Buah matoa? Adakah yang sudah tahu dengan buah ini? Atau malah
mempunyai pohonnya dan sudah sering merasakan? Untuk saat ini buah yang satu
ini makin terkenal dan makin berkembang di berbagai pulau. Justru buah ini
sudah agak langka di pulau asalnya sendiri.
buah matoa kelapa yang legit |
Saya mengenal matoa ketika menetap di Papua beberapa tahun
yang lalu. Ya, matoa adalah buah asli Papua. Sepengetahuan saya buah ini
mempunyai dua jenis yang rasanya pun sedikit berbeda. Kalau dari segi pohonnya
akan sangat sulit membedakan jenis matoa. Namun dari buahnya, matoa akan
dikenali dari warna kulitnya dan daging buahnya.
Matoa bapeda mempunyai kulit buah berwarna hijau dengan
daging yang tidak mengelupas bila digigit. Berbeda dengan matoa kelapa yang
kulitnya berwarna hijau kemerahan, dan dagingnya mengelupas serta sangat legit
bila digigit. Inilah yang membedakan kedua jenis matoa ini. Dari segi harganya
pun matoa kelapa jauh lebih mahal ketimbang matoa bapeda.
Di pulau asalnya, Papua, matoa kelapa harga perkilonya
sangat mahal, bahkan dua kali lipat dibanding matoa bapeda. Namun bagi orang
yang sudah mengenal buah matoa, maka matoa kelapalah yang diburu, meski
harganya terbilang mahal.
Tahun 2007, saya mencoba membeli sekilo buah matoa di Papua.
Lalu buah itu saya kirim ke Jawa. Dengan harapan agar ibu dan saudara-saudara
saya turut merasakan buah asli Papua. Ternyata ibu saya berinisiatif
mengumpulkan bijinya dan menanamnya di pekarangan rumah.
Tak disangka, biji-biji matoa yang ditanam ibu dalam gelas
plastik semuanya tumbuh subur. Ibu hanya mengambil dua buah dan memindahkannya
di pekarangan rumah. Selebihnya dibagi-bagikannya ke tetangga dan kerabat. Mungkin
tanah di sekitar rumah saya sangat subur, hingga pohon matoa itu tumbuh tinggi
dan subur. Sementara tanaman yang dibagikan ke tetangga dan kerabat, hampir
semuanya mati.
Di tahun 2013, untuk pertama kalinya pohon matoa yang
ditanam ibu berbuah. Buahnya pun lebih besar dari buah aslinya. Kalau dihitung
dari tahun pertama pembibitan, berarti ada jarak 6 – 7 tahun pohon matoa itu
berbuah. Sayang, di Jawa khususnya, masyarakat belum dapat membedakan mana
matoa bapeda dan mana matoa kelapa, sehingga bila ada penjual buah menjual buah
seperti ini mereka akan menjualnya sangat murah. Bisa jadi perkilonya hanya dua
puluh ribu untuk semua jenis matoa. Padahal matoa kelapa bisa mencapai ratusan
ribu perkilonya bila dijual di pulau asalnya. Sementara matoa bapeda harga
perkilonya hanya setengahnya matoa kelapa.
Kebetulan ibu tidak pernah menjual buah matoanya. Beliau hanya
membagi-bagikannya ke tetangga dan kerabat, agar semuanya bisa merasakan
legitnya buah matoa. Perlu diketahui, pohon matoa berbuah setahun sekali antara
bulan Oktober – Nopember. Sekalinya berbuah, ia akan menghasilkan buah yang
banyak sekali. Setelah itu tidak ada buah susulan yang masak setelah buah
pertama dipetik.
Bagi yang belum tahu buah matoa dan rasanya, Anda bisa
membayangkan rasa buah rambutan binjai atau kelengkeng. Ya....rasa buah matoa
mirip rasa kedua buah itu, hanya saja lebih keset dan legit tidak ada asamnya
sedikitpun. Mungkin bagi yang belum pernah melihat bentuk buah matoa, mereka
akan mengira kalau buah itu adalah buah makanan ular, sehingga dibiarkan begitu
saja. Karena pengalaman teman-teman saya, banyak yang mengira pohon matoa itu
mirip benalu dan makanannya ular, sehingga dibiarkan begitu saja, bahkan ada
yang menebangnya.
Jadi, bagi yang penasaran ingin merasakan buah matoa, saat
ini banyak supermarket yang menjual buah matoa saat musimnya tiba. Kalau ingin
menanamnya, caranya pun gampang. Cukup tanam bijinya dengan media polibag atau
gelas plastik bekas dengan diisi tanah subur. Perawatannya pun gampang, cukup
siram setiap hari. Bila biji sudah tumbuh menjadi tanaman kecil, biarkan agar
tinggi kira-kira 15 – 20 cm, setelah itu pindahkan di tanah atau pekarangan
yang tanahnya subur. Asal jangan terlambat menyirami, maka pohon matoa itu akan
terus tumbuh. Tanpa pemupukan, pohon ini bisa tumbuh dengan sendirinya.
Seperti saya uraikan diatas, jarak 1 tahun pohon ini sudah
terlihat tinggi. Namun untuk berbuah butuh waktu 6 – 7 tahun. Jadi diperlukan
kesabaran untuk memanen buah matoa di pohon sendiri. Yang sangat menyenangkan,
buah ini tidak pernah terlambat berbuah. Ketika tahun pertama pohon matoa sudah
menghasilkan buah yang banyak, maka tahun-tahun berikutnya, pohon ini akan
terus berbuah. Dan kalau sudah tahu rasanya buah matoa, lidahpun serasa
ketagihan ingin terus merasakannya. Masih penasaran? Yuk berburu matoa!!!
16 Komentar
Wah...di jogja jarang nemu matoa mbak....entah klo di penjual bibit2 buah....tapi klo buahnya masih susah. Mgkin di hipermarket ada....
BalasHapusDi Blitar sudah banyak yang nanam mbak, cuma mereka tidak tahu jenis matoa apa yang ditanam. Kebanyakan mereka menanam matoa bapeda. Kalau pas musim dipasar pun banyak pedagang matoa...
HapusBiasanya kalau musim matoa itu tiap bulan apa yah? :D
BalasHapusItu sudah saya sebutkan diatas mak, antara bulan Oktober - Nopember...gak baca ya hehehe
HapusAku pernah makan ini dan aku akuin emang enak bangeeet!
BalasHapusuwaaa mau,kalau lebaran pasti sering dipetikin matoa saa bulekku,punya kebun sendiri di belakang rumah^^
BalasHapusSekarang aku lagi nunggu panen matoa ( kira2 akhir bulan ini ), matoa punyaku Alhamdulillah berbuahnya estafet. belum di panen sudah berbunga. saat buah pertamakali dan kedua memang 1 th sekali, kmdian tahun berikutnya estafet. bln januari kemrin baru panen,sekrg nunggu panen dan sudah ada ranting yg berbunga.
BalasHapussip..sip mbak aku sekarang punya bayangan rasanya buah matoa. Seperti kelengkeng ternyata ya asam
BalasHapusDi Tempatku ada nggak ya buah seperti ini? jadi penasaran... hehehe :D
BalasHapus*SaHaTaGo (Salam Hangat Tanpa Gosong) pojok Bumi Kayong, Ketapang-Kalimantan Barat
Waa baru tau ya sayah nih
BalasHapusAku punya teman yang tinggal di papua... tapi kok menurutnya matoa itu rasanya tawar....?
BalasHapusMatoa, hmmmm uwenak mak nyus...
BalasHapusKalo nggak salah, panen sekitar bulan September atau Oktober ya Mbak. Di dekat rumah mertua saya ada, kalau berbuah banyak banget, sekomplek kebagian. Matoa yg warnanya kemerahan. Kalau di tempat tinggal kami di Pangkalan Kerinci, juga banyak. Bahkan sepertinya tumbuh liar aja, di tepi jalan lintas timur yg membelah pelalawan, riau. Jenisnya jg kemerahan. Kalau berbuah banyaknya luar biasa.
buah matoa itu enak. Cuma saya jarang banget nemu buahnya di sini
BalasHapusOoh rasanya mirip rambutan dan kelengkeng, pasti enak ya. Aku baru tau buah matoa ini :)
BalasHapusMeski srg denger n liat tp sy blm pernah liat aslinya mak. Ternyata rasanya manis yaa. Jd penasaran euy
BalasHapusAku suka buah matoa, tapi tidak tau mana yg matoa kelapa dan yang lainnya. Rasa buahnya enak, manis dan ada rasa duren2nya kalo menurut saya
BalasHapusSilahkan berkomentar yang sopan dan tidak saru, berkomentarlah menggunakan nama yang jelas, jangan nyepam atau meninggalkan konten dan link jualan, jadilah blogger yang sportif demi membangun hubungan baik. Terima kasih sudah mengunjungi blog ini...