dan
dijadikan pedoman. Kemarin kami sempat menyebut 4 pilar kebangsaan, nyatanya kalimat ini kurang benar, karena telah
diubah sesuai dengan amandemen. Yang benar adalah 4 pilar MPR RI.
Dan yang termasuk 4 pilar
MPR RI ini, kita harus benar menyebutnya ya. Untuk generasi milenial jangan
masa bodoh ya. Untuk ibu-ibu yang memiliki putra putri masih sekolah hayoook
ajarkan kebenaran, jadi yang termasuk “4 pilar MPR RI” itu adalah:
1. Pancasila
2. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945)
3. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
4. Bhinneka Tunggal Ika
Nah, ibarat tak kenal maka
tak sayang, yuk mulai berkenalan dengan MPR RI sebagai rumah kebangsaan. Kepoin
ya akun media sosialnya baik di facebook, twitter maupun instagram. Karena di
media sosial itu akan disajikan bagaimana MPR bersentuhan dengan masyarakat,
sehingga Anda pun akan tahu apa sebenarnya yang tengah terjadi di negara kita
dan bagaimana pemecahannya.
Satu lagi nih, yuk mulai
download BUDI alias Buku Digital MPR RI di PlayStore. Saatnya era digital, ayok mulai
selangkah lebih maju. Jangan bilang tidak ada dana untuk membeli buku. Saat ini
banyak majalah, buku dan sebagainya yang disajikan cukup dengan satu klik. Contohnya
di Buku Digital MPR RI ini. Kita bisa mengenal lembaga negara ini lebih dekat
dan mempelajari semua hal yang mencakup 4 pilar MPR RI.
Yuk buktikan bahwa kita
adalah Indonesia, dan kita juga Bhinneka Tunggal Ika. Mari wujudkan Indonesia
lebih baik dengan cara bijak bermedia sosial demi mewujudkan karakter bangsa.
0 Komentar
Silahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...